Latar Belakang Masalah Analisis Wacana Hijab Dalam Buku “Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw
laki juga bukan rival perempuan, tetapi laki-laki adalah bagian dari perempuan dan begitu pula sebaliknya. Laki-laki menjadi pelengkap bagi
perempuan dan demikian pula sebaliknya.
2
Segala bentuk kezaliman telah dihapuskan dari mereka, dan Islam mengembalikan kedudukannya, dan menjadikan mereka sebagai mitra lelaki
yang berkedudukan sejajar dalam urusan pahala, siksa dan semua hak, kecuali perkara yang memang dikhususkan untuk wanita. Sehingga pada
dasarnya, baik itu di dalam Al- Qur’an ataupun Sunnah, masalah khithab
ajakan atau seruan dialamatkan kepada laki-laki dan wanita secara sama, mulai dari martabat manusia sampai pada tanggung jawabnya dalam pidana.
Sebagaimana firman Allah Swt:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam
surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun ”
Mengkaji masalah hijab tidak akan pernah lepas dari pembicaraan masalah perempuan dan kedudukannya. Kajian tentang kedudukan
perempuan dalam Islam termasuk dalam bidang yang sensitif. Oleh karena itu, persoalan masyarakat terhadap perempuan dari masa ke masa tidak akan
lepas dari tiga macam pola pikir masyarakat. Tiga macam pola pikiran itu, masyarakat yang menghinakan kaum perempuan sebagaimana yang terjadi
2
Yusuf Al-Qardhawi, Islam Dan Sekulerisme Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, cet ke- 1, h. 48.
pada masa jahiliyah, masyarakat yang selalu memanjakan kaum perempuan seperti pada zaman kolonial Belanda, yaitu para perempuan itu dipenuhi
kebutuhannya, tetapi tidak mendapatkan hak apapun, dan masyarakat yang menghendaki emansipasi yakni masyarakat mengharapkan adanya
persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan. Menjaga kehormatan dan harga diri manusia khususnya kehormatan
wanita adalah suatu asas yang telah diterima dalam agama Islam serta dalam seluruh aturan-aturan dan hukum-hukumnya. Masalah hijab merupakan
salah satu dari perkara tersebuta. Al- Qur’an telah menjelaskan berbagai
topik hijab dalam berbagai bentuk, gambaran, dan ibarat yang berbeda-beda. Sebagaimana firman Allah Swt:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap
wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Oleh karena itu, hijab dipandang sebagai suatu kewajiban dalam agama Islam dan apabila seseorang mengingkarinya maka dia telah
mengingkari satu hukum yang telah diwajibkan dalam agama dan mengingkari kewajiban agama berarti terjerumus di dalam kekafiran.
3
Berdasarkan tim redaksi buletinmitsal dalam sit usnya, menyatakan bahwa kebanyakan kaum Muslim, walau agama mereka Islam, memang
awam dengan penampakan penutup aurat yang syar’i, yang benar menurut
pandangan dalil-dalil Islam. Karena itu, sedikit sekali yang memperhatikan masalah menutup aurat ini. Adapun yang sudah mengetahui, rupanya belum
sempurna dalam memahami dalil, merancukan antara jilbab dan kerudung, bahkan menyamakan keduanya. Masalah hijab disini harus diperhatikan
karena tidak hanya dengan cara pemakaian tetapi niat yang benar-benar untuk berhijab.
Ada juga yang sulit membedakan antara yang mana trend fashion dan yang menutup aurat. Akhirnya, terjebak pula dalam memamerkan
3
http:www.Buletinmitsal.wordpress.com, diakses pada tanggal 21 April, jam 11.30 WIB.
penutup aurat, padahal esensi dari menutup aurat justru melindungi keindahan, sampai waktu dan tempat yang tepat.
4
Buku Yuk, Berhijab merupakan salah satu karya Felix Y. Siauw yang diterbitkan Mizan Pustaka Tahun 2013. Buku Yuk, Berhijab ini
membahas bagaimana Islam memuliakan wanita dari aturan berpakaian. Bagaimana Islam memuliakan wanita dengan menutup aurat seperti
menggunakan hijab, serta bagaimana wanita dihormati dengan hijab. Seperti hal yang diharapkan dari buku Yuk, Berhijab dapat menggunakan hijab yang
sesuai dengan syariat agama, yaitu menggunakan kerudung sampai menutupi dada, memakai baju yang tidak ketat atau longgar agar tidak
menampakkan lekuk tubuh. Buku Yuk, Berhijab ini dikemas dengan bahasa yang tidak monoton
karena terdapat visualisasi gambar di dalamnya. Seperti di dalam isi buku hijab ini terdapat contoh gambar kerudung dan jilbab diperjelas, halaman
buku ini 139. Sehingga apa yang dituliskan dalam buku Yuk, berhijab ini akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan membuat pembaca betah
berlama-lama membaca buku ini. Tidak hanya visualisasi gambar di dalam buku ini, ustadz Felix adalah seorang muallaf keturunan etnis tionghoa yang
sangat tertarik dengan agama Islam. Hal yang menarik disini karena tidak semua keturunan cina ingin memeluk agama Islam. Menurut pembaca buku
ini, tidak hanya visualisasi gambarnya tetapi buku hijab ini dikemas
4
Felix Y. Siauw Dan Emeralda Noor Achni, Yuk, Berhijab Bandung: PT MizanPustaka, 2013, cet ke-5, h. 7
semenarik mungkin sehingga tidak membosankan untuk dibaca.
5
Kalimat dalam buku tersebut ringan untuk dipahami namun maknanya jelas dan
mendalam. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mencoba melakukan
penelitian terhadap sebuah buku yang sekaligus penulis jadikan sebagai judul skripsi. Dalam skripsi ini penulis mengangkat sebuah j
udul “Analisis Wacana Hijab dalam Buku
“Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw”.