Pandangan Pengarang terhadap Hijab dalam Buku Yuk, Berhijab

mempresentasikan kepercayaan atau prasangka dan pengetahuannya sebagai strategi pembentukan teks peristiwa yang spesifik yang tercerminkan lewat berita. Untuk mempermudah peneliti dalam meneliti kognisi sosial, peneliti menggunakan beberapa metode yang sudah dipaparkan oleh Teun Van Djik, yaitu menggunakan model atau skema, memori dan strategi. Berdasarkan hasil wawancara dan pengembangan konsep serta pemahaman peneliti terhadap objek yang diteliti, maka tersusunlah analisis wacana Teun Van Djik mengenai kognisi sosial sebagai berikut: Felix Y. Siauw adalah seorang mualaf yang dilahirkan di Palembang. Dibesarkan dalam keluarga beragama kristen, beliau masuk Islam karena pencariannya dengan membuktikan kebenaran Al- Qur’an yang merupakan satu-satunya kitab yang hanya bisa dibuktikan melalui akal fikiran. Hambatan dan rintangan pun tidak jarang ditemuin oleh Felix terutama dari keluarganya sendiri dan masyarakat sekitarnya yang menanggapi dengan emosi maupun secara debat. Sehingga membuat Felix untuk terus mempelajari Islam, menyampaikan ketengah-tengah masyarakat dan mengajak masyarakat untuk berdakwah. a. Model 1 Skema Person Dimulai dengan pengalaman ustadz Felix saat berdakwah, kemudian melihat ada satu hal yang menjadi cara mainstreem bagi orang barat untuk merusak kaum-kaum muslimin dengan pergolakan pemikiran atau perang gozul fikri. Sehingga terjadinya perang pemikiran ini tujuan daripada orang-orang kafir atau orang- orang barat yang tidak suka Islam untuk menghancurkan Islam adalah membelokkan pemikiran-pemikiran Islam, mereka tidak ada masalah ketika masih muslim tetapi dia belokkan pemikiran- pemikiran ke arah sesuatu yang bukan Islam. Sehingga yang terjadi adalah diluarnya itu muslim tetapi isinya bukan Islam, dan itulah tujuan yang mereka inginkan. Sehingga bagaimana cara termudah untuk menyelewengkan pemikiran-pemikiran ini, cara termudah adalah menyelewengkan makna yang bersumber dari Al- Qur’an. Maka mereka membicarakan tentang konsep wanita yang ideal menurut mereka itu sendiri tetapi bukan menurut Islam. Bagaimana konsep yang ideal dimunculkanlah miss world dan miss universe serta dimunculkanlah yang penting hatinya saja dan dimunculkanlah tidak ada masalah tidak berhijab yang penting hatinya baik. Muncul konsep seperti yang dijelaskan ini sehingga masyarakat menganggap lumrah atau wajar ketika seseorang wanita tidak memakai kerudung. Seorang wanita lumrah ketika tidak menaati perintah Allah. Cara-cara pemikiran seperti itu yang seharusnya diubah. Sehingga berdasarkan memerangi pergolakan pemikiran itu sehingga buku ini ditulis. 1 1 Wawancara Felix Y. Siauw 2 Skema diri Self Schemas Sebagian besar dari kaum wanita muslim menganggap hijab syar’i itu kuno atau tidak modis, padahal esensi dari berhijab adalah menutup keindahan. Padahal sudah dijelaskan dalam Al- Qur’an kewajiban untuk menutup aurat. Tidak hanya menutup aurat tetapi menutup aurat yang benar atau hijab syar’i. Di dalam buku ini Felix berusaha menginspirasi umat muslim dengan mengupas sejarah-sejarah kedudukan wanita dalam Islam, bagaimana hijab yang syar’i, serta ajakan untuk berhijab pastinya. Hijab syar’i menurut ustadz Felix yang terdapat dalam buku ini adalah hijab pakaian yang merupakan khimar atau kerudung, jilbab dan tidak tabarruj. Khimar adalah kerudung yang menutupi kepala, leher dan dada. Jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang menutup seluruhnya kecuali muka dan telapak tangan. Sedangkan tabarruj adalah segala perbuatan wanita yang menarik perhatian lelaki baik diniatkan atau tidak. Tidak tabarruj atau berdandan secara berlebihan misalnya menggunakan parfum, mengenakan pakaian yang bercorak mentereng, bertingkah genit dan menggoda lelaki dengan ucapan ataupaun gaya jalan, atau mengenakan hijab yang tidak sempurna semisal ketat, transparan, atau menyingkap. Jadi menurut Felix memakai hijab tidak perlu yang membuat kita rumit cukup sederhanakan dengan hijab yang syar’i. 3 Skema Peran Role Schemas Dalam skema ini Felix Y. Siauw memandang dan menggambarkan hijab syar’i itu penting dan harusnya umat wanita muslim menyadarinya. Hakikat hijab itu sendiri adalah melindungi keindahan wanita hingga ia tidak menjadi perhatian lelaki. Karena wanita terlalu berharga untuk menjadi bahan perhatian semata. Ada sebagian pertanyaan disini, lalu bagaimana dengan wanita muslimah yang masih lalai dengan bentuk hijab yang masih menampakkan sebagian aurat atau ketat sehingga membentuk lekuk tubuhnya. Bagaimana dengan muslimah yang mengenakan hijab untuk mencari perhatian atau agar diperhatikan.Tentu semangat mereka perlu dihargai, tentu pula nasihat perlu disampaikan kepada mereka agar segera menyempurnakan hijabnya. Melindungi keindahan sampai tiba masanya, hijab adalah identitas diri seorang muslimah. Jadi banyak sekali keuntungan dari memakai hijab salah satunya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. b. Memori Dalam memori ini, Felix menggunakan memori jangka panjang long-term-memory yaitu dengan menggunakan memori episodik dan memori semantik yang menyatakan bahwa hijab bagi wanita adalah pakaia n syar’i yang menutup auratnya. Bila di rumah, itu adalah pakaian rumah al-tsaub, dan apabila beraktitivitas di luar rumah, hijab adalah pakaian rumah al-tsaub ditambah jilbab yang dirangkap di atasnya dan dijulurkan kerudung khimar sebagai penutup kepala sampai batas dada, d emikian makna hijab syar’i. Dalam arti yang lebih luas, hijab bukan han ya pakaian semata tetapi “cara muslimah menampakkan diri” di depan publik atau “identitas Muslimah”. Maksudnya pakaian yang dikenakan seseorang atau hijab yang dikenakan adalah identitas seorang muslimah. Jadi cara pakaian disini sangat diperhatikan. c. Strategi Strategi yang digunakan oleh Felix Y. Siauw di dalam memilih dan menunjukkan bagaimana sumber, peristiwa informasi untuk ditampilkan kedalam suatu berita adalah menggunakan Al- Qur’an, Hadits dan sejarah sebagai referensi pokok bahasan-bahasannya. Adapun bagan lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1 Seleksi Pemilihan informasi yang digunakan oleh Felix Y. Siauw berasal dari Al- Qur’an, Hadits, sejarah serta realitas yang ada sebagai bahan rujukannya tetapi banyak diambil yaitu dari realitas sosial. Strategi yang dia lakukan di dalam menyampaikan dan menerima informasi yaitu tetap fokus dan yakin terhadap hijab yang disyariatkan oleh agama. 2 Reproduksi Dalam reproduksi wacana Felix Y. Siauw menampilkan argumentasi yang telah ia ambil dari Al- Qur’an, Hadits, sejarah dan realitas dan lain-lain untuk dijadikan sumber-sumber penyampaian informasi. Beliau lebih cenderung mengambil dari hasil penelusuran hijab saat ini serta pemikiran-pemikiran barat dalam mewujudkan hijab menurut syariat agama dan realitas logika sebagai bahan produksinya. 3 Transformasi Lokal Dalam menampilkan peristiwa yang akan di tampilkan Felix Y. Siauw melakukan penambahan yaitu penambahan informasi sebagai penegasan dengan lead, gambar dan dokumentasi sebagai bukti otentik. Mengenai kesimpulan, di dalam eventmodel Felix Y. Siauw melakukan penilaian terhadap peristiwa-peristiwa yang konkret, serta kalimat dalam mengajak untuk berhijab dapat mewujudkan hijab yang sesuai dengan syariat agama. Dalam context model, Felix Y. Siauw menggunakan bagaimana pengetahuan dan pendapat seseorang yang disampaikan dalam situasi khusus dapat menjadi inspirasi.

3. Pandangan Masyarakat terhadap Hijab dalam Buku Yuk, Berhijab.

Konteks berkaitan erat dengan hal-hal yang mempengaruhi pemakaian bahasa dan terbentuknya sebuah wacana. Seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi sosial yang terjadi pada saat itu. Sebuah wacana dapat diteliti, dianalisis dan dimengerti. Konteks juga berkaitan erat dengan who atau siapa dalam hubungan komunikasi, siapa yang menjadi komunikatornya, siapa yang menjadi komunikannya, dalam situasi bagaimana, apa medianya dan mengapa ada peristiwa komunikasi tersebut. Analisis sosial meneliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat pada konteks terbentuknya sebuah wacana dalam masyarakat, bagaimana masyarakat memproduksi dan mengkonstruksikan sebuah wacana. Dalam buku Yuk, Berhijab, merupakan konteks sosial yang melatarbelakangi kehidupan masyarakat wanita Islam yang kurang menyadari hijab yang sesuai menurut tuntutan agama serta kesadaran untuk berhijab sesungguhnya. Buku yang berasal dari inspirasi saat melakukan berdakwah dan melihat kondisi perempuan saat ini dalam mengenakan hijab. Hijab yang masih belum sempurna semisal pakaian yang ketat, memakai kerudung yang tidak menutupi sampai bawah dada. Karena memakai hijab yang benar saat ini perlu diterapkan agar tidak menjadi hijab hanya sebuah trend fashion yang modelnya bisa digunakan sesuka hati. Hijab syar’i atau pakaian muslimah yang disyari’atkan disini menutup seluruh tubuh, tidak berbentuk pakaian hias atau mengandung perhiasan seperti gambar-gambar, accessories dan tulisan-tulisan, tebal tidak tembus pandang sehingga tidak menampakkan apa yang ada di balik pakaian tersebut, lebar dan longgar tidak ketat sehingga tidak menampakkan bagian-bagian anggota tubuh. 2 2 http:umystha.abatasa.co.idpostdetail16076kenapa-harus-berhijab diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 pada pukul 19.00.