Kemandirian Belajar Siswa Landasan Teori

Level TKBK Keterangan Level 2 Cukup Kreatif Siswa mampu membuat satu jawaban atau membuat masalah yang berbeda dari kebiasaan umum “baru” meskipun tidak dengan fleksibel ataupun fasih, atau siswa mampu menyusun berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak fasih dalam menjawab maupun membuat masalah dari jawaban yag dihasilkan tidak “baru”. Level 1 Kurang Kreatif Siswa mampu menjawab atau membuat masalah yang beragam fasih, tetapi tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda baru, dan tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda fleksibel. Level 0 Tidak Kreatif Siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda dengan lancar fasih dan fleksibel. Kesalahan penyelesain suatu masalah disebabkan karena konsep yang terkait dengan masalah tersebut dalam hal ini rumus luas atau volume tidak dipahami atau diingat dengan benar.

2.1.4 Kemandirian Belajar Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 982, mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata dasar mandiri yang diberi imbuhan ke-an yang artinya mempunyai ciri atau sifat. Jadi, kemandirian artinya mempunyai ciri atau sifat dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Istilah yang berkaitan dengan kemandirian diantaranya adalah self regulated learning. Menurut Hargis 2000 mendefinisikan kemandirian sebagai self regulated learning yakni memperdalam dan memanipulasi jaringan asosiatif dalam suatu bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan proses pendalaman yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa self regulated learning merupakan proses perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan tugas akademik. Kemandirian siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemandirian siswa dalam belajar matematika. Kemandirian belajar siswa adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan diri sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajarnya dengan upaya sendiri atau sedikit bantuan orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Istilah yang sering disamakan dengan dengan kemandirian belajar adalah Self-Directed Learning SDL. SDL didefinisikan oleh Knowles sebagai berikut: I n its broadest meaning, “self-directed learning” describes a process in which individuals take the initiative, with or without the help of others, in diagnosing their learning needs, formulating learning goals, identifying human and material resources for learning, choosing and implementing appropriate learning strategies, and evaluating learning outcomes. Scott, 2006: 2 yang artinya adalah SDL adalah proses yang mana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam mendiagnosa kebutuhan belajar, merumuskan target belajar, mengidentifikasi sumber manusia dan bahan untuk belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajar. Sehingga kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.

2.1.4.1 Pentingnya Pengembangan Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian sangat penting untuk ditanamkan pada siswa sejak dini, karena jika kelak mereka dewasa, mereka harus mampu mengurus diri sendiri serta memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dari orang lain seperti yang selama ini mereka dapatkan Hidayati et al., 2013. Apalagi kelak kehidupan yang akan siswa hadapi semakin kompleks. Laju perkembangan teknologi dan arus kehidupan global yang sulit atau semakin tak terbendung mengisyaratkan bahwa kehidupan di masa mendatang akan sarat pilihan yang rumit Ali Asrori, 2011: 107. Sehingga selain mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya, pada siswa hendaknya ditanamkan kemandirian dalam mengambil keputusan dan tanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambil. Menurut Hurlock, sebagaimana dikutip oleh Ali Asrori 2011: 107, situasi kehidupan seperti itu memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika kehidupan remaja yang secara psikologis berada pada pencarian jati diri. Pengaruh kompleksitas kehidupan sudah terlihat dari fenomena akhir-akhir ini, antara lain tawuran antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan berbagai perilaku yang mengarah ke tindak kriminal. Berdasarkan pendapat Hurlock tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa hendaknya mampu menentukan sikapnya sendiri agar tidak mudah terpengaruh dan terjerumus pada tawuran, narkoba, dan tindakan kriminal lainnya. Dalam konteks proses belajar, gejala negatif yang nampak adalah kurang mandiri dalam belajar, kebiasaan belajar yang kurang baik yaitu tidak tahan lama dan baru belajar menjelang ujian, membolos, menyontek, dll. Sebagai gambaran, siswa yang menyontek sebenarnya sedang mengalami krisis kemandirian karena dengan menyontek bukan saja menunjukkan bahwa mereka tidak jujur, tetapi juga tidak mandiri. Mereka tidak mampu menyelesaikan masalah yang diberikan atau tidak percaya diri dengan jawabannya sendiri. Tidak mampu menata dirinya sendiri untuk belajar lebih giat dan juga kurang disiplin serta bertanggung jawab dalam belajar.

2.1.4.2 Indikator Kemandirian Belajar Siswa

Menurut Hidayati Listyani 2010, merumuskan ada 6 indikator kemandirian belajar siswa sebagai berikut. 1 ketidakbergantungan dengan orang lain; 2 memiliki kepercayaan diri; 3 berperilaku disiplin; 4 memiliki rasa tanggung jawab; 5 berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; dan 6 kontrol diri. Berdasarkan pada indikator yang dikemukakan oleh Hidayati Listyani 2010, maka indikator kemandirian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 ketidakbergantungan dengan orang lain. a. menyiapkan diri sebelum pembelajaran; b. mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan kemampuan sendiri. 2 memilki kepercayaan diri. a. berani menyampaikan pendapat saat pembelajaran; b. berani berkomunikasi dengan teman untuk menyelesaikan masalah; c. yakin terhadap diri sendiri. 3 berperilaku disiplin. a. mengikuti pemebelajaran tepat waktu; b. mengumpulkan tugas tepat waktu. 4 memiliki rasa tanggung jawab. a. menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab; b. ikut aktif dan bersungguh-sungguh dalam belajar; c. memiliki kesadaran diri dalam belajar. 5 berperilaku berdasarkan insiatif sendiri. a. mengulangi bahan pelajaran; b. berusaha mencari alternatif dalam menyelesaikan masalah; c. memiliki regulasi dalam pembelajaran. 6 melakukan kontrol diri a. pantang menyerah untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan; b. melakukan evaluasi diri.

2.1.5 Pembelajaran Model CORE