sinar-X tingkat pertama sebesar 12,3 Å yang bergeser ke 17,7 Å setelah contoh mengalami solvasi Tan, 1998.
2.2.2 Fourier Transform Infrared Spectroscopy
Spektroskopi inframerah pada umumnya digunakan untuk melakukan penentuan jenis gugus fungsi suatu senyawa organik dan mengetahui informasi struktur suatu
senyawa organik dengan membandingkan pada daerah sidik jarinya. Spektrum inframerah senyawa organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan
mempunyai spektrum yang berbeda pula. Ketika sinar inframerah dilewatkan melalui suatu sampel polimer, maka
sejumlah frekuensi diabsorbsi sementara yang lain akan diteruskan ditransmisikan. Jika persena absorbansi atau persen transmitan digambarkan terhadap frekuensi maka
akan dihasilkan suatu spektrum inframerah. Transisi yang terlibat dalam absorbansi sinar inframerah berkaitan dengan perubahan-perubahan vibrasi dalam molekul. Ada
dua jenis vibrasi molekul yang umum yaitu: vibrasi ulur ritme gerakan sepanjang sumbu ikatan sebagai interaksi pertambahan atau pengurangan jarak antar atom dan
vibrasi tekuk perubahan sudut ikatan antara ikatan-ikatan dengan suatu atom. Penggunaan spektroskopi inframerah dalam karakterisasi polimer
menggunakan daerah 4.000 cm
-1
- 666 cm
-1
2,5 - 15 μm. Daerah dengan frekuensi
700 cm
-1
- 200 cm
-1
14,3 - 50 μm disebut inframerah jauh dan daerah dengan
frekuensi 14.290 cm
-1
- 4.000 cm
-1
Sistem analisa spektroskopi infra merah IR telah memberikan keunggulan dalam mengkarakterisasi senyawa organik dan formulasi material polimer. Analisa
infra merah IR akan menentukan gugus fungsi dari molekul yang memberikan regangan pada daerah serapan infra merah. Tahap awal identifikasi bahan polimer,
maka harus diketahui pita serapan yang karakteristik untuk masing-masing polimer dengan membandingkan spektrum yang telah dikenal. Pita serapan yang khas
0,7 - 2,5 μm disebut inframerah dekat. Daerah
serapan inframerah beberapa gugus fungsi ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
ditunjukan oleh monomer penyusun material dan struktur molekulnya Hummel, 1985.
Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi dalam spektrum inframerah merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat
dalam senyawa cuplikan. Demikian pula tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum inframerah berarti bahwa gugus fungsi
yang menyerap pada daerah tersebut tidak ada Pine, 1988.
Tabel 2.1
Daerah serapan inframerah
No Gugus fungsi
Daerah frekuensi cm
-1
Vibrasi
1 Karbonil C = O
1.870 – 1.650 ulur
2 Alkohol
O – H C – OH
C – OH C – OH
3.640 – 3.250 ulur
1.160 – 1.030 ulur
1.440 – 1.260 in-plane bend
700 – 600 wag
3 Alkana
CH CH
2 2
1.470 – 2.450 wag
740 – 720 rock
4 Amina
N – H C – N
3.460 – 3.280 ulur
1.190 – 1.130 ulur
5 Ester
C – O – C 1.290-1.180
asimetri ulur 6
Aromatik C – H
3.000 – 3.100 ulur aromatik
Universitas Sumatera Utara
C – C 1.400, 1.500, 1.600
ulur pada cincin
2.2.3 Scanning Electron Microscopy