Materi Pembelajaran Matematika Kajian Pembelajaran Matematika

20 Kemudian menurut Polloway Patton dalam Mumpuniarti 2007:118 ada 10 bidang keterampilan dasar yang dasar masuk dalam kurikulum matematika yaitu “pemecahan masalah, penggunaan matematika dalam situasi sehari-hari, kesiapsiagaan untuk rasional hasil-hasilnya, dugaan estimation dan perkiraan, keterampilan menghitung yang tepat, geometri dan pengukuran, membaca simbol dan menginterpretasikan, mengkonstruksi tabel, bagan dan grafik, menggunakan matematika untuk produksi, keterbacaan komputer.” Melihat ruang lingkup matematika tersebut maka dalam penelitian ruang lingkup yang akan dibahas adalah bilangan dan membaca simbol serta pada standar kompetensi mengenal bilangan sampai 10 dan kompetensi dasar membilang 1 – 10, menghitung benda sampai 10 dan menulis lambang bilangan 1 – 10.

5. Materi Pembelajaran Matematika

Menurut Mumpuniarti 2007:125 materi pembelajaran matematika yang diberikan kepada anak tunagrahita kategori ringan adalah sebagai berikut: a. Prahitung Keterampilan pra hitung adalah kesiapan siswa untuk belajar berhitung dan keterampilan ini diberikan sebelum siswa benar-benar belajar berhitung yang sesungguhnya. Keterampilan pra hitung ditunjukkan dengan kemampuan siswa dalam menghitung tanpa makna dan kemudian berlatih menghubungkan angka dengan objek sehingga siswa mampu memaknai angka yang berbeda beserta cara penulisannya Mumpunarti, 2007:125. Dengan melihat pentingnya kemampuan pra hitung tersebut, maka kemampuan pra hitung 21 digunakan sebagai dasar siswa untuk melanjutkan tahap pembelajaran berikutnya dan dengan begitu keterampilan pra hitung penting diajarkan kepada anak tunagrahita kategori ringan. b.Operasi Penambahan Menurut Mumpuniarti 2007:126 operasi penambahan adalah operasi hitung yang menuntut kemampuan siswa dalam mengkombinasikan kuantitas. Menurut Sri Subarinah 2006: 29-30 operasi penjumlahan adalah operasi hitung dengan menggabungkan dua himpunan. Penjumlahan bilangan cacah dengan hasil sampai 20 dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan menjumlah siswa, sehingga dapat diketahui bahwa mengajarkan kemampuan menjumlah bilangan cacah dengan hasil sampai 20 penting untuk anak tunagrahita kategori ringan. c. Operasi Pengurangan Operasi pengurangan adalah operasi hitung untuk mengetahui perbedaan antara kuantitas Mumpuniarti, 2007: 129. Selain itu Sri Subarinah 2006: 29-30 berpendapat jika operasi pengurangan adalah selisih banyaknya anggota kelompok himpunan. Sehingga jika anak tunagrahita kategori ringan juga perlu untuk diajarkan operasi pengurangan karena dalam kehidupan sehari-hari tentunya akan menemukan permasalah yang dalam pemecahannya membutuhkan operasi hitung. d.Operasi Perkalian Menurut Mumpuniarti 2007:131 operasi perkalian adalah kombinasi kuantitas yang memiliki nilai yang sama. Dengan kata lain perkalian adalah 22 penjumlahan berulang dengan angka yang sama atau sepadan. Hal ini sejalan dengan pendapat Polloway Patton dalam Mumpuniarti 2007:133 yang menjelaskan operasi perkalian dapat diajarkan dengan cara operasi penjumlahan karena adanya persamaan antara menjumlah dan mengalikan yaitu adanya proses menyimpan dari suatu nilai tempat ke nilai tempat lainnya. e. Operasi Pembagian Menurut Mumpuniarti 2007:134 operasi pembagian adalah memisahkan kuantitas secara sepadan. Dengan kata lain pembagian adalah pengurangan berulang dengan nilaiangka yang sama. f. Operasi Hitung dengan Angka Operasi hitung dengan angka atau bilangan rasional adalah hasil bagi bilangan bulat dengan bilangan asli. Bilangan bulat disini adalah pembilang dan bilangan asli adalah penyebut Mumpuniarti, 2007:136. g. Pemecahan Masalah dengan Operasi Hitung Pemecahan masalah dengan operasi hitung atau life skills mathematics adalah pemecahan permasalah kehidupan sehari-hari dengan menerapkan operasi hitung Mumpuniarti, 2007:137. Kemudian menurut Polloway Paton dalam Mumpuniarti, 2007:137 life skills mathematics diperlukan untuk mendukung kehidupan masa depan anak tunagrahita kategori ringan. Dari penjelasan beberapa materi untuk anak tunagrahita ringan serta melihat pentingnya kemampuan pra hitung dalam kehidupan sehari-hari dan 23 sebagai dasar keterampilan hitung berikutnya maka dalam penelitian ini fokus kepada keterampilan pra hitung membilang.

C. Kajian Kemampuan Membilang

Dokumen yang terkait

MATERI DAN METODE PEMBINAAN KEISLAMAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SDLB KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI I GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

0 4 87

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI SHAPING TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGUKUR TEKANAN UDARA BAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS VIII DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

2 4 206

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP TUMBUHAN MELALUI METODE KARYAWISATA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB BAKTI SIWI SLEMAN.

0 0 162

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI I GAMPING.

0 0 275

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216

EFEKTIVITAS PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 144