BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kampung Kotalintang merupakan salah satu kampung dari lima kampung yang terletak di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi
Aceh. Kampung Kotalintang berada pada ketinggian 500-700 m dari permukaan laut dan memiliki luas wilayah sebesar 73.265 ha.
Jarak antara Kampung Kotalintang ke ibu kota Kecamatan adalah sebesar 1,7 km sedangkan jarak antara Kampung Kotalintang ke ibu kota Kabupaten adalah
sebesar 3,5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu tempuh selama 15 menit. Daerah ini merupakan daerah yang dialiri langsung oleh Sungai Tamiang yang dimanfaatkan
masyarakat sekitar sebagai sarana air minum, cuci, mandi, kakus serta sarana transportasi untuk membawa kayu dari bagian hulu oleh buruh kayu di Kampung
Kotalintang. Kampung Kotalintang terbagi atas lima dusun, yaitu : Dusun Al Iksan, Dusun
Ar Rahim, Dusun Hasanah, Dusun Ar Rahman dan Dusun Sa’adah. Kampung Kota lintang memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kampung Landuh Kecamatan Rantau
Selatan Selatan : Kampung Kota Kualasimpang
Sebelah Timur : Kampung Bukit Tempurung
Sebelah Barat : Sungai Tamiang
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan segi potensi sumber daya manusianya, Kampung Kotalintang terdiri dari 7.289 jiwa penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.671
jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3.609 jiwa serta jumlah kepala keluarga sebanyak 1.921 KK. Menurut tingkat pendidikan, struktur penduduk
Kampung Kotalintang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Penduduk Kampung Kotalintang Tingkat Pendidikan
n
Belum Sekolah 504
7 Usia 7-45 Tahun Tidak
Pernah Sekolah 38
1 Tidak Tamat SD
129 2
Tamat SDSederajat 1.685
23 Tamat SMPSederajat
1.191 16
Tamat SMASederajat 2.756
38 Diploma 1
89 1
Diploma 2 121
2 Diploma 3
211 3
Strata 1 517
7 Strata 2
9 Strata 3
Jumlah 7.250
100
4.2
Jenis-Jenis Pekerjaan Buruh Kayu
Buruh kayu merupakan seseorang yang bekerja dengan kayu, dimulai dari balok sampai barang jadi menjadi kayu jadi yang dapat digunakan untuk dibuat
menjadi bahan jadi, misalnya untuk jendela, membangun rumah, dan sebagainya. Kampung Kotalintang terbagi menjadi dua daerah, yaitu Kampung Kotalintang Atas
dan Kampung Kotalintang Bawah. Buruh kayu di daerah Kampung Kotalintang,
Universitas Sumatera Utara
terdapat di daerah Kampung Kotalintang Bawah. Jumlah kilang kayu di daerah ini ada sebanyak lima kilang kayu saw mill.
Menurut hasil penelitian di Kampung Kotalintang, mayoritas buruh kayu membawa balok dari hutan untuk diolah menjadi kayu di kilang kayu saw mill.
Buruh kayu bekerja untuk mengolah kayu di kilang kayu saw mill. Besar penghasilan yang diperoleh oleh buruh kayu pada setiap bulannya, tidak tetap. Hal ini
dikarenakan oleh cuaca alam yang tidak dapat diprediksi. Ketika air Sungai Tamiang surut, balok dari hutan tidak dapat dibawa ke kilang, karena beban balok yang terlalu
besar. Sebaliknya, ketika air sungai tamiang pasang, balok juga tidak dapat di angkut ke kilang kayu. Hal ini sering terjadi, sehingga pendapatan seorang buruh kayu tidak
tetap per bulannya yang dikarenakan balok bahan mentah yang kadang ada dan kadang tidak ada. Pekerjaan buruh kayu pun terdiri dari beberapa tingkatan. Setiap
tingkatan memiliki jenis pekerjaan dan jumlah penghasilan yang berbeda pula. Jenis tingkatan pekerjaan buruh kayu dapat dilihat pada lampiran 14.
Pekerjaan sebagai buruh kayu dilakukan di kilang kayu saw mill dan dibagi menjadi dua shift kerja, yaitu shift pagi dan shift malam. Pada shift pagi, buruh kayu
bekerja mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB sedangkan pada shift malam, buruh kayu bekerja mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB. Pada masing-
masing shift kerja, buruh kayu diselingi oleh 3 kali waktu istirahat untuk makan dan beribadah solat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 berisikan tentang jumlah buruh kayu yang dibedakan berdasarkan jenis pekerjaannya. Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan buruh kayu
yang paling banyak dijumpai dari 83 keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah tukang kayu api yaitu sebanyak 24 orang 28,9.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2014 No.
Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga Buruh Kayu
n
1. Tukang Derek
6 7,2
2. Tukang Sorong
8 9,6
3. Tukang Mal
2 2,4
4. Tukang Sambut
5 6,0
5. Tukang Pok
11 13,3
6. Tukang Lansir
23 27,7
7. Tukang Jaga KayuSortir
2 2,4
8. Tukang Ikat Kayu Lat
2 2,4
9. Tukang Kayu Api
24 28,9
Jumlah 83
100,0
4.3.
Karakteristik Keluarga
Penggolongan ketahanan pangan rumah tangga dan status gizi pada dasarnya dipengaruhi oleh karakteristik dari suatu keluarga. Dalam penelitian ini karakteristik
yang diteliti adalah tingkat pendapatan per bulan, tingkat pendidikan kepala keluarga, jumlah anggota rumah tangga serta pengetahuan gizi ibu.
Tingkat pendapatan per bulan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu di bawah Upah Minimum Provinsi Aceh Tahun 2014 dan di atas upah minimum
Provinsi Aceh Tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
tingkat pendapatan per bulan keluarga buruh kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang tergolong di bawah upah minimum provinsi kurang
dari Rp 1.750.000, dengan jumlah sebanyak 44 keluarga 53. Sedangkan sebanyak 39 keluarga buruh kayu 47 memiliki jumlah pendapatan di atas upah
minimum provinsi lebih dari Rp 1.750.000. Tingkat pendidikan formal kepala keluarga buruh kayu dianggap sangat
penting. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan kepala keluarga dapat menunjukkan bagaimana potensi kerja kepala keluarga sehingga dapat menilai
seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh. Ditinjau dari segi tingkat pendidikan kepala keluarga, kepala keluarga buruh kayu paling banyak berpendidikan dasar SD
sampai SMP, yaitu sebanyak 58 kepala keluarga 69,9 dan sisanya adalah berpendidikan lanjut SMAsederajat, dengan jumlah sebanyak 25 kepala keluarga
30,1. Ditinjau dari segi banyaknya jumlah anggota keluarga buruh kayu di
Kampung Kotalintang, mayoritas kepala keluarga memiliki jumlah anggota keluarga besar yaitu lebih dari 4 orang dalam satu keluarga, dengan jumlah sebanyak 45
keluarga 54,2 dan sisanya adalah keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari 4 orang sebanyak 38 keluarga 45,8.
Peran serta ibu dalam pengaturan makanan yang dibekali oleh pengetahuan gizi yang baik biasanya akan menentukan bagaimana kondisi pangan dan gizi
keluarga tersebut. Ditinjau dari tingkat pengetahuan gizi ibu, sebagian besar ibu keluarga buruh kayu tergolong pada tingkat pengetahuan gizi baik yaitu sebanyak 37
Universitas Sumatera Utara
keluarga 44,6. Tingkat pengetahuan gizi ibu yang tergolong sedang dimiliki oleh 28 keluarga 33,7, sedangkan tingkat pengetahuan gizi ibu yang tergolong rendah
dimiliki oleh 18 keluarga 21,7. Karakteristik keluarga buruh kayu dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Karakteristik Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2014
No. Karakteristik Responden
n 1.
Tingkat Pendapatan Per Bulan
Di bawah UMP Di atas UMP
44 39
53,0 47,0
2. Tingkat Pendidikan Kepala
Keluarga Dasar
Lanjut 58
25 69,9
30,1
3. Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga Kecil Keluarga Besar
38 45
45,8 54,2
4. Pengetahuan Gizi Ibu
Baik Sedang
Rendah 37
28 18
44,6 33,7
21,7
4.4.
Penyakit Infeksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas keluarga buruh kayu di Kampung Kotalintang menderita penyakit infeksi sebanyak 78 keluarga 94,
sedangkan sisanya adalah keluarga yang tidak menderita penyakit infeksi yaitu sebanyak 5 keluarga 6. Penyakit infeksi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keluarga buruh kayu yang pernah menderita penyakit ISPA, diare ataupun
Universitas Sumatera Utara
ISPA dan diare selama tiga bulan terakhir sampai penelitian dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 No.
Penyakit Infeksi n
1. Ya 78
94,0 2. Tidak
5 6,0
Jumlah 83
100,0
4.5 Ketahanan Pangan Keluarga