Pembuatan Lubang Resapan Biopori LRB di bekas jalan sarad

cawan porselen dan di oven pada suhu 105 o C selama 24 jam. Sedimen yang tersisa dalam cawan porselen ditimbang dan dihitung erosi yang terjadi pada setiap perlakuan. 2. Untuk mengetahui kehilangan unsur hara dilakukan analisis laboratorium terhadap contoh sedimen yang tertampung di drum dan contoh air limpasan yang masuk ke dalam drum.

2.2.8 Rancangan percobaan dan analisis data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL pola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama, yaitu LRB B1: tanpa LRB dan B2: dengan LRB dan faktor kedua yaitu teknik CD Cd1: tanpa CD dan Cd2: dengan teknik CD. Percobaan diulang di tiga lokasi jalan sarad. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan sidik ragam. Jika hasilnya menunjukkan berbeda nyata pada taraf α = 0.05, maka dilakukan uji lanjut dengan uji perbandingan berganda Duncan DMRT, Duncan Multiple Range Test Mattjik dan Sumertajaya 2006. Secara skematis alur kegiatan penelitian untuk mempelajari sifat fisika, kimia dan biologi tanah disajikan pada Gambar 2.9 Gambar 2. 9 Diagram alur kegiatan penelitian Keterangan : = Terminator = Data = Proses = Document Peta tanahtopografi Mulai Peta Jalan Sarad, ITSP Overlay Peta Rancangan Plot Percobaan Sample tanah untuk analisis sifat fisika tanah Pembuatan Profil Tanah Sample tanah untuk analisis sifat kimia dan biologi tanah Plot Erosi Analisis laboratorium Analisis data selesai Dokumen Data Karya tulis ilmiah Data sebaran horizon tanah Hasil : Horizon tanah, bulk density, porositas kadar air, drainase air tersedia, permeabilitas, tekstur tanah, N,P,K, biologi 2.3 Hasil dan Pembahasan 2.3.1 Sifat fisika tanah Kepadatan tanah Bekas jalan sarad yang digunakan dalam penelitian ini sudah ditinggalkan selama satu tahun karena tidak ada pemanenan kayu di sekitar lokasi penelitian. Jenis tanah di ke tiga bekas jalan sarad termasuk podzolik merah kuning yang lengket. Bekas jalan sarad tersebut dibangun dari hasil pemotongan tanah sedalam 80-110 cm, sehingga posisi bekas jalan sarad berada pada horizon C yang padat dan berbatu. Kondisi umum permukaan bekas jalan sarad dan hutan bekas tebangan sebelum pemasangan bangunan CD dan LRB disajikan pada Tabel 2.3. Secara umum kondisi bekas jalan sarad miskin anakan pohon jenis komersial, kurang subur, dan ditumbuhi oleh alang-alang dan semak belukar, bahkan di beberapa bagian dari bekas jalan sarad terdapat singkapan bantuan atau tanah dasar yang sangat padat. Regenerasi alami jenis komersial di bekas jalan sarad tidak ditemukan walaupun bekas jalan sarad telah ditinggalkan selama satu tahun. Hal ini disebabkan oleh sangat sedikitnya jumlah bahan organik di bekas jalan sarad sehingga bekas jalan sarad menjadi sangat miskin unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Regenerasi alami lebih banyak terjadi di hutan bekas tebangan dan di tepi bekas jalan sarad satu dan dua JS1 dan JS2 terutama dari jenis jabon Anthocephalus cadamba, meranti S. leprosula dan S. parvifolia, sedang yang berdekatan dengan bekas jalan sarad tiga JS3 adalah ulin Euxyderoxylon zwageri, karena tanahnya subur, tidak padat dan lembab Tabel 2.3. Tabel 2. 3 Kondisi umum hutan bekas tebangan dan permukaan bekas jalan sarad sebelum pemasangan bangunan CD dan LRB Jalan Sarad JS Hutan Bekas Tebangan HBT Berdekatan Dengan JS1, JS2, JS3 Jalan sarad Kelere ngan Jenis tanah Kondisi permuk aan tanah Jenis tumbuhan penutup Profil tanah cm Jenis tumbuhan penutup Profil tanah cm JS1 15 -17 Podzolik merah kuning Tanah Alang-alang, liana, rumput liar, tebal serasah 1-2 cm. O = 0 A= 0 B= 0 C = 85-105 Hutan sekunder Jabon Meranti O = 0 A = 1-10 B = 10-85 C= 85-105 JS2 15-17 Podzolik merah kuning Tanah Alang-alang, liana, rumput liar, tebal serasah 1-2 cm. O = 0 A= 0 B = 0 C= 85-105 Hutan sekunder Jabon Meranti O = 0 A =1-10 B = 10-85 C= 85-105 JS3 18 - 20 Podzolik merah kuning Berbatu Sedikit liana, lumut, seresah 1-2 cm. O = 0 A= 0 B = 0 C = 40-110 Hutan sekunder Ulin O = 0 A= 1-8 B = 8-40 C = 40-110 Keterangan : JS = jalan sarad Sifat fisika tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain hilangnya solum tanah pada bekas jalan sarad, kepadatan tanah, porositas, permeabilitas, pori drainase, dan air tersedia Soepardi 1983; Foth 1990; Wasis 2005. Sifat fisika tanah yang baik akan memberikan fasilitas perkembangan akar dan mikroba tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Hal tersebut ditentukan oleh lapisan tanah yang mengandung bahan organik. Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator yang mampu memperbaiki struktur tanah. Peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil disebabkan oleh mudahnya tanah membentuk senyawa kompleks dengan bahan organik. Hal ini dapat berlangsung melalui mekanisme penambahan bahan organik yang dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan. Bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat. Peningkatan butir-butir agregat dibantu oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dalam kondisi tersebut sifat biologi tanah menjadi lebih baik yang ditandai dengan peningkatan laju respirasi mikroba tanah. Dengan demikian keberadaan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisika tanah sangat diperlukan. Perubahan sifat fisika tanah yang sangat penting adalah kepadatan tanah. Hasil analisis perubahan kepadatan tanah sebelum dan sesudah perlakuan di hutan bekas tebangan dan bekas jalan sarad di sajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2. 4 Perubahan rata-rata kepadatan tanah sebelum dan setelah pemasangan bangunan CD dan LRB di hutan bekas tebangan HBT dan bekas jalan sarad Lokasi Penelitian Kedalaman cm Sebelum perlakuan gcm 3 Setelah perlakuan gcm 3 Perubahan turunnaik gcm 3 Persentase turunnaik Hutan bekas 0-10 1.16 0.94 Turun 0.22 18.97 tebangan 10-20 1.14 1.22 Naik 0.08 7.02 HBT 20-30 1.22 1.23 Naik 0.01 0.89 Bekas jalan sarad kanan 0-10 1.30 0.99 Turun 1.20 92.31 10-20 1.33 1.08 Turun 0.25 18.80 20-30 1.32 1.01 Turun0.31 23.08 Bekas jalan sarad tengah 0-10 1.27 1.07 Turun 0.20 15.75 10-20 1.35 0.97 Turun 0.38 28.15 20-30 1.31 1.05 Turun 0.26 15.85 Bekas jalan sarad kiri 0-10 1.36 1.08 Turun 0.28 20.59 10-20 1.23 0.72 Turun 0.51 41.46 20-30 1.28 0.63 Turun 0.65 50.78 Sebelum pemasangan LRB dan CD menunjukkan bahwa kepadatan tanah di bekas jalan sarad kanan, kiri dan tengah pada kedalaman 0 – 10 cm, 10 – 20 cm dan 20 – 30 cm lebih tinggi daripada di hutan bekas tebangan. Hal ini sebagai