1. Swelling bentonite bentonit yang dapat mengembang atau sering juga disebut sebagai bentonit jenis Wyoming atau Na-bentonit. Bentonit jenis ini merupakan
mineral montmorilonit yang mempunyai lapisan partikel air tunggal single water layer particles
yang mengandung kation Na
+
yang dapat dipertukarkan. Bentonit ini mempunyai kemampuan mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan
kedalam air dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau kuning gading, sedangkan dalam keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilat. Perbandingan antara kation Na
+
dan kation Ca
+
yang terdapat didalamnya sangat tinggi, suspensi koloidalnya mempunyai pH 8,5 sampai 9,8. Kandungan Na
2
2. Non swelling bentonite bentonit yang kurang dapat mengembang atau sering juga disebut Ca-bentonit. Bentonit jenis ini merupakan mineral montmorilonit yang
kurang dapat mengembang apabila dicelupkan di dalam air, namun setelah diaktifkan dengan asam memiliki sifat sedikit menyerap air dan mengendap
dengan cepat tanpa membentuk suspensi. Bentonit jenis ini memiliki pH sekitar 4,0-7,1, daya tukar ion yang juga cukup besar, mengandung kalsium dan
magnesium yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan kandungan natriumnya. Karena sifat-sifat yang dimilikinya, maka bentonit jenis ini dapat
digunakan sebagai bahan penyerap warna. O dalam bentonit jenis ini, pada
umumnya lebih besar dari 2.
2.5.2 Arang aktif cangkang kelapa sawit
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar yaitu mencapai 30 dari produk minyak. Cangkang kelapa
sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat
tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin. Cangkang kelapa sawit mengandung kadar air 7,8, kadar
Universitas Sumatera Utara
abu 2,2, zat mudah menguap 69,5 dan kadar karbon 20,5 Hartanto dan Ratnawati, 2010.
Cangkang sawit memiliki banyak kegunaan serta manfaat bagi industri dan rumah tangga. Beberapa diantaranya adalah produk bernilai ekonomis tinggi yaitu
arang aktif. Arang aktif adalah senyawa berbahan dasar karbon yang telah diolah sehingga memiliki porositas tinggi dan luas permukaan besar. Dua sifat ini
menyebabkan arang aktif dapat digunakan sebagai adsorben yang efektif untuk berbagai senyawa organik pada pengolahan air limbah. Aktifasi merupakan suatu
perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan.
Arang yang diaktifasi akan mengalami perubahan sifat fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar yang berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Sembiring dan Sinaga 2003 menyebutkan bahwa metode aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif yaitu:
- Aktifasi kimia
Aktifasi kimia adalah proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakian bahan-bahan kimia. Metode ini dilakukan dengan cara
merendam bahan baku pada bahan kimia H
3
PO
4
, ZnCl
2
, CaCl
2
, K
2
S, HCl, H
2
SO
4
, NaCl, Na
2
CO
3
- Aktifasi fisika
dan diaduk dalam jangka waktu tertentu, kemudian dicuci dengan akuades selanjutnya dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk
membersihkan permukaan pori, membuang senyawa pengganggu dan menata kembali letak atom yang dapat dipertukarkan.
ktivasi fisika adalah proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO
2
. Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori arang aktif sehingga luas
permukaan karbon aktif bertambah besar. Pemanasan dengan uap atau CO
2
pada
Universitas Sumatera Utara
temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan.
Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-3500 m
2
Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang aktif sebagai pemucat, biasanya berbentuk serbuk powder
yang sangat halus, diameter pori mencapai 1000Å, digunakan dalam fase cair, berfungsi untuk memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau
yang tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia
gram dan ini berhubungan dengan struktur pori internal, struktur pori ini menjadikan celah-celah
dalam arang aktif mampu dilewati oleh molekul pada saat adsorpsi. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas, molekul netral, asam atau basa organik tetapi tidak mampu
menyerap secara maksimal ion logam atau garam-garam yang terinonisasi dengan kuat. Daya serap arang aktif sangat besar yaitu 25-1000 terhadap berat arang aktif
Sembiring dan Sinaga, 2003.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras diameter pori berkisar antara 10-200 Å, tipe pori lebih halus,
digunakan dalam fase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Arang aktif ini diperoleh dari tempurung kelapa,
tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai bahan baku yang mempunyai struktur keras.
Pengujian mutu arang aktif dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan arang aktif agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Syarat mutu arang aktif
berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI Nomor 06-3730 Tahun 1995 ditunukkan pada Tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Syarat mutu arang aktif berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI Nomor 06-3730 Tahun 1995
Universitas Sumatera Utara
Uraian Persyaratan
Butiran Serbuk
Kadar zat terbang Mask 15
Mask 25 Kadar air
Maks 4.5 Maks 15
Kadar abu Maks 2.5
Maks 10 Daya jerap I
2
Min 750 mgg
Min 750 Karbon aktif murni
Min 80 Min 65
Daya jerap terhadap benzena Min 25
- Daya jerap terhadap biru metilen mgg
Min 60 Min 120
Bobot jenis curah gml 0.45-0.55
0.3-0.35 Lolos mesh
- Min 90
Kekerasan min 80
-
2.6 Adsorpsi