Penetapan kadar air Penetapan kadar abu

4.4.1 Penetapan kadar air

Kadar air merupakan salah satu sifat yang dapat mempengaruhi kualitas arang aktif. Melalui uji kadar air dapat diketahui seberapa banyak air yang terikat pada arang aktif teruapkan sehingga tidak menutup pori arang aktif. Hilangnya molekul air pada arang aktif akan menyebabkan pori-pori arang aktif semakin besar. Semakin besar pori- pori maka, luas permukaan arang aktif semakin bertambah. Pada Gambar 4.2 terlihat adanya perbedaan antara kadar air arang cangkang kelapa sawit sebelum dan setelah diaktifasi. Kadar air arang sebelum aktifasi TA yaitu sebesar 8,72. Setelah aktifasi, kadar air arang masing-masing turun menjadi 4,53 AA-1 N; 3,72 AA-2,5 N; 3,25 AA-5 N; 3,37 AA-7,5 N dan 3,41 AA-10 N. Menurunnya kadar air arang setelah aktifasi disebabkan oleh aktivator HCl bersifat mengikat air sehingga kadar air arang menurun Dewi dkk, 2009; Aswin, 2011 dan Jankowska, 1991. Selain itu, hasil ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kadar air arang aktif pada penelitian ini telah memenuhi syarat mutu arang aktif berdasarkan SNI 06-3730-1995 yaitu maksimum 10. Gambar 4.2 Kadar air arang aktif cangkang kelapa sawit Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Penetapan kadar abu

Penetapan kadar abu arang aktif bertujuan untuk mengetahui kandungan oksida logam dalam arang aktif. Kadar abu yang tinggi dapat menurunkan kualitas arang aktif karena, abu yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pori arang aktif sehingga luas permukaan menjadi berkurang. Kadar abu arang cangkang kelapa sawit sebelum aktifasi TA lebih besar daripada setelah aktifasi Gambar 4.3. Kadar abu arang sebelum aktifasi TA yaitu 7,01, namun setelah aktifasi masing-masing turun menjadi 2,87 AA-1 N; 2,24 AA- 2,5 N; 1,57 AA- 5 N; 1,78 AA-7,5 N dan 1,65 AA-10 N. Penurunan ini menunjukkan bahwa pada arang aktif, kandungan oksida logamnya telah berkurang akibat pelarutan oleh asam saat proses aktivasi. Sedangkan pada arang tanpa aktivasi kandungan oksida logamnya relatif lebih banyak karena tidak diberi perlakuan secara kimia sehingga banyak oksida logam yang masih terperangkap dalam pori arang tersebut. Agusriadin 2012 dan Nafie dkk 2013 mengungkapkan aktivator asam dapat melarutkan logam dan oksida logam pada arang, sehingga terjadi penurunan pada kadar abu arang aktif. Gambar 4.3 Kadar abu arang aktif cangkang kelapa sawit Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.3 juga menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi HCl menyebabkan kadar abu arang cenderung menurun. Hal ini disebabkan semakin banyak zat pengotor yang berupa zat oraganik maupun anorganik melarut dan lepas dari permukaan pori-pori karbon akibat bertambahnya jumlah aktivator. Berdasarkan SNI 06-3730-1995 tentang syarat mutu arang aktif, secara keseluruhan kadar abu arang aktif pada penelitian ini memenuhi standar yang ditetapkan yaitu maksimum 10.

4.4.3 Daya serap iodium