Keutamaan Hijab bagi wanita Muslimah

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat ”.QS. Al-A’raf:26. f. Hijab menunjukkan keimanan: Dalam ayat-ayat di atas Allah menghimbau kepada wanita beriman untuk memakai hijab yang menutupi tubuhnya. Ketika seorang wanita yang benar imannya mendengar ayat ini maka tentu akan melaksanakan perintah Tuhannya dengan senang hati. g. Hijab adalah rasa malu : Wanita yang mengumbar auratnya tidak disangsikan lagi bahwa tidak ada rasa malu darinya, ia mengumbar auratnya dimana-mana tanpa ada perasaan risih, ia menampilkan perhiasannya yang tidak selaknya dibuka, ia memamerkan barang berharganya yang pantas hanya layak untuk ia berikan kepada suaminya, ia membuka sesuatu yang Allah perintahkan untuk menutupnya. h. Hijab adalah ghirah rasa cemburu : Para wanita jagalah aurat kalian supaya kalian menjadi wanita-wanita terhormat. 21 Keutamaan hijab bagi wanita muslimah telah dipaparkan dari penjelasan di atas. Banyak sekali yang diperoleh wanita dalam menggunakan hijab salah satunya terhindar dari hal-hal keburukan seperti godaan-godaan. Hijab menurut kebanyakan orang dipandang sangat mulia apalagi pemakainya. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana 21 Artikel ini diakses dari www.kreasi-jilbab.com201212keutamaan -hijab-bagi-wanita- muslimah, pada tanggal 20 Maret 2014, pukul 14:55 WIB. hijab yang benar, tidak hanya memakai hijab untuk kebutuhan trend fashion tetapi untuk menutupi aurat secara benar menurut agama. Menutup aurat disini yakni dari cara memakai kerudung harus benar yaitu memakai kerudung sampai menutupi bawah dada. Jilbab atau baju longgar harus menutupi sampai mata kaki. 36 BAB III GAMBARAN UMUM BUKU DAN BIOGRAFI FELIX Y. SIAUW

A. Resensi Buku Yuk, Berhijab

Yuk, Berhijab merupakan sebuah buku dakwah yang mengajak untuk berhijab berdasarkan aturan Islam. Buku ini, diawali dengan menceritakan pandangan Islam tentang wanita, bagaimana memakai hijab yang benar menurut agama. Hijab syar’i atau pakaian muslimah yang disyari’atkan yaitu menutup seluruh tubuh, tidak berbentuk pakaian hias atau mengandung perhiasan seperti gambar-gambar, accessories dan tulisan-tulisan, tebal tidak tembus pandang sehingga tidak menampakkan apa yang ada di balik pakaian tersebut, lebar dan longgar tidak ketat sehingga tidak menampakkan bagian-bagian anggota tubuh. 1 Di dalam buku ini Felix Siauw juga memaparkan terlebih dahulu bagaimana dunia memandang wanita, Pandangan Islam tentang wanita, Wanita dan aurat, Tabarruj.

1. Dunia memandang wanita

Dalam bab pertama ini menceritakan nasib wanita ditinjau dari segi peradabannya. Pada zaman Yunani Kuno membolehkan wanita 1 http:umystha.abatasa.co.idpostdetail16076kenapa-harus-berhijab diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 pada pukul 19.00. diperjualbelikan layaknya budak, tidak memiliki hak sipil dan Yunani Kuno, posisi wanita tidak jauh dari sekedar pemuas nafsu lelaki saja. Dikisahkan dalam buku-buku dan mitologi-mitologi Yunani, dapat kita baca bahwa sering kali dewa-dewa berselingkuh dan memiliki anak di luar nikah. Dewa-dewa gemar berbuat hal-hal yang tidak pantas dilakukan, hingga lahirlah demigod, manusia setengah dewa, seperti Hercules, Perseus, Theseus, atau Gilgamesh. Pada zaman romawi, filosofi hidup yang mendasari peradaban Romawi tidak jauh dari filosofi Yunani. Hanya lebih sadis, lebih tertata, dan lebih ekspansif. Wanita hanya objek seksual untuk dinikmati bukan dikasihi. Coba tengok hasil-hasil karya seni Yunani-Romawi Kuno, jelaslah bagi mereka wanita hanya untuk dieksploitasi. Bahkan dalam pandangan Romawi, seorang lelaki tidak bersalah jika membunuh istri dan anaknya. Pada tahun 550 M, Kaisar Justinian sampai mengeluarkan aturan pelarangan membunuh istri dan anak. Solusinya, karena tidak bisa dibunuh, ya akhirnya dijual saja di pasar sebagai budak. 2 Zaman di India, tradisi Hindu mengenal sati. Sati adalah sebuah proses membakar diri bagi janda yang ditinggal mati suaminya. Sedangkan di peradaban Cina kuno, wanita-wanita sama saja penempatannya sebagai warga kelas dua. Belajar dan menjadi cendekiawan hanya hak lelaki. Demikian nasib wanita ditinjau dari segi peradaban. 2 Felix Y.Siauw, Yuk,berhijab Bandung: Mizania, 2013, h. 15.