dekomposisi sehingga fitoplankton dan tumbuhan air akan menggunakannya selama proses fotosintesis berlangsung. Selanjutnya
Weitzel 1979 dalam Asprianti et al.,
2013 menyatakan bahwa, pada umumnya alga biru hidup pada pH netral sampai
basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam pH6 dan diatom pada kisaran pH yang netral akan mendukung keanekaragaman jenisnya.
e. Oksigen Terlarut DO
Dari Tabel 4 diperoleh rata-rata nilai DO yang didapat adalah 6,65 mgl -7,5 mgl, dimana nilai DO tertinggi terdapat pada stasiun 1, dengan nilai 7,5 mgl, hal ini
disebabkan pada stasiun penelitian ini minim aktifitas hal ini diduga karena dipengaruhi oleh pergerakan massa air dengan adanya kontak antara permukaan
air dan udara, proses fotosintesis dan respirasi dari organisme sungai termasuk fitoplankton dan algae, sehingga kadar oksigen terlarut lebih tinggi. Sedangkan
nilai oksigen terlarut terendah terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 6,65 mgl, hal ini disebabkan pada stasiun 3 merupakan daerah pemukiman dan kawasan
pertanian sehingga menyebakan senyawa organik yang tinggi dan suhu pada stasiun ini lebih tinggi dari 2 stasiun lainnya. Menurut Poppo et al., 2008 dalam
Gultom 2010, penyebab utama berkurangnya oksigen terlarut dalam air adalah adanya buangan bahan-bahan yang mudah membusuk.
f. Kecepatan Arus
Dari Tabel 4 diperoleh kecepatan arus pada masing-masing stasiun adalah 0,65 ms – 1,15 ms, dimana kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun 1 0,65 dan
terendah pada stasiun 3 1.15. perbedaan ini dapat oleh kondisi fisik sungai, dimana pada stasiun 1 memiliki kedalaman yang relatif dangkal sehingga arus
lebih cepat, sedangkan stasiun 3 terdapat belokanlekukan dan sungai yang lebih lebar. Kecepatan arus sangat mempengaruhi kehidupan organisme bentik yang
hidupnya melekat pada subtrat dan akan mempengaruhi jenis serta sifat organisme perairan tersebut. Kecepatan arus yang lebih besar dapat mengurangi organisme
yang dijumpai dan hanya jenis yang mampu melekat kuat pada subtrat saja yang mampu bertahan. Welch 1980, menambahkan bahwa pada sungai dangkal
dengan kecepatan arus cepat, biasanya didominasi oleh diatom epilitik.
Universitas Sumatera Utara
g. BOD5 Biochemical Oxygen Demand
Dari Tabel 4 diperoleh kisaran nilai BOD5 yang didapat dari ketiga stasiun penelitian adalah 0,45-1,15 mgl. Nilai BOD5 tertinggi terdapat pada stasiun 3
dengan nilai 1,15 sedangkan BOD5 terendah pada stasiun 1 dengan nilai 0,45. Rendahnya BOD pada stasiun ini dapat disebakan karena adanya pembusukan
tanaman, limbah domestik maupun industri yang terbawa dari hulu sungai. Dari nilai rata-
rata BOD5 diatas, dapat dikatakan bahwa kondisi perairan tersebut masih ba ik danmemenuhi baku mutu air kelas III dengannilai maksimum 6 mgl PP N
O 282001.
Jeffries Mills 1996 dalam Effendi 2003, menambahkan bahwa perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mgl.
h. Kejenuhan Oksigen