Akibat trauma dapat terjadi spondilolisis atau spondilolistesis. Pada spondilolisis istmus pars interartikularis vertebrae patah tanpa terjadinya
korpus vertebra. Spondilolistesis adalah pergeseran korpus vertebra setempat karena fraktur bilateral dari istmus pars interartikularis vertebra.
Pergeserannya diderajatkan sampai IV. Kalau hanya 25 dari korpus vertebra yang tergeser ke depan, maka spondolistesisnya berderajat I. Pada
pergeserannya secara mutlak, keadaannya dikenal sebagai spondilolistesis derajat IV. Pada umumnya spondilolistesis terjadi pada L.4 atau L.5.
b. NPB akibat proses degeneratif
17, 19
b.1. Spondilosis Perubahan degeneratif pada vertebra lumbosakralis dapat terjadi pada korpus
vertebra berikut arkus dan prosesus artikularis serta ligament yang menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain.
Dulu proses ini dikenal sebagai osteoatritis deformans, tapi kini dinamakan spondilosis.
Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan
dariforamina intervetebralis. b.2. Hernia Nukleus Pulposus HNP
Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus discus intervertebralis yang bila pada suatu saat terobek yang dapat disusul dengan
protusio discus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus
Universitas Sumatera Utara
pulposus HNP. HNP paling sering mengenai discus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.
b.3. Osteoatritis Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ialah
kartilago artikularisnya, yang dikenal sebagai osteoatritis. Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang-ulang selama
bertahun-tahun. Terbatasnya pergerakan sepanjang kolumna vertebralis pada osteoatritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot-otot ligament
pada setiap gerakan sehingga menimbulkan NPB. b.4. Stenosis Spinal
Vertebrata lumbosakralis yang sudah banyak mengalami penekanan, penarikan, benturan dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari seseorang,
sudah tentu akan memperlihatkan banyak kelainan degeneratif di sekitar discus intervertebralis dan persendian fasetal posteriornya. Pada setiap tingkat
terdapat tiga persendian, yaitu satu di depan yang dibentuk oleh korpus vertebra dengan discus intervertebralis dan dua di belakang yang dibentuk
oleh prosesus artularis superior dan inferior kedua korpus vertebra yang ada di atas dan di bawah discus intervertebralis tersebut. Kelainan degeneratif yang
terjadi di sekitar ketiga persendian itu berupa osteofit dan profilerasi jaringan kapsel persendian yang kemudian mengeras hard lesion. Bangunan
degeneratif itu menyempitkan lumen kanalis intervertebralis setempat dan menyempitkan foramen intervertebra.
Universitas Sumatera Utara
c. NPB akibat penyakit inflamasi