Pemberantasan Sarang Nyamuk Pengetahuan

sektor kesehatan. Seluruh negara mempunyai undang-undang tentang pengawasan penyakit yang berpotensi wabah seperti DBD dengan memberikan kewenangan kepada petugas kesehatan untuk mengambil tindakan atau kebijakan untuk mengendalikannya. Dengan adanya peraturan perundangan baik undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan daerah, maka pemerintah, dunia usaha dan masyarakat wajib memelihara dan patuh.

2.6 Pemberantasan Sarang Nyamuk

Menurut Hatang 2010, Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN DBD adalah kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD di tempat-tempat perkembangbiakannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengendalikan populasi nyamuk Ae. aegypty sehingga penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Tempat-tempat yang menjadi sasaran PSN DBD adalah semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD seperti tempat penampungan air TPA untuk keperluan sehari-hari, TPA bukan untuk keperluan sehari-hari, dan tempat penampungan air alamiah. PSN DBD dilakukan dengan cara 3M, yaitu: a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandiWC dan drum seminggu sekali b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti genntong, tempayan, dan tandon air. Universitas Sumatera Utara c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Selain itu, juga dilakukan langkah-langkah seperti 3M Plus: a. mengganti air vas bunga, tempat minum burung, atau tempat lain yang sejenis seminggu sekali b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambupohon dengan tanah atau bahan lainnya d. Menaburkan bubuk larvasida di tempat-tempat yang sulit untuk dikuras atau di daerah yang sulit air. e. Memelihara ikan pemakan jentik di tempat penampungan air f. Memasang kawat kasa g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruangan memadai i. Menggunakan kelambu j. Menggunakan obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, untuk aktivitas di dalam dan di luar rumah Kegiatan PSN di dalam rumah dilaksanakan oleh anggota keluarga. Sedangkan PSN di tempat umum ditunjuk oleh pimpinan atau pengelola tempat umum tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.7 Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2002, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting utnuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. Awareness kesadaran dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu sebuah stimulus objek. 2. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut, di sini sikap subjek sudah mulai timbul. 3. Evaluation menimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik. 4. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai apa yang dikehendaki oleh stimkulus. 5. Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus. Universitas Sumatera Utara Sedangkan tingkat pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu Tahu diartikan sebagai mengingat suat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui, dan dapat meninterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi Aplikasi yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam kontek atau situasi yang lain. 4. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih berkaitan satu sama lainnya, misalnya penggunaan kata kerja. 5. Sintesis Sintesis yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, Universitas Sumatera Utara sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dsb, terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluasi yaitu kemampuan untuk justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek. penialaian-penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. Pengetahuan tentang penyakit misalnya dapat bermanfaat bagi seseorang untuk untuk menjaga agar dirinya tidak tertular oleh penyakit tersebut. Pengetahuan pada hakekatnya adalah segenap apa yang diketahui manusia tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya tentang ilmu. Pengetahuan dapat diperoleh melalui melihat atau mendengar kenyataan, selain itu juga dapat diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan, baik yang bersifat formal maupun informal. 2.8 Landasan Teori Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan yang memliki potensi penyakit. patogenesis penyakit dalam perspektif lingkungan dan kependudukan dapat digambarkan dalam teori simpul Achmadi, 2011. Universitas Sumatera Utara 1. Simpul 1: Sumber Penyakit Sumber penyakit adalah titik yang menyimpan atau menggandakan agen penyakit serta mengeluarkan agen penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui media perantara. Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk kelompok B anthropoda borne virus Arboviruses. dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae dan mempunyai empat jenis serotype, yaitu: DEN-1, DEN–2, DEN–3 dan DEN–4. Keempat serotype virus Dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. 2. Simpul 2: Media Transmisi Penyakit Ada 5 komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit yang kita kenal sebagai media transmisi penyakit yaitu udara ambient, air, tanahpangan, binatangseranggavektor, dan manusia melalui kontak langsung. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit jika di dalamnya tidak mengandung agent penyakit. Demam Berdarah Dengue ditularkan nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Yang paling berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti karena hidupnya didalam rumah, sedangkan Aedes albopictus hidupnya di kebun-kebun sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. Universitas Sumatera Utara 3. Simpul 3: Perilaku PemajananBiomarker Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan. Apabila kesulitan mengukur besaran agent penyakit, maka diukur dengan cara tidak langsung yang disebut sebagai biomarker. Kasus demam berdarah dengue ditandai dengan demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali dan sering kali ditandai dengan hemokonsentrasi. Pemeriksaan darah pasien sangat membantu untuk menegakkan diagnosa yang akurat terhadap pasien DBD . Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan hematokrit dan nilai hematokrit yang tinggi sekitar 50 atau lebih menunjukkan adanya kebocoran plasma, selain itu hitung trombosit cenderung memberikan hasil yang rendah. 4. Simpul 4: Kejadian Penyakit Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memliliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Manifestasi dampak akibat hubungan antara penduduk dengan lingkungan menghasilkan penyakit pada penduduk. Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot danatau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh Universitas Sumatera Utara hemokonsentrasi peningkatan hematokrit atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Berdasarkan uraian diatas maka sumber penyakit, media transmisi, proses interaksi dengan penduduk, serta outcome penyakit dapat digambarkan sebagai model kejadian penyakit atau paradigma kesehatan lingkungan sebagai berikut : Gambar 2.2 Landasan Teori Modifikasi Achmadi 2011 Virus Dengue Nyamuk Aedes Pemeriksaan Darah − Sehat − Sakit Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4 Variabel lain yang berpengaruh : Keberadaan Jentik, Pengetahuan, Praktik Pemberantasan Sarang N k Sumber Penyakit Media Transmisi Perilaku Pemajanan Kejadian Penyakit Universitas Sumatera Utara

2.9 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Kinerja Petugas Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kota Pematang Siantar Tahun 2013

2 58 153

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Prevalensi Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan Berdasarkan Data Di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2011

2 59 116

Analisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue

0 30 1

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 0 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Keberadaan Jentik, Pengetahuan dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2014

0 0 9

Pengaruh Keberadaan Jentik, Pengetahuan dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2014

0 0 18