5.2.2 Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi square diperoleh nilai p = 0,004. Oleh karena nilai p 0,004 lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan pengetahuan dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue DBD. Hasil statistik menunjukkan bahwa nilai Odd Ratio OR sebesar 2,34 95
CI 1,311-4,196, artinya responden dengan pengetahuan yang buruk 2,34 kali lebih berisiko menderita DBD dibandingkan responden dengan pengetahuan yang baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian Supriyanto 2011, yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk PSN memiliki hubungan yang
bermakna dengan kejadian penyakit DBD p = 0,007. Hasil penelitian Lestari 2012 juga menyatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD di
Desa Madegondo Kabupaten Sukoharjo p = 0,003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kelompok kasus
lebih baik daripada tingkat pengetahuan kelompok kontrol. Asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa tingginya tingkat pengetahuan kelompok kasus disebabkan karena
anggota keluarga mereka pernah menderita DBD sehingga membuat keluarga mendapatkan informasi mengenai DBD dan secara tidak langsung meningkatkan
pengetahuan keluarga mengenai DBD serta dapat mencegah dan mengatasi gejala awal penyakit DBD apabila ada anggota keluarga yang kembali terkena DBD
Menurut Yudhastuti 2005, pengetahuan responden mengenai Demam Berdarah Dengue, vektor penyebabnya serta faktor yang mempengaruhi keberadaan
jentik nyamuk Aedes aegypti sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penularan
Universitas Sumatera Utara
penyakit DBD serta menekan perkembangan dan pertumbuhan jentik nyamuk Aedes aegypti.
Pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. Pengetahuan tentang penyakit misalnya
dapat bermanfaat bagi seseorang untuk untuk menjaga agar dirinya tidak tertular oleh penyakit tersebut. Oleh sebab itu jika responden memiliki pengetahuan yang baik
tentang penyakit DBD maka akan membuat responden memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap kejadian DBD sehingga kemungkinan terjadinya kasus DBD akan
semakin berkurang. Menurut Notoatmodjo 2005, pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Dengan demikian pengetahuan lebih mudah diperoleh jika semua indera yang
dimiliki seseorang bekerja sama, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
5.2.3 Hubungan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue