ISPA dan diare selama tiga bulan terakhir sampai penelitian dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 No.
Penyakit Infeksi n
1. Ya 78
94,0 2. Tidak
5 6,0
Jumlah 83
100,0
4.5 Ketahanan Pangan Keluarga
Penggolongan ketahanan pangan keluarga buruh kayu pada penelitian ini dinilai dari aspek tingkat pengeluaran pangan keluarga dan tingkat kecukupan
konsumsi energi rata-rata keluarga. Tingkat pengeluaran pangan dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu tingkat pengeluaran pangan tinggi dan rendah. Sedangkan tingkat
kecukupan konsumsi energi rata-rata keluarga dibedakan atas dua golongan, yaitu kurang dan cukup. Hal ini dapat dilihat secara rinci pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2014 No.
Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga Buruh Kayu
n
1. Rendah 14
16,9 2. Tinggi
69 83,1
Jumlah 83
100,0
Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga buruh kayu memiliki tingkat pengeluaran pangan yang tinggi yaitu sebanyak 69 keluarga
Universitas Sumatera Utara
83,1, dimana 69 kelurga tersebut memiliki pengeluaran pangan lebih dari 60 pengeluaran total sebulan. Sedangkan keluarga buruh kayu yang memiliki tingkat
pengeluaran pangan yang rendah atau pengeluaran pangan kurang dari 60 pengeluaran total sebulan, ada sebanyak 14 keluarga 16,9.
Hal ini menunjukkan bahwa pengalokasian pendapatan per bulan oleh sebagian besar keluarga buruh kayu di Kampung Kotalintang, dihabiskan untuk
kebutuhan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan primer yang wajib untuk dipenuhi. Pengukuran ketahanan pangan dalam penelitian ini dilakukan dengan
perhitungan dua indikator ketahanan pangan. Maka dari itu, untuk mengukur derajat ketahanan pangan suatu rumah tangga diperlukan juga informasi tentang tingkat
kecukupan konsumsi energi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecukupan Konsumsi Energi Rata-Rata Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota
Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 No.
Tingkat Kecukupan Konsumsi Energi Rata-Rata Keluarga Buruh Kayu
n
1. Cukup 62
74,7 2. Kurang
21 25,3
Jumlah 83
100,0
Penilaian tingkat kecukupan konsumsi energi rata-rata keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.6, yang menunjukkan bahwa mayoritas keluarga buruh kayu memiliki
tingkat kecukupan konsumsi energi rata-rata keluarga dengan kategori cukup yaitu sebesar lebih dari 80 angka kecukupan energi rata-rata keluarga AKERK, dengan
jumlah keluarga sebanyak 62 keluarga 74,7.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut mengindikasikan bahwa secara kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas keluarga buruh kayu dapat mencukupkan mereka untuk
menghilangkan rasa lapar. Setelah diketahui penilaian kedua aspek tersebut, maka dapatlah diketahui ketahanan pangan keluarga buruh kayu di Kampung Kotalintang,
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketahanan Pangan Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2014 No.
Ketahanan Pangan Keluarga n
1. Tahan Pangan 10
12,0 2. Rentan Pangan
51 61,4
3. Kurang Pangan 3
3,6 4. Rawan Pangan
19 22,9
Jumlah 83
100,0
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa paling banyak keluarga buruh kayu di Kampung Kotalintang tergolong kepada keluarga yang rentan pangan yaitu sebanyak
51 keluarga 61,4. Sedangkan sisanya terdiri dari 19 keluarga buruh kayu 22,9 yang tergolong rawan pangan, 10 keluarga buruh kayu 12 yang tergolong tahan
pangan, serta 3 keluarga buruh kayu 3,6 yang tergolong kurang pangan.
4.6 Status Gizi Keluarga