Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

1.6 Penegasan Istilah

Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.6.1 Analisis

Secara umum analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan Pusat Bahasa Depdiknas 2008:60 menyebutkan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dalam penelitian ini analisis yang dimaksudkan adalah analisis kemampuan berpikir kreatif matematis kelas VIII SMP Negeri 2 Muntilan dalam pembelajaran model CORE yang ditinjau dari kemandirian siswa.

1.6.2 Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis yang merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan matematika, mengajukan gagasan atau memberikan pandangan baru terhadap persoalan matematika pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi fluency kefasihan, flexibility keluwesan, dan novelty kebaruan.

1.6.3 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan tahapan berpikir kreatif ketika memecahkan masalah matematika. Tingkat kemampuan berpikir kreatif yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil penelitian Siswono 2008 yang mengkategorikan siswa berdasarkan ketercapaian indikator kefasihan, keluwesan, dan kebaruan. Siswono 2008 membagi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif TKBK menjadi lima tingkatan, yaitu TKBK 4 Sangat Kreatif, TKBK 3 Kreatif, TKBK 2 Cukup Kreatif, TKBK 1 Kurang Kreatif, TKBK 0 Tidak Kreatif. Acuan TKBK ini dapat terpenuhi jika siswa belum pernah menyelesaikan masalah dan menggunakan ide pemikirannya sendiri untuk menyelesaikan masalah keaslian yang dapat diketahui melalui kegiatan wawancara. 1.6.4 Kemandirian Siswa Kemandirian siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar matematika siswa. Indikator kemandirian belajar yang digunakan adalah hasil penelitian Hidayati Listyani 2010 yang merumuskan ada 6 indikator yaitu, 1 ketidakbergantungan dengan orang lain; 2 memiliki kepercayaan diri; 3 berperilaku disiplin; 4 memiliki rasa tanggung jawab; 5 berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; dan 6 kontrol diri.

1.6.5 Pembelajaran Model CORE