Tes Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kreatif matematis pada materi prisma dan limas. Tes dilakukan di kelas VIII A, setelah siswa memperoleh pembelajaran materi prisma dan limas melalui pembelajaran model CORE, serta setelah siswa melakukan pengisian skala kemandirian belajar. Sebelum dilakukan tes, soal terlebih dahulu diuji cobakan pada kelas uji coba yakni kelas VIII F. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keabsahan tes yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap-tiap butir soal. Hasil tes pada kelas VIII A digunakan sebagai data tertulis untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis tertulis siswa. Dengan demikian dapat diketahui kemampuan berpikir kreatif matematis tertulis siswa melalui pembelajaran model CORE.

3.6.1.1 Kriteria Tes dan Butir Tes

Sebagai sebuah instrumen, tes harus memenuhi kriteria valid dan reliabel untuk menjamin ketercapaian tujuan dan fungsi tes. 1 Validitas Tes Menurut Arikunto 2013: 82 tes disebut valid jika memenuhi kriteria validitas isi, validitas konstruk, validitas empiris, dan validitas prediksi. Berkaitan dengan penelitian ini, tes yang disusun tidak bersifat prediktif karena tes ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, dan tidak untuk memprediksi suatu apapun. Validitas isi berkaitan dengan mampu tidaknya tes ini mengukur ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan. Sedangkan validitas konstruk berkaitan dengan kemampuan masing-masing butir soal untuk membangun tujuan tes. Tujuan tes dapat tercapai jika setiap butir tes mampu mengukur indikator yang berkaitan. Untuk mengetahui validitas isi dan validitas konstruk kemudian dilakukan pengecekan oleh pakar dalam hal ini adalah 2 dua dosen Jurusan Matematika UNNES. Pemilihan dua validator ini berdasarkan pertimbangan bahwa instrumen tes berpikir kreatif matematis perlu divalidasi oleh ahli dalam bidang matematika. Instrumen dikatakan valid jika kedua validator menyatakan bahwa instrumen tes berpikir kreatif matematis tersebut valid. Sementara validitas empiris dilakukan melalui hasil tes uji coba. 2 Reliabilitas Tes Selain validitas, suatu tes juga harus reliabel. Tes ini dikatakan reliabel jika mampu memberikan hasil yang tetap sesuai dengan kenyataannya. Untuk mengetahui reliabilitias tes menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:                 2 2 11 1 1 t i n n r   Arikunto, 2013: 115 Dengan   N N X X t     2 2 2  Keterangan : r 11 : Reliabilitas instrumen yang dicari n : Banyaknya butir soal N : Jumlah peserta ∑ X : Jumlah skor item ∑ : Jumlah kuadrat skor item i : Nomor butir soal 2 i   : Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal 2 t  : Varians total Perhitungan reliabilitas akan sempurna jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Jika r 11 r tabel maka soal tersebut reliabel. Jadi, dalam penelitian ini soal yang diambil adalah soal yang reliabel yakni r 11 r tabel . Dalam penelitian ini, nilai . Sehingga soal tes dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. Setelah soal tes valid dan reliabel kemudian dilakukan analisis pada butir soal pada tes. Butir soal yang baik harus memenuhi kriteria validitas butir soal, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal sebagai berikut.

3.6.1.2 Analisis Butir Tes

a Validitas butir soal Untuk mengetahui butir soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : : koefisien korelasi butir soal : banyaknya peserta tes ∑ X : jumlah skor tiap butir soal ∑ Y : jumlah skor total butir soal ∑ XY : jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total ∑ : jumlah kuadrat skor butir soal ∑ : jumlah kuadrat skor total Arikunto, 2013: 87 Hasil perhitungan r xy disesuaikan dengan tabel kritis r product moment. Jika r xy r tabel maka butir soal tersebut valid. Dalam penelitian ini kelima butir soal yang dikembangkan oleh peneliti adalah valid. Selanjutnya, hasil validitas tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 12. b Tingkat Kesukaran Butir Soal Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut. Keseimbangan itu ditunjukkan dengan soal yang baik. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar Arikunto, 2013: 222. Menurut Arifin 2012: 135, untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk uraian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1 Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus : 2 Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus: 3 Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut: 0,00 0,30 = sukar 0,31 0,70 = sedang 0,71 1,00 = mudah 4 Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan koefisien tingkat kesukaran dengan kriteria. Tingkat kesukaran butir soal yang digunakan dalam penelitian adalah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang dan sulit. Hasil analisis terhadap tingkat kesukaran dari kelima butir soal tes menunjukkan bahwa 4 butir soal memenuhi kriteria sedang dan 1 butir lainnya memenuhi kriteria sukar. Butir soal nomor 1, 2, 3, dan 4 adalah butir soal yang memenuhi kriteria sedang. Sedangkan butir soal yang memenuhi kriteria sukar adalah soal nomor 5. Selanjutnya, hasil tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 13. c Daya Pembeda Butir Soal Menurut Arifin 2012: 145, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai menguasai materi dengan siswa yang kurang pandai kurangtidak menguasai materi. Untuk menguji daya pembeda, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Menghitung jumlah skor total tiap siswa. 2. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil. 3. Menetapkan 27 skor terbesar sebagai kelompok atas dan 27 skor terkecil sebagai kelompok bawah. 4. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok kelompok atas maupun kelompok bawah. 5. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus: ̅ ̅ Keterangan: DP : daya pembeda ̅ : rata-rata kelompok atas ̅ : rata-rata kelompok bawah Tabel 3.1 Kategori Daya Pembeda Daya Pembeda DP Klasifikasi DP Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Arifin, 2012: 146 Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal, diperoleh 1 soal dengan klasifikasi baik yaitu soal nomor 4. Selain itu diperoleh 3 soal dengan klasifikasi cukup yaitu soal nomor 2, 3, dan 5. Sedangkan 1 soal dengan klasifikasi kurang baik yaitu soal nomor 1. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.

3.6.1.3 Prosedur Penyusunan Tes Berpikir Kreatif Matematis

Materi tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi prisma dan limas yang diajarkan di kelas VIII SMP semester 2. Adapun prosedur penyusunan tes berpikir kreatif matematis yakni menyusun kisi-kisi tes berpikir kreatif matematis dengan materi prisma dan limas, penulisan soal, review dan revisi soal, menyusun kriteria penilaian, uji coba soal, analisis uji coba soal, serta penggunaan soal.

3.6.2 Skala Kemandirian Belajar