Gambar 2.2 akan membentuk ikatan silang crosslinking dalam jaringan polimernya sehingga akan dihasilkan poliuretan dengan sifat khusus. Oleh karena
itu, pada penelitian ini akan dilakukan sintesis busa poliuretan menggunakan polipropilen glikol PPG sebagai sumber poliolnya.
HO CH
2
CH O
CH
3
n H
Gambar 2.2
Struktur molekul polipropilen glikol PPG
2.1.3 Bahan peniup
Bahan atau zat yang menghasilkan struktur sel dalam massa polimer didefinisikan sebagai bahan peniup blowing agent. Bahan peniup meliputi gas yang mengembang
saat tekanan dilepaskan, cairan yang mengembangkan sel-sel ketika berubah menjadi gas dan bahan kimia yang terurai atau bereaksi di bawah pengaruh panas katalis
untuk membentuk gas Eaves, 2004. Bahan peniup memainkan peran yang sangat penting baik dalam pembuatan
maupun kinerja busa polimer. Bahan peniup merupakan faktor yang paling dominan dalam pengendali kepadatan busa. Selain kepadatan, bahan peniup juga
mempengaruhi mikrostruktur dan morfologi sel busa
1. Bahan peniup fisika yang nantinya menjadi penentu
penggunaan akhir busa. Bahan peniup dalam pembuatan busa poliuretan dibagi menjadi dua, yaitu:
Contohnya: gas-gas udara, nitrogen atau karbondioksida yang oleh tekanan larut dalam polimernya
2. Bahan peniup kimia yang terurai oleh pemanasan untuk melepaskan gas. Contohnya: cairan bertitik didih rendah seperti klorofluorokarbon CFC,
metilen klorida MC dan aseton Steven, 2001
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Katalis
Pembuatan poliuretan biasanya dipercepat oleh adanya katalis berupa senyawa basa amina, garam logam atau senyawa organo logam. Senyawa amina fungsinya untuk
mempercepat reaksi isosianat-air dan reaksi isosianat-poliol. Sedangkan kompleks organo logam sebagai katalis yang kuat untuk reaksi isosianat-poliol Eaves, 2004.
Katalis diperlukan terutama pada pembuatan busa pada temperatur kamar, khususnya bila digunakan senyawa dengan gugus hidroksi sekunder seperti polipropilen glikol.
Contoh katalis busa antara lain Stannous 2-ethylhexanoate, Di-butil tin di-laurat, pentamethyldiethylene triamin
, dimethylcyclohexylamine, tris-dimethylaminopropyl hexahydrotriazine
, kalium oktoat, kalium asetat dan lainnya.
2.1.5 Surfaktan
Surfaktan adalah senyawa yang molekul - molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dan merupakan bahan baku utama untuk pembuatan busa
poliuretan. Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan antara cair - cair atau cair - padat. Selain itu, surfaktan berfungsi untuk mencampur komponen -
komponen yang tidak saling larut, stabilisasi ekspansi busa saat mengembang, pengontrolan ukuran sel dan menghasilkan tipe struktur sel yang diinginkan seperti
sel terbuka atau sel tertutup Landrock, 1995. Surfaktan yang dapat digunakan merupakan surfaktan berbasis surfaktan
silikon. Surfaktan silikon muncul sebagai produk komersial pada sekitar tahun 1958. Penggunaan surfaktan silikon dan katalis amina tersier maupun katalis timah
dimungkinkan untuk menghasilkan busa fleksibel berbasis polieter dengan metode one shot
.
2.1.6 Pemanjang rantai