BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Preparasi Bentonit
Bentonit yang digunakan pada penelitian ini adalah bentonit yang berasal dari Bener Meriah, Aceh dengan ciri-ciri fisik berwarna putih kecoklatan. Sebagai salah satu
material yang melimpah di alam, bentonit mengandung berbagai material lain seperti air dan pengotor dari senyawa organik. Oleh karena itu, perlu dilakukan preparasi
terhadap bentonit alam sebelum diaplikasikan. Preparasi bentonit yang dilakukan terdiri dari tahap pencucian, pengayakan
dan pemanasan. Pada proses pencucian dapat diidentifikasi adanya sifat mengembang swelling pada bentonit. Hasilnya menunjukkan bahwa bentonit tersebut dapat
mengembang pada proses pencucian dengan aquades. Proses pencucian ini bertujuan untuk mengurangi zat pengotor atau ion-ion pengotor yang terdapat dalam bentonit.
Sebelum dipanaskan, bentonit terlebih dahulu digerus dan diayak menggunakan ayakan 100 mesh untuk mendapatkan ukuran partikel bentonit yang lebih kecil dan
seragam mikrobentonit. Bentonit dengan ukuran partikel yang kecil akan memiliki luas permukaan yang lebih besar. Pemanasan bentonit dalam oven selama 2 jam pada
temperatur 110
o
C, bertujuan untuk menghilangkan uap air dan pengotor yang mudah menguap. Dari hasil pencucian, pengayakan dan pemanasan ini maka dihasilkan
bentonit dengan ukuran partikel yang lebih kecil, seragam dan murni.
4.2 Karakterisasi Bentonit
Karakterisasi bentonit menggunakan metode difraksi sinar-X pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang terdapat pada bentonit dan
melihat pola difraksi pada nilai 2θ jarak antar bidang datar dari kisi kristalin. Difraksi sinar-X merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam karakterisasi
bentonit. Hal ini karena, XRD tidak bersifat merusak sehingga sampel masih dapat digunakan untuk analisa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil karakterisasi bentonit menghasilkan difraktogram seperti yang perlihatkan pada Gambar 4.1. Dengan mencocokkan hasil difraktogram bentonit
dengan difraktogram yang terdapat pada JCPDS Join Committee On Difraction Standarts
maka, dapat diketahui mineral-mineral penyusun bentonit. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa bentonit asal Bener Meriah mengandung mineral
montmorilonit yang dicirikan oleh adanya puncak pada 2θ = 19,99
o
, 21,98
o
, 23,76
o
, 26,75
o
dan 35,12
o
Tabel 4.1. Hasil senada dilaporkan oleh Julinawati 2013, mineral penyusun bentonit alam asal Bener Meriah yaitu montmorilonit dengan
karakteristik puncak pada 2θ = 21,93
o
, 23,65
o
, 26,64
o
, 27,83
o
, 35,14
o
, 35,86
o
dan 62,97
o
.
10 20
30 40
50 2000
4000 6000
8000 10000
12000 14000
Int ens
itas [
-]
2 θ
Selain itu, nilai puncak 2θ yang serupa untuk karakteristik mineral montmorilonit juga dilaporkan oleh Fisli dkk 2007; Fatimah dan Wijaya 2006;
Istinia dkk 2003; Firmansyah 2013 dan Lumingkewas 2006.
Gambar 4.1
Difraktogram bentonit alam asal Bener Meriah, Aceh
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Nilai sudut 2θ dari montmorilonit
Sudut 2θ montmorillonit
Standar JCPDF Bener Meriah
20,00 19,94
21,93 21,98
26,75 26,75
35,01 35, 01
4.3 Pembuatan Arang Aktif