BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Deksriptif 6.1.1. Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemografi
Sosiodemografi penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 terdiri dari umur, jenis kelamin, suku, agama,
tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah asal.
a. Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar 6.1 di bawah ini:
Gambar 6.1. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita NPB yang Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009-2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat proporsi tertinggi penderita NPB berdasarkan umur adalah kelompok umur 65 tahun 36,4. Berdasarkan jenis
kelamin, proporsi tertinggi penderita NPB adalah perempuan 60,7. NPB dapat dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian
keluhan NPB jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yang lebih sering dijumpai
pada usia yang lebih tua.
24
Bertambahnya umur akan mempengaruhi kondisi fisik diantaranya berkurangnya fleksibilitas tulang belakang. Kemampuan fisik optimal seseorang
dicapai pada usia 25-30 tahun, dan kapasitas fisologis akan menurun 1 per tahunnya setelah kondisi puncak terlampaui.
32
Usia merupakan faktor yang memperberat terjadinya NPB, sehingga biasanya diderita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama
tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda.
6
Hasil ini sesuai dengan penelitian Cukke, dkk di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo tahun 2010 bahwa proporsi tertinggi penderita NPB berdasarkan umur
adalah pada kelompok ≥61 tahun 25,0.
10
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa proporsi laki-laki dan perempuan cenderung meningkat pada kelompok umur
≥45 tahun. Hal ini dikaitkan pada umur tersebut proses degenerasi pada tulang belakang telah terjadi sehingga
proporsinya semakin meningkat sesuai bertambahnya umur. Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan
kemunduran produksi beberapa hormon pengendali remodeling tulang, seperti
Universitas Sumatera Utara
kalsitonin, estrogen dan testosteron. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa hormon tersebut akan merosot. Kalsitonin yang menyokong aktivitas sel osteoblast,
sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia 50 tahun. Disusul kemudian dengan
penurunan estrogen pada kurun waktu usia 48-52 tahun dan testosterone pada usia di atas 70 tahun. Pada usia 70 tahun, kehilangan kepadatan tulang pada wanita dapat
mencapai 50, sedangkan pada pria usia 90 tahun kehilangannya hanya mencapai 25.
50
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Windari, N.W 2010 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat dengan desain penelitian cross sectional bahwa proporsi
tertinggi penderita NPB berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan 51,4 sedangkan laki-laki 48,6.
45
b. Suku