2.5. Faktor Fisika kimia perairan 2.5.1 Temperatur
Menuurut Kristanto 2004, naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut:
• Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
• Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
• Mengganggu kehidupan aikan dan biota air lainnya.
• Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainya akan
mati.
Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar diudara, hal ini merupakan faktor pembatas utama karena organisme aquatik sering kali mempunyai toleransi
yang sempit. Perubahan suhu menyebabkan pola sirkulasi yang khas dan strtifikasi mempengaruhi kehidupan kehidupan aquatik Odum, 1993.
Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang baik bagi pertumbuhannya. Alga dari filum Chlorophyta dan diatom akan tumbuh baik pada
kisaran suhu berturut-turut 30 C-35
C dan 20 C-30
C, dan filum Cyanophyta dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi di atas 30
C dibandingkan kisaran suhu pada filum Chlorophyta atau diatom Effendi, 2003.
2.5.2. Intensitas Cahaya
Faktor cahaya matahari yang masuk kedalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian
lagi akan dipantulkan keluar dari permukaan air. Kondisi optic dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, juga dipengaruhi oleh berbagai
substrat dan benda lain yang terdapat didalam air, misalnya plankton. Vegetasi yang ada di sepanjang aliran air juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang
masuk kedalam air Barus, 2004. Sebaran vertikal ditandai dengan berkumpulnya fitoplankton di zona
eufotik yaitu zona dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis. Dari hasil berbagai penelitian, ternyata sebaran vertikal plankton
Universitas Sumatera Utara
tergantung dari berbagai faktor, antara lain intensitas cahaya Arinardi dalam Wijaya, 2009.
2.5.3. Penetrasi Cahaya
Cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau zat terlarut tinggi. Menurut Odum
1993, menyatakan bahwa penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat aquatik dibatasi
oleh kedalaman, kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas.
Dengan demikian kedalaman penetrasi cahaya akan berbeda pada setiap ekosistem air yang berbeda. Pada batas akhir penetrasi cahaya disebut sebagai
titik kompensasi cahaya, yaitu titik pada lapisan air, dimana cahaya matahari mencapai nilai minimum yang menyebabkan proses asimilasi dan respirasi berada
pada titik keseimbangan. Kemampuan penetrasi cahaya yang sampai pada kedalaman tertentu akan
mempengaruhi distribusi serta intensitas tumbuhan air pada perairan sungai. Kosbiono 1979, menyatakan bahwa pengaruh utama kekeruhan adalah
penurunan penetrasi cahaya secara mencolok. Sehingga menurunkan aktivitas fotosintesis fitoplankton dan alaga, akibatnya akan menurunkan produktifitas
perairan
2.5.4. Oksigen Terlarut DO