Analisis Korelasi Pearson HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Analisis Korelasi Pearson

Nilai korelasi yang diperoleh antara parameter fisik kimia perairan dengan indeks keanekaragaman bentik alga dengan metode komputerisasi SPSS ver. 16.00 dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Nilai korelasi Pearson antara keanekaragaman Bentik Alga dengan Faktor Fisik Kimia Perairan. No Parameter Nilai Korelasi H’ 1 Suhu +1,000 2 Penetrasi Cahaya +0,215 3 Intensitas Cahaya +0,520 4 pH +1,000 5 Oksigen Terlarut DO -0,858 6 Kecepatan Arus +0,912 7 BOD5 +0,990 8 Kejenuhan Oksigen -0,767 9 Kadar Nitrat NO 3 -N +0,986 10 Kadar Pospat PO 4 +0,945 11 Organik Substrat -0,505 Keterangan: + = Korelasi Positif Searah - = Korelasi Negatif Berlawanan Dari Tabel 10 menunjukkan hasil analisis korelasi antara parameter fisik kimia perairan dengan keanekaragaman bentik alga di Sungai Batang Toru berbeda dengan tingkat korelasi dengan indeks diversitas H’. Nilai Temperatur, pH, kecepatan arus, BOD5, Kadar nitrat, dan Kadar phosfat berpengaruh sangat kuat terhadap keanekaragaman bentik alga yaitu berkisar antara 0,912-1,000. Dari Tabel 10 menunjukkan nilai suhu, pH, kecepatan arus, BOD5, kadar nitrat, dan pospat berpengaruh sangat kuat terhadap keanekaragaman bentik alga. Suhu air mempengaruhi laju metabolisme dan konsumsi oksigen pada suatu perairan, dimana suhu optimum untuk pertumbuhan alga bentik adalah 20-30 C. Setiap perubahan suhu sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi, organisme akuatik, dengan kata lain aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem perairan sangat dipengaruhi oleh suhu. Derajat keasaman pH sangat mempengaruhi keberadaan suatau organisme bentik. Setiap kelas alga memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap pH. Toleransi masing-masing jenis juga dipengaruhi faktor lain seperti suhu dan oksigen. Setiap jenis alga bentik yang memiliki toleransi sempit akan mengalami kematian pada pH Universitas Sumatera Utara tinggi , demikian sebaliknya jenis yang memiliki toleransi luas dapat hidup dengan baik sehingga dapat menyebabkan dominansi spesies dan keanekaragaman dapat berkurang. Perbedaan kecepatan arus biasanya dipengaruhi oleh ketinggian baik pada hulu maupun hilir. Kecepatan arus akan mempengaruhi jenis dan sifat organisme yang hidup di perairan tersebut Klein 1972. Kecepatan arus yang besar dapat mengurangi jenis organisme yang dijumpai sehingga hanya jenis-jenis yang melekat saja yang bertahan terhadap arus. Menurut Welch 1980 dalam Wijaya 2009 menambahkan, sungai dangkal dengan kecepatan arus cepat, biasanya didominasi oleh diatom perifitik. Oksigen Terlarut DO merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan tanaman bentik alga hewan dalam air. Kehidupan organisme di ndalam air tergantung dari kemampuan air mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Kadar oksigen terlarut dapat menurun seiring dengan masuknya limbah organik pada perairan tersebut. Barus 2004, menambahkan oksigen sangat dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis dari tumbuhan yang menghasilan oksigen, Nilai DO dalam perairan sebaiknya berkisar antara 6-8 mgl. Nilai BOD berpengaruh terhadap kandungan oksigen dan kandungan bahan organic pada perairan, dimana BOD tinggi mencerminkan tingginya bahan organik yang dapat didegradasi secara biologis. Dimana semakin tinggi bahan organik pada perairan maka akan semakin tinggi pula jenis alga bentik yang terdapat pada peraian. Nitrat memiliki peran penting sebagai nutrisi bagi bentik alga untuk pertumbuhan dan perkembangan. Alga dan fitoplankton sebagai produsen primer pada suatu perairan dan berperan sebagai penghasil oksigen dalam air. Ketersedian nutrisi dalam air akan mempengaruhi keanekaragaman bentik alga sebab nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Phosfat merupakan unsur penting dalam menentukan kesuburan air yang digunakan untuk proses metabolisme biota air. Phosfat juga termasuk limiting faktor yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan air, khusunya alga epilitik. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap keanekaragaman Bentik Alga diperairan Sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Bentik Alga yang didapat sebanyak 69 genus terdiri dari 31 famili, dan 4 kelas. Kepadatan bentik alga tertinggi terdapat pada genus Gomphonema sebesar 498.77 Indm 2 stasiun 1 dan terendah pada genus Coloneis, Dimorphococcus, Coelastraum, Netrium, Chrooccus stasiun 2 dan Rhopalopodia, Opephora, Mesotaenium Stasiun 3 masing-masing sebesar 1,23 Indm 2 . b. Indeks keanekaragaman H’ tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 3,17. Dan terendah pada stasiun 1 sebesar 2,86. Indeks Keseragaman E tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 0,84 dan terendah pada stasiun 3 sebesar 0,75. Berdasarkan nilai Indeks Similaritas IS yang didapat, stasiun yang mempunyai kriteria sangat mirip adalah antara stasiun 2 dan 3. c. Sifat fisik kimia air berdasarkan metode storet disungai Batang Toru adalah baik sekali nilai = 0 d. Suhu, pH, kecepatan arus, DO, BOD, kadar nitrat dan pospat memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap indeks Keanekaragaman H’ Bentik Alga.

5.2 Saran