Kejenuhan Oksigen Kadar Nitrat Kadar Fosfat.

g. BOD5 Biochemical Oxygen Demand

Dari Tabel 4 diperoleh kisaran nilai BOD5 yang didapat dari ketiga stasiun penelitian adalah 0,45-1,15 mgl. Nilai BOD5 tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 1,15 sedangkan BOD5 terendah pada stasiun 1 dengan nilai 0,45. Rendahnya BOD pada stasiun ini dapat disebakan karena adanya pembusukan tanaman, limbah domestik maupun industri yang terbawa dari hulu sungai. Dari nilai rata- rata BOD5 diatas, dapat dikatakan bahwa kondisi perairan tersebut masih ba ik danmemenuhi baku mutu air kelas III dengannilai maksimum 6 mgl PP N O 282001. Jeffries Mills 1996 dalam Effendi 2003, menambahkan bahwa perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mgl.

h. Kejenuhan Oksigen

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kejenuhan oksigen pada semua stasiun penelitian berkisar antara 86,4 – 94,7 . Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 94,7 dan stasiun 3 memiliki kejenuhan terendah sebesar 86,4 . Tingginya kejenuhan oksigen pada stasiun 1 berkaitan dengan tingginya nilai kandungan oksigen terlarut pada stasiun tersebut, dimana suhu pada stasiun tersebut sebesar 26,5 C. Hal ini menunjukkan defisit oksigen pada stasiun tersebut sedikit, sehingga mampu mendukung pertumbuhan bentik alga. Menurut Barus 2004, nilai oksigen terlarut di suatu perairan mengalami fluktuasi harian maupun musiman. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh temperature dan juga katifitas fotosintesis dari tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air adalah kenaikan suhu air respirasi dan masuknya limbah organik.

i. Kadar Nitrat

Dari Tabel 4 diperoleh nilai kadar phosfat dengan rata-rata antara 1,024-1,382 mgl. Kadar nitrat tetinggi diperoleh pada stasiun 3 dengan nilai 1,382, nitarat sendiri merupakan bentuk utama dari nitrogen diperairan alami dan merupakan sumber nutrient bagi pertumbuhan tanaman dan alga bentik akan tetapi, nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan alga yang tak terbatas . Menurut Efendi 2003, kondisi perairan tersebut dapat dikatakan tidak Universitas Sumatera Utara alami 0,1 mgl. Namun nilai tersebut tidak menggambarkan kondisi pencemaran antropogenik 5 mgl, sedangkan kandungan optimum NO 3 -N yang dibutuhkan Mahida 1993 dalam Ali 1994, menyatakan bahwa kandungan NO 3 -N yang dibutuhkan alga bentik dan fitoplankton berkisar 0,3-17,0 mgl.

i. Kadar Fosfat.

Dari Tabel 4 diperoleh nilai rata-rata kadar fosfat adalah 0,118 – 0,142. Nilai kadar fosfat tertinggi adalah pada stasiun 2 dengan nilai 0,142 hal ini disebabkan karna pada daerah ini merupakan tempat pembuangan limbah dan area perkebunan sehingga keberadaan posfor lebih besar. Posfat sendiri merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu ekosistem perairan dan termasuk sebagai limitting factors yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan biota air, terutama diatom epilitik Supono, 2008. Dari rata-rata nilai posfat diatas menunjukkan kondisi perairan yang masih alami hal ini sesuai dengan pernyataan Boyd 1988, dimana kisaran perairan alami yaitu kurang dari 1mgl.

j. Kandungan Organik Substrat