Variabel Penelitian Definisi Operasional

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Pertanyaan Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu Pengetahuan Gizi Ibu Nilai Corrected Item-Total Keterangan Cronbach’s Alpha Keterangan Pertanyaan 1 0,546 Valid 0,836 Reliabel Pertanyaan 2 0,723 Valid 0,821 Reliabel Pertanyaan 3 0,464 Valid 0,839 Reliabel Pertanyaan 4 0,712 Valid 0,819 Reliabel Pertanyaan 5 0,680 Valid 0,822 Reliabel Pertanyaan 6 0,482 Valid 0,839 Reliabel Pertanyaan 7 0,470 Valid 0,839 Reliabel Pertanyaan 8 0,401 Valid 0,845 Reliabel Pertanyaan 9 0,394 Valid 0,844 Reliabel Pertanyaan 10 0,442 Valid 0,842 Reliabel Pertanyaan 11 0,455 Valid 0,840 Reliabel Pertanyaan 12 0,500 Valid 0,837 Reliabel Reliabilitas 0,847 Reliabel Berdasarkan Tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel pengetahuan sebanyak 12 pertanyaan mempunyai nilai corrected item-total correlation lebih dari 0,361 dengan nilai cronbach’s alpha 0,847. Dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pengetahuan valid dan reliabel.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas independent dan variabel terikat dependent. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut yaitu: 1. Variabel terikat dependent adalah status gizi keluarga buruh kayu 2. Variabel bebas independent adalah ketahanan pangan keluarga buruh kayu Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Definisi Operasional

Untuk lebih memperjelas arah penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut. 1. Buruh kayu adalah seorang yang pekerjaannya berhubungan dengan kayu mulai dari mengolah balok dari pohon sampai menjadi kayu jadi siap pakai yang diolah di kilang kayu saw mill di daerah Kampung Kota Lintang Bawah 2. Keluarga buruh kayu adalah sekelompok individu yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal bersama dalam satu atap dan makan dalam satu dapur, dimana kepala keluarganya berprofesi sebagai buruh kayu 3. Status gizi keluarga buruh kayu adalah ukuran tubuh dari keluarga buruh kayu yang menunjukkan keadaan dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan pengeluaran zat-zat gizi, yang diperoleh dari pengukuran status gizi setiap anggota keluarga dengan indeks antropometri BBU untuk anggota keluarga usia 0 sampai 2 tahun, BBTB untuk anggota keluarga usia lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun, IMTU untuk anggota keluarga usia lebih dari 5 tahun sampai 18 tahun, IMT untuk anggota keluarga usia lebih dari 18 tahun serta LILA untuk ibu hamil 4. Ketahanan pangan keluarga adalah tingkat kemampuan sebuah keluarga untuk menjamin asupan makanan bagi seluruh anggota keluarganya yang diukur dari Universitas Sumatera Utara tingkat pengeluaran pangan dan tingkat kecukupan konsumsi energi rata-rata keluarga tersebut 5. Tingkat pengeluaran pangan adalah persentase pengeluaran bahan pangan dari keluarga buruh kayu dibandingkan dengan total pengeluaran per bulan 6. Tingkat kecukupan konsumsi energi rata-rata keluarga adalah persentase dari jumlah konsumsi energi keluarga buruh kayu dibandingkan dengan angka kecukupan energi rata-rata keluarga yang seharusnya 7. Penyakit infeksi adalah riwayat penyakit ISPA maupun diare yang pernah diderita oleh anggota keluarga buruh kayu selama 3 bulan terakhir sampai pelaksanaan penelitian 8. Karateristik keluarga adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap keluarga buruh kayu, terdiri dari : pendapatan per bulan, tingkat pendidikan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga dan pengetahuan gizi ibu 9. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya individu yang menetap bersama dalam satu rumah dan hidup dari pendapatan keluarga. 10. Tingkat pendidikan kepala keluarga adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh kepala keluarga buruh kayu 11. Tingkat pendapatan per bulan adalah upah kerja yang didapat kepala keluarga dengan pekerjaannya sebagai buruh kayu selama sebulan 12. Pengetahuan gizi ibu adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu keluarga buruh kayu tentang kandungan zat gizi, manfaat zat gizi, dan sumber-sumber bahan makanan bergizi yang diukur melalui kuesioner pengetahuan gizi ibu Universitas Sumatera Utara 13. Konsumsi pangan keluarga adalah segala jenis makanan yang dikonsumsi oleh keluarga buruh kayu pada waktu tertentu 3.6 Metode Pengukuran Adapun metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut. 1. Ketahanan Pangan Keluarga Buruh Kayu Dalam mengukur ketahanan pangan keluarga, dapat dilakukan dengan pengukuran yang dikembangkan oleh Jonsson Toole 1991 dalam Maxwell, D et al 2000. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menggabungkan dua indikator ketahanan pangan yaitu tingkat pengeluaran pangan dan konsumsi energi keluarga. Batasan untuk konsumsi energi keluarga adalah 80 dari angka kecukupan konsumsi energi rata-rata keluarga, sedangkan batasan tingkat pengeluaran pangan adalah 60 dari total pengeluaran. Indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Pengukuran Ketahanan Pangan Keluarga Konsumsi Energi Rumah Tangga Tingkat Pengeluaran Pangan Rendah ≤ 60 Pengeluaran Total Tinggi 60 Pengeluaran Total Cukup 80 kecukupan energi rata-rata keluarga Tahan Pangan Rentan Pangan Kurang ≤ 80 kecukupan energi rata-rata keluarga Kurang Pangan Rawan Pangan Sumber : Jonsson and Tole, 1991 dalam Ariani M Handewi PSR, 2003 Universitas Sumatera Utara 2. Konsumsi Pangan Keluarga Buruh Kayu Dalam penelitian ini konsumsi pangan yang diperhitungkan adalah konsumsi energi rata-rata keluarga buruh kayu. Perhitungan tingkat konsumsi energi keluarga diperoleh dari hasil analisis konsumsi makanan keluarga yang dibandingkan dengan angka kecukupan energi rata-rata keluarga AKERK. Makanan yang dikonsumsi oleh keluarga, dihitung dengan mengkonversikan makanan tersebut ke ukuran rumah tangga URT atau ke dalam ukuran gram untuk dianalisis kandungan zat gizi dari seluruh bahan pangan yang dikonsumsi dengan menggunakan aplikasi komputer nutrisurvey 2005 atau daftar komposisi bahan makanan DKBM. Lalu dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk mendapatkan hasil analisis makanan yang konsumsi keluarga selama dua hari. Selanjutnya, hasil analisis makanan yang dikonsumsi dibandingkan dengan angka kecukupan energi rata-rata keluarga AKERK, yang dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. AKERK = Keterangan : AKERK = angka kecukupan energi rata-rata keluarga UE = Faktor Unit Konsumen Energi dari anggota keluarga ke-i N = jumlah anggota keluarga yang ditaksir kecukupannya 2700 = nilai UE sama dengan 1000 Universitas Sumatera Utara Tingkat konsumsi energi keluarga diklasifikasikan dengan kriteria yang tertera pada Tabel 3.2 pada kolom tingkat konsumsi energi rumah tangga. 3. Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga Dihitung dengan membagi pengeluaran untuk bahan pangan selama sebulan dengan total pengeluaran selama sebulan dikalikan dengan 100. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan kriteria tingkat pengeluaran pangan rumah tangga pada tabel 3.2. 4. Status Gizi Penentuan status gizi anggota keluarga dilakukan dengan cara pengukuran terhadap nilai-nilai dari indeks antropometri BBU, BBTB, IMTU, dan IMT dibandingkan dengan menggunakan nilai rujukan dari Kementerian Kesehatan RI a. Untuk anggota keluarga yang berusia 0 sampai 2 tahun, status gizi diukur dengan menggunakan indeks berat badan menurut umur seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3 Indeks Antropometri Berat Badan Menurut Umur pada Anak Usia 0-2 Tahun Ambang Batas Z-Score Kategori Status Gizi Di atas 2 SD Gizi Lebih -2 SD sampai dengan +2 SD Gizi Baik -3 SD sampai dengan -2 SD Gizi Kurang Di bawah -3 Gizi Buruk Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2010 Universitas Sumatera Utara b. Untuk anggota keluarga yang berusia lebih dari 2 tahun sampai usia 5 tahun, status gizi diukur dengan menggunakan indeks berat badan menurut tinggi badan seperti yang tertera pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Indeks Antropometri Berat Badan Menurut Tinggi Badan pada Anak Usia 2 Tahun sampai 5 Tahun Ambang Batas Z-Score Kategori Status Gizi Di atas 2 SD Gemuk -2 SD sampai dengan +2 SD Normal -3 SD sampai dengan -2 SD Kurus Di bawah -3 Sangat Kurus Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2010 c. Untuk anggota keluarga yang berusia lebih dari 5 tahun sampai usia 18 tahun, status gizi diukur dengan menggunakan indeks IMT menurut umur seperti yang tertera pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Usia 5 Tahun sampai 18 Tahun Ambang Batas Z-Score Kategori Status Gizi Di atas 2 SD Obesitas 1 SD sampai dengan 2 SD Gemuk -2 SD sampai dengan 1 SD Normal -3 SD sampai dengan -2 SD Kurus Di bawah -3 SD Sangat kurus Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2010 d. Untuk anggota keluarga yang berusia lebih dari 18 tahun dewasa, status gizi diukur dengan menggunakan ukuran IMT seperti yang tertera pada tabel 3.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6 Kategori Indeks Massa Tubuh untuk Golongan Usia Dewasa 18 Tahun IMT Kategori Status Gizi 17,0 Kurus kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,4 Kurus kekurangan berat badan tingkat ringan 18,5-25,0 Normal 25,1-27,0 Kegemukan kelebihan berat badan tingkat ringan 27,0 Kegemukan kelebihan berat badan tingkat berat Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 1994 dalam Supariasa, 2002 e. Untuk wanita usia subur 15 sampai 45 tahun dengan keadaan hamil, status gizi diukur dengan menggunakan ukuran lingkar lengan atas LILA seperti yang tertera pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Kategori Ukuran Lingkar Lengan Atas LILA pada Wanita Hamil Usia 15-45 Tahun Ukuran LILA cm Kategori Status Gizi 23,5 Kekurangan Energi Kronis ≥ 23,5 Normal Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 1994 Kemudian, penentuan status gizi keluarga dapat diukur dengan melihat persentasi status gizi anggota keluarganya. Kategori status gizi keluarga dapat dikategorikan sebagai berikut Arbaiyah, 2013. a Status gizi keluarga baik, jika 50 dari status gizi anggota keluarga berstatus gizi normal b Status gizi keluarga sedang, jika persentasi status gizi anggota keluarga sebesar 50 c Status gizi keluarga tidak baik, jika persentasi status gizi anggota keluarga sebesar 50 Universitas Sumatera Utara 5. Penyakit Infeksi Pengambilan data dinilai dari jawaban responden pada kuesioner mengenai ISPA dan diare. Riwayat kejadian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan bagian Akut, jika keluarga buruh kayu pernah atau sedang diderita oleh anggota keluarga selama tiga bulan terakhir saat pengambilan data dengan gejala batuk, mengeluarkan ingus, demam, dan tanpa sesak napas. Sedangkan riwayat diare adalah pengambilan data dengan skala nominal tentang penyakit diare yang pernah atau sedang diderita anggota keluarga dalam tiga bulan terakhir dan saat pengambilan data dengan gejala buang air besar ≥ 4 kali sehari dengan konsistensi cair dengan atau tanpa muntah. Maka dari itu, klasifikasi keluarga tentang penyakit infeksi ISPA dan diare adalah sebagai berikut Ernawati, 2006. a Ya, jika anggota keluarga pernah menderita penyakit ISPA, diare ataupun sekaligus menderita ISPA dan diare selama 3 bulan terakhir b Tidak, jika tidak pernah menderita kedua penyakit selama 3 bulan terakhir 6. Pengetahuan Gizi Ibu Pengetahuan gizi ibu diukur melalui kuesioner yang berisikan 12 pertanyaan yang diberikan kepada responden. Setiap jawaban yang benar diberi nilai satu, sedangkan jawaban yang salah diberi nilai nol. Sehingga total nilai jawaban ada 12. Kemudian jawaban responden yang benar dibagi dengan nilai jawaban dari pertanyaan lalu di kalikan dengan 100 . Kategori tingkat pengetahuan gizi ibu dibedakan menjadi 3 bagian yaitu Khomsan, 2000. Universitas Sumatera Utara a Tingkat pengetahuan gizi ibu baik, jika persen jawaban yang diperoleh berjumlah 80 b Tingkat pengetahuan gizi ibu sedang, jika persen jawaban yang diperoleh berjumlah 60-80 c Tingkat pengetahuan gizi ibu rendah, jika persen jawaban yang diperoleh berjumlah 60 7. Jumlah anggota keluarga Jumlah anggota keluarga diketahui dengan menanyakan berapa banyak jumlah anggota keluarga responden. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua kategori sesuai dengan standar BKKBN 1996 yaitu keluarga kecil ≤4 orang dan keluarga besar 4 orang Hidayati, 2011. 8. Tingkat pendidikan kepala keluarga Tingkat pendidikan kepala keluarga dikategorikan dengan mengelompokkannya menjadi dua kategori, yaitu dasar tingkat pendidikan SD sampai SMP dan lanjut tingkat pendidikan SMA, akademi, dan perguruan tinggi. 9. Tingkat pendapatan per bulan Adalah upah kerja yang didapat kepala keluarga dengan pekerjaannya sebagai buruh kayu selama sebulan dikategorikan sebagai berikut Upah Mininum Provinsi Aceh, 2014. a Di bawah UMP Aceh, jika pendapatan keluarga Rp 1.750.000 b Di atas UMP Aceh, jika pendapatan keluarga ≥ Rp 1.750.000 Universitas Sumatera Utara

3.7 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

3 79 102

Hubungan Pola Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 21

Hubungan Pola Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Pola Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 12

Hubungan Pola Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 32

Hubungan Pola Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 1 8

Hubungan Pola Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 39

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA IBU TENTANG IMUNISASI BCG PUSKESMAS KOTALINTANG KABUPATEN ACEH TAMIANG

0 0 7

Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh Tahun 2014

0 1 38

Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh Tahun 2014

0 0 16