Karakteristik Responden Analisis Univariat

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik umur, responden terbanyak berada pada kelompok umur 33-35 tahun yaitu sebanyak 21 orang 21,4. Menurut Setyobudi 2011, perilaku seseorang disebabkan oleh proses pendewasaan maturation dimana semakin bertambah usia atau dewasa seseorang maka akan semakin cepat beradaptasi dengan lingkungannya sehingga dapat mempertimbangkan keuntungan dan kekurangan dari suatu inovasi. Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan diketahui bahwa sebagian besar responden dari kelompok kasus memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 47 orang 48 sedangkan sebagian besar kelompok kontrol juga memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu 44 orang 44,9. Banyaknya jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA menunjukkan bahwa pengetahuan responden belum cukup luas sehingga belum mengetahui tentang pentingnya penyakit demam berdarah dengue. Hasil penelitian Hermansyah 2012 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung tidak mengalami kejadian DBD 86. Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah juga bagi orang tersebut untuk menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan yang mereka miliki Notoatmodjo, 2003. Secara umum diyakini bahwa bertambahnya tingkat pendidikan maka akan menjadikan semakin baik pengetahuan seseorang terutama mengenai pengetahuan tentang penyakit DBD. Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa umumnya responden kelompok kasus tidak pernah mendapat penyuluhan tentang DBD yaitu 80 orang 81,6 begitu juga dengan responden kelompok kontrol yang tidak pernah mendapat penyuluhan tentang DBD yaitu sebanyak 89 orang 90,8. Hasil penelitian Kusumawardani 2012 menunjukkan bahwa penyuluhan tentang DBD akan membuat peningkatan pengetahuan dan kemampuan individu dalam melakukan pencegahan DBD. Asumsi dalam penelitian ini adalah tingginya jumlah responden yang tidak pernah mendapat penyuluhan tentang DBD menyebabkan masih banyak responden yang belum pernah mendapatkan informasi tentang DBD sehingga mereka cenderung tidak mengetahui tentang penyakit DBD. Penyuluhan ini berguna untuk memberikan informasi bagi masyarakat mengenai penyebab DBD, gejala DBD dan cara mencegah DBD.

5.1.2 Keberadaan Jentik

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Kinerja Petugas Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kota Pematang Siantar Tahun 2013

2 58 153

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Prevalensi Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan Berdasarkan Data Di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2011

2 59 116

Analisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue

0 30 1

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 0 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Keberadaan Jentik, Pengetahuan dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2014

0 0 9

Pengaruh Keberadaan Jentik, Pengetahuan dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2014

0 0 18