Bentik Alga Sebagai Indikator Kualitas Air

flora dan fauna, bersama-sama dengan bakteri jamur dan organisme planktonik lainnya Suwartimah et al., 2011. Alga planktonik tentunya menggunakan nutrisi yang menguntungkan bagi perkembagan alga tersebut, Diatom, dinoflagelata, ganging hijau, euglena, dan gangang hijau biru adalah yang paling sering muncul Tubuh alga gangang menunjukkan keanekaragaman yang besar, tetapi semua selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastid, dalam plastidanya terdapat zat-zat warna klorofil, yaitu klorofil –a atau klorofil-b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil tardapat pula zat warna lain, dan zat warna lain inilah yang justru kadang-kadang lebih menonjol dan menyebabkan kelompok gangang tertentu diberi nama menurut warna tersebut. Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin berwarna biru, fikosantin berwarna pirang, fikoeritrin berwarna merah. Disamping itu juga biasa ditemukan zat warna Xantofil, dan karotin. Dengan adanya derivate klorofil tersebut tumbuhan gangang dapat berasimilasi dengan fotosintesis, jadi gangang tersebut bersifat autotrof Tjitrosoepomo, 2005.

2.4 Bentik Alga Sebagai Indikator Kualitas Air

Keberadaan organisme perairan dapat digunakan sebagai indikator terhadap pencemaran air selain indikator kimia dan fisika. Menurut Nybakken 1992, organisme perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran karena habitat, mobilitas dan umurnya yang relatif lama mendiami suatu wilayah perairan tertentu Dampak adanya pencemaran akan mengakibatkan keanekaragaman spesies menurun Menurut Thornton et al., 1990, produsen primer di sungai, danau, dan waduk terdiri dari fitoplankton, bakteri, alga bentik perifiton, dan makrofita. Pada kondisi perairan berarus perifiton lebih berperan sebagai produsen primer, sedangkan fitoplankton cenderung lebih dominan peranannya pada sungai yang dalam dan besar. Sebagai produsen primer yang paling penting dalam sistem ekosistem perairan, alga bentik terdapat dimana-mana dan sensitif untuk berbagai keadaan stres. Alga bentik banyak menjelaskan pola distribusi dari ganggang yang sangat berkorelasi dengan faktor lingkungan. Faktor-faktor ini termasuk karakteristik geomorfik, eco-iklim, siklus hidrologi, penggunaan lahan di DAS Daerah Aliran Universitas Sumatera Utara Sungai. Dalam Stream nutrisi seperti N dan P. Selain itu, ada banyak studi menggambarkan komposisi ganggang komunitas bentik dan hubungan dengan kualitas lingkungan di danau, kolam, dan sungai dalam jangka waktu tertentu Wu et all. 2009. Beberapa indikator penting dari beberapa spesies alga menjadi kriteria untuk menentukan pencemaran air. Limbah air berasal dari sumber-sumber domestik dan industri, terdiri dari senyawa organik dan anorganik . Menurut Atici Obali 2010, diatom sendiri telah digunakan di sejumlah negara sebagai indikator polusi air. Diatom merupakan organisme biologi yang cukup penting cukup penting, karena mereka adalah salah satu sumber oksigen, seperti divisi alga lainnya, dan tingkatan pertama sebagai produsen utama yang dominant dan merupakan sumber daya makanan alami pada ekosistem sungai Alga dapat berfungsi sebagai indikator tingkat penurunan kualitas air, dan algae sebagai indikator banyak telah digunakan untuk menilai status lingkungan. Kolkwitz Marsson 1980, adalah perintis yang diklasifikasikan spesies alga berdasarkan toleransinya terhadap berbagai jenis polusi. Mereka menyatakan bahwa kehadiran spesies tertentu ganggang bisa mendefinisikan berbagai zona degradasi di sungai. Palmer 1969 dalam Omar 2010, menerbitkan sebuah peringkat komposit spesies alga yang dapat digunakan untuk menunjukkan air bersih dan tercemar Menurut Curtis Curd 1971 dalam Wijaya 2009, menambahkan beberapa alga yang hidup pada komunitas perairan tercemar limbah organic adalah Stigeoclon tenue, Navicula spp., Fragillaria spp., dan Synedra spp, Alga yang berhubungan dengan air bersih adalah Cladophora, Ulothrix, dan Navicula, sedangkan alga yang berhubungan dengan perairan yang tercemar adalah Chlorella, Chlamydomonas, Oscillatoria, Phormidium, dan Stigeoclonium. Alga hijau Chlorophyceae biasa berkembang pada perairan pertengahan antara perairan tidak tercemar dengan perairan sangat tercemar. Universitas Sumatera Utara 2.5. Faktor Fisika kimia perairan 2.5.1 Temperatur