Aliran dalam Pipa dan Saluran Aliran dalam Pipa dan Saluran Aliran dalam Pipa dan Saluran Aliran dalam Pipa dan Saluran

29 Persamaan momentum dalam arah x: asumsi: 1. F BX = 0 pipa horisontal 2. Aliran steady 3. Aliran incompressible 4. Aliran fully developed maka: F SX = 0 sehingga: Note: tegangan geser berubah secara linear dalam arah r .

8.4. Aliran dalam Pipa dan Saluran

        CS CV Bx Sx A d V u V d u t F F     = 0 1 = 0 2 = 0 3, 4 2 2 2 2 2 2 2                            dx r r dx x p dx r r dx x p p r dx x p p F rx rx Sx        x p r rx    2  30 Tegangan gaser pada dinding  w terjadi pada r = R : Note: persamaan H berlaku untuk aliran fully deveoped dalam pipa, baik Laminar maupun Turbulent • Aliran Laminar Untuk aliran laminar fully developed, profil kecepatannya parabolik, sbb : Kecepatan maksimum pada posisi r = 0 ditengah:

8.4. Aliran dalam Pipa dan Saluran

  x p R R r rx w        2   ……H                          2 2 1 4 R r R u x p m            x p 4 μ R U U 2 m a x 31 sehingga: atau: untuk aliran laminar dalam pipa, kecepatan rata-rata ditunjukkan sbb: • Aliran Turbulent Untuk aliran turbulent, tidak mempunyai formulasi sederhana yang menghubungkan antara tegangan geser dan medan kecepatan rata-rata seperti aliran laminar.

8.4. Aliran dalam Pipa dan Saluran

                2 1 R r U u 2 1 2 1   U V atau U V                 2 1 R r U u 32 Fluktuasi kecepatan dalam aliran turbulent menyebabkan pertukaran momentum antara lapisan fluida, sehingga Tegangan Geser Total : bila dibagi dengan  : dimana: 8.4. Aliran dalam Pipa dan Saluran v u dy u d  m    Reynolds Stress apparent stress v u dy u d   n     1 2 w T u velocity friction ρ τ kuadrat kecepatan berdimensi ρ τ dt v u T 1 v u y x arah dalam kecepatan fluktuasi v u rata rata kecepatan u          laminar  turbulent 33 Note: •Pada daerah dekat dinding  laminar lebih dominant  turbulent = 0, karena No-slip conditions sehingga: • Total tegangan geser bervariasi linear dalam arah radial • Pada sumbu pipa  turbulent dominant  laminar  0

8.4. Aliran dalam Pipa dan Saluran

  y w dy du m  34 Secara empiris profil kecepatan untuk aliran turbulent dalam smooth pipe diberikan dalam persamanan power-law : dimana : - n = fRe - pers. Power-law tidak berlaku untuk yR 0,04 - n adalah slope dr grafik dibawah ini

8.5. Profil Kecepatan Turbulent dalam Aliran Fully Developed

n n R r R y U u 1 1 1                35 Gambar diatas : n = fRe, dimana bila Re  n :

8.5. Profil Kecepatan Turbulent dalam Aliran Fully Developed

3.200.000 Re 10 n 110.000 Re 7 n 4.000 Re 6 n          36 Persamaan Power-law dapat dikembangkan untuk mendapatkan hubungan antara dan U : dimana semakin besar harga n dengan bertambahnya Re profil kecepatan semakin tumpul :

8.5. Profil Kecepatan Turbulent dalam Aliran Fully Developed

V    1 n 2 1 n n 2 U V 2    87 , 79 ,       U V U V 7 n 6 n 37 Persamaan Dasar: 8.6. Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa 1 2 CV y x z g              CV CS other shear s A d V pv ρ e d e ρ t W W W Q       =01 =02 =01 =03 gz 2 V u e 2    2 1 section pd uniform tekanan dalam energi

5. ible

incompress aliran

4. steady

aliran 3. dinding pd kecepatan ttp dinding, pd geser tegangan ada meskipun W 2. W 0, W 1. : asumsi shear other s        38 Sehingga: Note: 1. Kita tidak mengasumsikan bahwa aliran adalah uniform karena kita tahu bahwa aliran adalah viscous.

2. Bagaimanapun juga akan lebih mudah bila kita menggunakan kecepatan rata-

rata , untuk itu didefinisikan koefisien Energi Kinetik

a: 8.6. Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam

Pipa     1 1 A 2 1 2 A 2 2 2 1 2 1 2 1 2 dA V ρ 2 V dA V ρ 2 V z z g m ρ p ρ p m u u m Q 1 2                     2 A 3 V m dA V ρ α    V ……I 39 maka persamaan I menjadi: Bila dibagi dengan didapat: atau 8.6. Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa                         2 V α 2 V α m z z g m ρ p ρ p m u u m Q 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2      m  2 V α 2 V α z gz ρ p ρ p u u dm Q 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2         g     dm Q u u gz 2 V α ρ p z 2 V α ρ p 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1                       g Total Head Loss ……..J 40 Note: Sehingga persamaan J menjadi: Note: a Untuk aliran tanpa gesekan  kecepatan aliran uniform a 1 = a 2 = 1 sehingga persamaan J menjadi persamaan Bernoulli, dimana: h LT = 0 8.6. Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa     LT 1 2 2 h loss head Total total head kerugian merupakan atau 2 dan 1 titik antara masa satuan per mekanik energi perbedaan dm Q δ u u masa satuan per mekanik energi gz 2 V α ρ p               ……..K LT 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 h gz 2 V α ρ p gz 2 V α ρ p                  