kalsitonin, estrogen dan testosteron. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa hormon tersebut akan merosot. Kalsitonin yang menyokong aktivitas sel osteoblast,
sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia 50 tahun. Disusul kemudian dengan
penurunan estrogen pada kurun waktu usia 48-52 tahun dan testosterone pada usia di atas 70 tahun. Pada usia 70 tahun, kehilangan kepadatan tulang pada wanita dapat
mencapai 50, sedangkan pada pria usia 90 tahun kehilangannya hanya mencapai 25.
50
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Windari, N.W 2010 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat dengan desain penelitian cross sectional bahwa proporsi
tertinggi penderita NPB berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan 51,4 sedangkan laki-laki 48,6.
45
b. Suku
Proporsi penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar 6.2 di bawah
ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita NPB yang Rawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009-2010 Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat proporsi tertinggi penderita NPB
berdasarkan suku adalah suku Batak 58,6 dan terendah adalah suku Nias 0,7. Hal ini bukan berarti suku Batak ada hubungan dengan kejadian NPB, hanya
menunjukkan bahwa penderita yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada umumnya adalah suku Batak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ginting N. 2010 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan desain case series yang mengemukakan bahwa
proporsi tertinggi penderita NPB berdasarkan suku adalah Batak 80,2.
15
Universitas Sumatera Utara
c. Agama
Proporsi penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar 6.3 di bawah
ini:
Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penderita NPB yang Rawat Inap Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009-2010 Berdasarkan gambar 6.3 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita
NPB berdasarkan agama adalah Islam 51,4. Dalam hal ini bukan berarti agama Islam memiliki indikasi keterkaitan dengan
NPB pada penderita tetapi hanya menunjukkan jumlah kunjungan penderita NPB ke Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan mayoritas beragama Islam.
Hasil ini juga dapat dilihat dari kunjungan penderita penyakit lain di RSU Dr. Pirngadi Medan seperti penderita fraktur tahun 2009 yang terbesar adalah agama
Islam 65,8.
44
Universitas Sumatera Utara
d. Tingkat Pendidikan
Proporsi penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar
6.4 di bawah ini:
2.1 20.7
12.9 50.7
13.6 10
20 30
40 50
60
Tidak sekolah
SD sederajat
SLTP sederajat
SLTA sederajat
Akademi Perguruan
tinggi
Tingkat Pendidikan P
ro p
o rs
i
Gambar 6.4. Diagram Batang Proporsi Penderita NPB yang Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009-2010
Berdasarkan gambar 6.4 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi dan terendah penderita NPB berdasarkan tingkat pendidikan adalah SLTA sederajat
50,7 dan tidak sekolah 2,1. Menurut BPS hasil survey angkatan kerja nasional 2005, proporsi tertinggi
angkatan kerja dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Propinsi Sumatera Utara yaitu tamat SMA 26,5.
47
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Widodo S 1999 di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang menemukan bahwa proporsi pendidikan tertinggi
penderita NPB adalah dari SLTA 46,8.
42
e. Pekerjaan