yang digunakan untuk menampung air untuk keperluan sehari-hari dan tidak memiliki penutup. Tempat-tempat penampungan air yang tidak tertutup sangat berperan dalam
kepadatan jentik karena dapat dijadikan tempat meletakkan telur nyamuk Aedes, karena semakin banyak breeding place akan semakin besar kemungkinan vektor
nyamuk Aedes untuk berkembang biak sehingga akan mengakibatkan tingginya kepadatan nyamuk.
5.1.3 Pengetahuan
Hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden kelompok kasus yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah 51 responden 52.
Sedangkan sebagian besar responden kelompok kontrol memiliki pengetahuan buruk yaitu 67 responden 68,4.
Masih banyaknya responden yang tidak mengetahui tentang penyakit DBD dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan responden yang umumnya tamat SMA
48 ternyata masih belum bisa memberikan pemahaman yang baik tentang DBD sedangkan beberapa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang DBD
dikarenakan mereka sudah pernah mengalami penyakit DBD sebelumnya sehingga mereka cenderung telah mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang DBD yang
lebih banyak. Mengatasi penyakit DBD tidak cukup hanya bergantung pada para tenaga kesehatan akan tetapi partisipasi masyarakat dalam hal pencegahan sangat
penting. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang baik bagi masyarakat mengenai pencegahan DBD.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoatmodjo 2002, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui melihat atau mendengar kenyataan, selain itu juga dapat diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar dalam
pendidikan, baik yang bersifat formal maupun informal. Pengetahuan yang baik tentang penyakit demam berdarah dengue sangat dibutuhkan agar responden
mengetahui tentang penyebab DBD, gejala DBD dan cara mencegah DBD, sehingga dapat mengurangi risiko terkena DBD.
5.1.4 Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk
Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden kelompok kasus memiliki praktik pemberantasan sarang nyamuk baik yaitu 55
responden 56,1, sedangkan sebagian besar jumlah responden kelompok kontrol memiliki praktik PSN buruk yaitu 65 responden 66,3. Masih banyaknya
responden kelompok kontrol yang belum melakukan praktik PSN menggambarkan bahwa kegiatan pengendalian vektor DBD dengan PSN-DBD oleh masyarakat masih
sangat kurang sehingga hal ini berpotensi terhadap penularan penyakit DBD.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan PSN masih mengalami hambatan karena tidak semua masyarakat mau melaksanakan PSN. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan terhadap
penyakit DBD. Praktik PSN yang buruk merupakan hasil dari pengetahuan yang buruk dari responden. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kepada
masyarakat untuk meningkatkan praktik PSN demi terlaksananya upaya pencegahan penyakit DBD karena partisipasi masyarakat yang aktif sangat diharapkan dalam
program ini. Bila pengetahuan masyarakat baik diharapkan masyarakat dapat mengubah perilakunya dan melakukan tindakan pencegahan penyakit DBD.
Menurut Gama 2010, praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN merupakan salah satu upaya pencegahan utama demam berdarah dengan
menghapuskan dan mengurangi vektor nyamuk demam berdarah melalui metode lingkungan. Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Putri 2012 bahwa
pencegahan DBD dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari dan menerapkan pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN
dengan melakukan Mengubur, Mengurus dan Menutup 3M. 5.2 Analisis Bivariat
5.2.1 Hubungan Keberadaan Jentik Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue