4.2.3.2 Uji Heterokedastisitas
Alat untuk menguji heterokedastisitas dapat dibagi dua yaitu dengan pendekatan statistik yang disebut sebagai Uji Glejser atau dengan alat analisis
grafik scatter plot Situmorang, 2012:107. 1. Uji Glejser
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi 0,05, maka tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas. b. Jika nilai signifikansi 0,05, maka mengalami gangguan
heterokedastisitas.
Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1
Constant 2,155
1,957 1,101
,275 Kompetensi
,069 ,116
,076 ,593
,555 Penempatan_Kerja
,085 ,087
,129 ,967
,337 Pengembangan_Kar
ir ,032
,060 ,071
,529 ,599
a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20.0
for Windows, 2014
Pada Tabel 4.10 menunjukkan tidak adanya masalah heterokedastisitas, dimana hasil uji signifikan variabel kompetensi, penempatan kerja, dan
pengembangan karir menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. 2. Pendekatan Grafik
Heterokedastisitas dapat juga dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar scatter plot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20.0 for Windows, 2014
Gambar 4.4 Pendekatan Grafik Heterokedastisitas
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar. Kesimpulan yang dapat diperoleh
adalah tidak terdapat gejala heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja, berdasarkan masukan variabel
kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir.
4.2.3.3 Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program
SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance
Universitas Sumatera Utara
0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.11:
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant
2,290 3,637
,630 ,531 Kompetensi
,788 ,215
,376 3,669 ,001 ,966 1,035
Penempatan_Kerja ,428
,162 ,282 2,637 ,011
,886 1,129 Pengembangan_Kar
ir ,253
,112 ,244 2,260 ,027
,870 1,149 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20.0 for Windows, 2014
Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir 0,1 dan nilai VIF 5 yang artinya
tidak terjadi masalah multikolinearitas pada masing-masing variabel bebasnya.
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda