30 sambungan melalui model pembelajaran Snowball Thorwing. Hal tersebut
diindikasikan dari perolehan rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 56,70 dan siklus II yaitu sebesar 81,09. Sedangkan pencapaian ketuntasan belajar individu
pada siklus I sebesar 35,48 dan pada siklus II sebesar 90,32, sehingga indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini sudah tercapai pada siklus II.
Kemajuan siswa pada siklus I terlihat dalam hal keberanian siswa ketika mengemukakan pendapat. Siswa juga tidak malu lagi menjawab pertanyaan,
setiap siswa selalu berusaha menjawab pertanyaan dengan benar tanpa malu- malu lagi. Keberanian siswa juga semakin terlihat ketika harus tampil di depan
kelas, mereka berani tampil mengemukakan rangkuman materi di depan kelas. Disamping aspek kognitif siswa, penerapan model tersebut juga mampu
meningkatkan aspek afektif dan psikomotor. Aspek afektif yang tampak yakni kesungguhan, keberanian, sementara aspek psikomotor dapat dilihat dari
kecepatan dan ketepatan siswa menyelesaikan serangkai tugas. Dengan suasana kelas yang demikian ternyata siswa lebih mudah memahami
materi pelajaran. Hasil belajar siswa meningkat dan kualitas guru dalam mengajar juga meningkat. Sehingga tidak aneh lagi jika antara guru dan siswa
terjalin hubungan yang dinamis, harmonis, dan menyenangkan Entin T. Agustin, 2013:25.
F. Kerangka Pikir
Anak tunagrahita kategori ringan adalah mereka yang memiliki kecerdasan dan adaptasi sosial yang terhambat namun mereka memiliki kemampuan untuk
berkembang dalam bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan
31 kemampuan belajar. Kemampuan belajar di sini termasuk juga kemampuan
dalam bidang akademik fungsional seperti matematika. Setelah melihat kajian mengenai kemampuan matematika anak tunagrahita,maka berdasarkan
observasi yang sudah dilakukan pada kelas I di SDLBC didapatkan permasalahan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam membilang 1-10.
Kemampuan berhitung sangat penting untuk anak tunagrahita kategori ringan karena dalam kehidupan sehari-hari pasti membutuhkan keterampilan
berhitung.Dengan kata lain melalui pembelajaran beritung akan mempermudah siswa dalam menjalankan kehidupan sehari-hari serta mampu bertahan dalam
keadaan yang berubah-ubah. Dalam proses belajar matematika termasuk dalam pembelajaran berhitung diberikan dari tingkatan sederhana menuju hal yang
sulit, dari yang konkrit menuju ke abstrak. Membilang menjadi proses yang dasar dalam pembelajaran keterampilan hitung. Melalui membilang siswa
dapat melanjutkan pembelajaran pada tahap berikutnya dan dapat mengaplikasikan kemampuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari misalnya
untuk mengitung jumlah benda. Dalam membekali siswa dengan keterampilan berhitung terutama
membilang maka perlu diperhatikan kemampuan mempersepsi simbol. Kemampuan mempersepsi adalah kemampuan menyimpulkan tentang objek
yang diamati. Hal ini dikarenakan jalannya proses informasi pada manusia adalah berawal dari stimulus yang datang dari luar baik yang diterima dari
sensori visual maupun sensori auditori yang akan diolah,sehingga terjadi suatu persepsi atau kesimpulan terhadap suatu objek.
32 Metode permainan snowball throwing dipilih menjadi mediator dalam
meningkatkan kemampuan membilang karena melalui metode permaianan snowball throwing,minat belajar siswa akan meningkat dikarenakan permainan
bersifat menyenangkan,dilaksanakan secara berulang-ulang dan ditambah dengan adanya penguatan. Selain itu,tindakan menggunakan metode permainan
snowball throwing didasarkan pada kelebihan metode yang mampu membuat siswa lebih aktif dengan berbagai kemungkinan soal membilang,serta
pembelajaran dapat berlangsung secara lebih efektif. Dengan metode ini siswa dapat menunjukkan respon berupa menjawab pertanyaan dan juga mengurangi
perilaku yang menyebabkan kurangnya daya konsentrasi,karena siswa tertarik dengan metode yang digunakan. Selain itu melalui metode permainan ini proses
penerimaan stimulus dari sensori visual maupun auditori dilakukan secara menyenangkan dan berulang, sehingga dapat mempermudah siswa dalam
mempersepsi simbol. Berikut disajikan bagan dari kerangka pikir diatas:
33 Gambar 1. Alur pikir
G. Hipotesis