Berdasarkan gambar 6.10 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan berdasarkan
klasifikasi NPB adalah NPB Mekanikal 77,1. Sembilan puluh persen 90 penderita NPB mempunyai dasar penyebab
mekanik. NPB mekanik didefenisikan sebagai NPB pada struktur anatomik normal yang digunakan secara berlebihan atau nyeri terhadap trauma dan degenerative.
41
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Galukande, M., et al 2005 di Rumah Sakit Mulago Uganda yang mengemukakan bahwa proporsi tertinggi
penderita NPB Mekanikal adalah sebesar 62,3.
43
6.1.4. Penatalaksanaan Medis
Proporsi penderita NPB berdasarkan penatalaksanaan medis konservatif yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dapat dilihat
pada gambar 6.11 di bawah ini:
100
31.4 8.6
6.4 20
40 60
80 100
120
Medikamentosa Fisioterapi
Tirah baring Korset
Je nis Pe natalaksanaan M e dis Konse rv atif
P ro
p o
rs i
Gambar 6.11. Diagram Bar Distibusi Proporsi Penderita NPB yang Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Konservatif di Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 6.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penatalaksanaan medis penderita secara konservatif dilakukan dengan
medikamentosa 100. Untuk lebih rinci, proporsi kombinasi penatalaksanaan medis konservatif
dapat dilihat pada gambar 6.12. di bawah ini:
Gambar 6.12. Diagram Bar Distibusi Proporsi Penderita NPB yang Rawat Inap Berdasarkan Rincian Penatalaksanaan Medis Konservatif di
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 Berdasarkan gambar 6.12 di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
rincian penatalaksanaan medis penderita secara konservatif dilakukan dengan medikamentosa 62,9.
Universitas Sumatera Utara
Penatalaksanaan medis konservatif NPB berupa medikamentosa, mobilisasi, fisioterapi dan tirah baring. Salah satu atau semua komponen pengobatan konservatif
ini dapat diterapkan pada penderita. Penatalaksanaan medis konservatif pada penderita NPB sangat efektif untuk mengatasi NPB sehingga penderita tidak
memerlukan pemeriksaan mendalam ataupun operasi.
41
6.1.5. Lama Rawatan Rata-rata
Lama rawatan rata-rata penderita NPB yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 adalah 7,21 hari 7 hari dengan
Standard Deviasi SD 5,949 hari. Lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan
paling lama 33 hari. Berdasarkan 95 CI didapatkan lama rawatan rata-rata 6,22- 8,21 hari.
Karakteristik penderita yang paling lama dirawat dengan lama rawatan maksimum 33 hari yaitu laki-laki berumur 63 tahun, suku Batak, beragama Islam,
tingkat pendidikan terakhir S1 dan pekerjaan PNS, penyebab NPB adalah spondilosis yang merupakan NPB Mekanikal, tidak memiliki riwayat cedera trauma, dan
penatalaksanaan medis yang dilakukan adalah medikamentosa. Lamanya pasien tersebut dirawat disebabkan karena ada penyakit lain yang diderita oleh pasien yaitu
Hipertensi berat. Penderita dirawat inap atas dua keluhan yaitu NPB dan hipertensi. Penyakit hipertensi yang diderita mengakibatkan proses penyembuhan NPB
berlangsung lambat. Setelah keadaan penderita terlihat membaik, penderita kemudian diperbolehkan pulang berobat jalan.
Universitas Sumatera Utara
6.1.6. Sumber Biaya