menyusun kriteria penilaian, uji coba soal, analisis uji coba soal, serta penggunaan soal.
3.6.2 Skala Kemandirian Belajar
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur.
Arikunto, 2013: 133. Istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur aspek afektif Azwar, 2012: 3. Pada penelitian ini kemandirian belajar
siswa diukur dengan instrumen berupa skala kemandirian belajar dengan memperhatikan indikator sebagai berikut.
1 ketidakbergantungan dengan orang lain;
2 memiliki kepercayaan diri;
3 berperilaku disiplin;
4 memiliki rasa tanggung jawab;
5 berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; dan
6 kontrol diri.
Penyusunan skala memerlukan kisi-kisi dan pedoman penskoran. Kisi-kisi dan skala yang disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk
kemudian divalidasi oleh ahli. Ahli dalam hal ini adalah dosen psikologi, yaitu Ibu Woro Aprilianasari, S.Psi, M.Si. Pemilihan dosen psikologi sebagai validator
skala kemandirian belajar siswa karena kemandirian belajar siswa terkait psikologi. Validasi skala kemandirian belajar siswa diarahkan pada kesesuaian
bahasa dan isi dari pernyataan. Instrumen dikatakan valid jika validator
menyatakan bahwa instrumen skala kemandirian belajar tersebut valid. Hasil validasi skala kemanidirian belajar dimuat pada Lampiran 25.
3.6.3 Wawancara
Menurut Sugiyono 2012: 317, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Moleong 2012: 186 wawancara adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, oraganisasi,
perasaan, motivasi, tuntunan, dan lain lain. Sehingga melalui wawancara peneliti akan mendapatkan informasi secara langsung yang mendalam tentang segala
sesuatu yang ada di dalam subjek penelitian. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer dengan tujuan memperoleh deskripsi
tingkat kemampuan berpikir kreatif masing-masing subjek pada pembelajaran
matematika dengan model CORE. 3.6.3.1 Validitas Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yng berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan,
persepsi, keinginan, keyakinan, dan lain –lain dari individu atau responden.
Penyusunan instrumen pedoman wawancara diawali dengan mengkaji kriteria kemampuan berpikir kreatif matematis yang dijadikan pedoman dalam menyusun
pertanyaan. Pedoman disusun dengan menggunakan pertanyaan yang bersifat terbuka dengan tujuan memperoleh deskripsi tingkat kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa. Selanjutnya pedoman wawancara dikonsultasikan dan divalidasi oleh dosen pembimbing. Dosen pembimbing dipilih menjadi validator karena
sebagai dosen dipandang sebagai pakar dan praktisi yang telah ahli dan berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian.
3.6.4 Dokumentasi