BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pola Makan Pecandu Narkoba
Pola makan pecandu narkoba yang baik mengandung makanan pokok, lauk- pauk,buah-buahan dan sayur-sayuran serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai
dengan kebutuhan. Dengan pola makan yang baik dan jenis makanan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun,
dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi Baliwati dkk, 2004. Pecandu narkoba selama menjalani rehabilitasi di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf tidak diperbolehkan
mengonsumsi makanan dari luar kecuali ada acara-acara khusus yang diadakan oleh panti sehingga pecandu narkoba mengonsumsi makanan dari luar panti.
5.1.1. Pola Makan Pecandu Narkoba Menurut Jenis dan Frekuensi Makanan
Jenis dan frekuensi makan di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara memiliki frekuensi makan 3 kali sehari dengan jenis makanan yang beragam
sesuai dengan menu yang telah ditetapkan oleh penyelenggara makanan Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi makan pecandu narkoba sudah baik bila dilihat dari
pola makan yang terdiri dari 3 kali makan utama. Frekuensi makan yang baik disebabkan para pecandu narkoba semua tinggal di dalam panti yang jadwal
makannya sudah diatur dengan baik oleh pengurus panti. Begitu pula dengan jenis makanan yang dikonsumsi pecandu narkoba. makin beragam jenis makanan yang
dikonsumsi akan semakin baik, karena tidak ada satu makanan yang menyediakan semua unsur yang dibutuhkan Wirakusumah, 1994.
53
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan food record dan food frequency makanan pokok yang dikonsumsi pecandu narkoba adalah nasi putih
≥1xhari 100. Dibandingkan dengan mie, roti, kentang atau sumber makanan pokok lainnya, para pecandu narkoba lebih memilih nasi putih untuk makanan pokok
mereka. Bahkan untuk sarapan pagi juga mengonsumsi nasi putih atau terkadang nasi uduk. Bahan makanan pokok merupakan sumber penghasil utama energi. Bahan
makanan pokok dianggap yang terpenting dalam susunan hidangan pada masyarakat Indonesia dan biasanya merupakan jumlah terbanyak dalam suatu hidangan. Bahan
makanan pokok juga dianggap terpenting, karena bila suatu susunan makanan tidak mengandung bahan makanan pokok, tidak dainggap lengkap Sediaoetama, 1996.
Penyelenggara makanan di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf menyediakan jenis makanan yang beragam untuk lauk pauk. Lauk pauk memiliki protein yang
tinggi. Sumber protein ada dua yaitu sumber protein hewani dan nabati. Protein hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ayam yaitu sebanyak 69 orang
97,2 mengonsumsinya. Sedangkan untuk protein nabati yang paling banyak dikonsumsi adalah tahu yaitu sebanyak 71 orang 100 mengonsumsinya. Untuk
jenis lauk pauk yang lain seperti telur, ikan, daging, tempe, dan lain-lain juga dikonsumsi. Hanya saja ada beberapa pecandu narkoba yang alergi atau tidak suka
pada lauk pauk tertentu. Keragaman lauk pauk seperti ini baik karena lauk pauk mengandung banyak protein yang berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan, menggantikan sel-sel yang mati. Selain lauk pauk, sayuran dan buah-buahan juga penting untuk dikonsumsi
oleh tubuh. Berdasarkan hasil penelitian, sayuran yang dikonsumsi pecandu narkoba
Universitas Sumatera Utara
bervariasi dan berganti setiap harinya. Ini dilakukan agar tidak timbul kebosanan dari pecandu narkoba terhadap menu yang disediakan. Karena sebagian pecandu narkoba
ada yang tidak menyukai sayur. Konsumsi sayur yang paling banyak oleh pecandu narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf adalah tauge 97,2 dengan frekuensi
1-5xminggu, bayam 93 dengan frekuensi 1-5xminggu dan kacang panjang 97,2 dengan frekuensi ≤2xbulan. Biasanya tauge diolah dengan cara ditumis
sedangkan bayam dengan cara direbus. Pengolahan seperti itu dimaksudkan untuk menarik selera makan pecandu narkoba dan membuat pecandu narkoba yang tidak
menyukai sayur dapat suka terhadap sayur. Sayuran yang paling sedikit dikonsumsi pecandu narkoba adalah jipang 84,5 dengan frekuensi 1-5xminggu dan labu
85,9 dengan frekuensi 1-5xminggu. Untuk jenis buah-buahan hampir seluruhnya di konsumsi oleh pecandu
narkoba. Jenis buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi adalah pisang 100 dan semangka 100. Sedangkan yang paling sedikit dikonsumsi adalah timun
94,4 dan pepaya 95,8. Sayur-sayuran dan buah-buahan selain sebagai sumber vitamin dan mineral, juga merupakan sumber serat yang baik jika dikonsumsi secara
teratur, bervariasi dan dalam jumlah yang cukup. Pada usia dewasa kebutuhan vitamin semakin meningkat dan dianjurkan untuk lebih meningkatkan konsumsi
makanan yang kaya vitamin Hardani, 2002. Makanan selingan juga diberikan pada pecandu narkoba di Panti Sosial
Pamardi Putra insyaf dengan jadwal yang teratur. Setiap jam 5 sore makanan selingan diberikan kepada para pecandu narkoba. Makanan selingannya dapat berupa agar-
agar, nagasari, bubur kacang hijau, ataupun bubur sum-sum. Makanan selingan ini
Universitas Sumatera Utara
biasanya disukai dan dimakan oleh seluruh pecandu narkoba 100 dan diberikan dengan frekuensi 1-5xminggu. Ada juga makanan selingan yang dibawakan oleh
keluarga pecandu narkoba dan biasanya dinikmati oleh teman-teman sekamar dari pecandu narkoba tersebut. Tapi hal ini hanya diberikan kepada pecandu narkoba yang
berada dalam tahap re-entry unit. Kenyataannya, walaupun pada tahap re-entry unit sudah diperbolehkan mengonsumsi makanan yang dibawakan oleh keluarga, pecandu
narkoba jarang sekali bahkan ada yang belum mendapat kunjungan dari keluarga mereka.
5.1.2. Tingkat Konsumsi Energi Pecandu Narkoba