a. Suhu
Dari Tabel 4 diperoleh nilai rata-rata yang berkisar antara 26,5-28,5 C, dapat
dilihat temperatur tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 28,5 C. Hal ini
disebabkan pada stasiun 3 merupakan daerah pertanian dan pemukiman penduduk, hal ini juga disebakan oleh minimnya tutupan vegetasi pada stasiun ini
akibatnya paparan cahaya yang masuk lebih besar pada permukaan perairan sehingga mempengaruhi faktor fisik perairan khususnya suhu air. Sedangkan nilai
temperatur terendah pada stasiun 1 yaitu 26,5 C, hal ini disebabkan tidak adanya
aktifitas masyarakat yang terdapat pada stasiun ini, selain itu masih terdapatnya tutupan vegetasi kanopi pada pinggiran sungai.
Menurut Barus 2004, pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air
dengan udara disekelilingnya, ketinggian geografis dan faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh ditepi. Di samping itu, pola
temperatur perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor anthoropogen faktor
yang diakibatkan oleh manusia. Haslam 1995 dalam Effendi 2003, menambahkan bahwa nilai suhu tersebut masih baik untuk pertumbuhan alga
terutama jenis diatom 20-30 C dan Chlorophyta 30-35
C, sedangkan jenis Cyanophyta lebih dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu lebih tinggi.
b. Penetrasi Cahaya
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai penetrasi yang didapat tidak memiliki perbedaan yang signifikan dimana berkisar antara 29,5-30,5 cm.
Penetrasi cahaya tertinggi didapat pada stasiun 3 yaitu 30,5 cm, sedangkan penetrasi cahaya terendah pada stasiun 2 dengan nilai 29,5. Tinggi rendahnya
penetrasi cahaya yang masuk pada perairan dapat disebabkan minim atau tingginya bahan tersuspensi maupun yang terlarut pada badan sungai sehingga
mempengaruhi cahaya yang masuk. Menurut Sastrawijaya 1991, padatan terlarut dalam air umumnya terdiri
dari fitoplankton, zooplankton, kotoran manusia, lumpur, sisa tanaman dan hewan serta limbah industri. Partikel yang tersuspensi akan menurunkan cahaya yang
masuk, sehingga akan mempengaruhi ketransparan dan warna air. Dengan
Universitas Sumatera Utara
minimnya penetrasi cahaya yang masuk kedalam air akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis tumbuhan air.
Selanjutanya Cholik 1988 dalam Aprisanti et al., 2013, menyatakan bahwa kecerahan yang produktif
adalah apabila keping secchi mencapai kedalaman 20 – 40 cm dari permukaan.
c. Intensitas Cahaya