2.2 Kebijakan Pertanian
Sistem otonomi daerah dan desentralisasi mendominasi serta populer dalam pelaksanaan tata kepemerintahan. Kewenangan tata kepemerintahan
sebagian besar dilimpahkan kepada daerah. Sebuah pelimpahan kewenangan yang besar ini juga disertai tanggung jawab yang besar pula. Amanah UU No 22 tahun
1999 menegaskan pelaksanaan otonomi daerah diwujudkan dalam pemberian wewenang yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah
secara proporsional melalui pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta
dilandasi prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
Kebijakan pertanian tesebut meliputi pengembangkan pertanian berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitif dengan optimalisasi sumber
daya pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta mewndorong usaha-usaha pertanian yang efesien, berkeadilan dan kondusif terhadap investasi
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan PAD. Pembangunan Pertanian berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung
ketahanan pangan nasional dan menyumbang penerimaan devisa dan pendapatan produk domestik bruto daerah PDRB. Revitalisasi pembangunan pertanian yang
akan menentukan kondisi keamanan pangan amat tergantung kepada masalah sarana produksi termasuk pupuk. Di hampir seluruh KabupatenKota di Sumatera
Utara program pupuk bersubsidi masih bermasalah. Hal ini harus segera diakhiri
Universitas Sumatera Utara
dengan menindak tegas para pelaku penyimpangan agar program yang vital ini tidak gagal.Arah dari kebijakan pertanian tersebut diantaranya :
1. Meningkatkan Ketahanan Pangan serta meningkatkan pendapatan
petani,diarahkan pada :
1 Peningkatan serta ketersediaan bahan pangan dengan cara intensifikasi, difersifikasi bahan pangan dan pengembangan agrobisnis didukung
oleh sistem agropolitan.
2 Optimalisasi pemanfaatan, rehabilitasi dan pengembangan prasarana dan sarana Mendukung ketahanan pangan seperti prasarana, distribusi,
transportasi, pergudangan, dan sarana produksi pupuk, benih, dan permodalan.
3 Peningkatan akses petani terhadap modal tehnologi, benih bibit pasar dan informasi bisnis pangan serta peningkatan efesiensi tehnologi,
benihbibit, dan informasi bisnis pangan, melalui penyediaan kredit agribisnis dan penyerapan tehnologi spesifik lokasi.
4 Pengembangan dan pembinaan kemitraan usaha dan kelembagaan bisnis pangan serta pembinaan prilaku bisnis pangan sesuai kebutuhan
pasar.
5 Koordinasi kebijakan dan pelaksanaan antara kabupatenkota propinsi dan pusat.
Universitas Sumatera Utara
6 Pengembangan produk olahan agroindustri pangan karbohidrat. Dan protein dalam rangka diversifikasi pangan.
7 Pencegahan dan penanggul angan masalah pangan.
2. Meningkatkan pengembangan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura diarahkan untuk :
1 Meningkatkan akses dan optimalisasi Sumber Daya lahan dan air bagi komoditi komersial.
2 Peningkatan akses terhadap modal.
3 Peningkatan akses terhadap saran dan prasarana
4 Meningkatkan penyediaan dan akses terhadap tehnologi
5 Repitalisasi penyuluhan
6 Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura TPH
7 Meningakatkan akses terhadap pasar.
8 Menumbahkan usaha agribisnisagroindustri.
9 Peningkatan perbaikan data statsitik tanaman pangan dan hortikultura.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Ketersediaan Beras 2.3.1 Produksi Beras