Ruang Lingkup Penelitian Kajian Teknik Cross Drain, Lubang Resapan Biopori dan Penanaman Meranti di Bekas Jalan Sarad

2 EFEKTIVITAS TEKNIK CROSS DRAIN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI TANAH SERTA MENURUNKAN ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI DI BEKAS JALAN SARAD

2.1 Pendahuluan

Kegiatan pemanenan dalam sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI telah menyebabkan kerusakan tegakan tinggal, perubahan struktur tegakan, perubahan sifat tanah, erosi dan perubahan iklim mikro. Sifat tanah yang umumnya mengalami kerusakan adalah sifat fisika kimia dan biologi yang disebabkan oleh pemadatan, erosi dan hilangnya top soil. Sifat fisika tanah yang mengalami kerusakan akibat penyaradan kayu di hutan alam antara lain pemadatan tanah dan permeabilitas tanah Rab 2004, porositas tanah Matangaran 1992; Muhdi 2001; Najafi et al. 2009, kandungan air Demir dan Kamir 2008. Sifat kimia tanah juga terpengaruh oleh aktivitas pemanenan. Pembukaan hutan dan pembuatan bekas jalan sarad menyebabkan penurunan kesuburan tanah akibat hilangnya bahan organik di lapisan top soil, erosi tanah, miskin hara dan kehilangan permudaan alami yang relatif besar terjadi pada bekas-bekas jalan sarad Elias 2008. Hilangnya bahan organik dapat berdampak terhadap populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah Makineci et al. 2007 dan mikoriza. Pamoengkas dan Murti 2011 dan Aminudin 2011 menyimpulkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas tanah pada penerapan sistem silvikultur di hutan alam produksi Kalimantan. Pada kasus di hutan alam produksi tantangan utama dalam rehabilitasi hutan produksi bekas tebangan adalah terciptanya kondisi tempat tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan jenis pohon. Langkah awal yang perlu dilakukan untuk mendukung upaya tersebut adalah dengan mengetahui sifat-sifat tanah baik sifat fisika, kimia maupun biologi tanah pada areal bekas tebangan khususnya bekas jalan sarad. Pemahaman terhadap sifat tanah sangat penting karena menjadi dasar dalam menentukan teknik silvikultur yang tepat. Pamoengkas 2006 menjelaskan bahwa perbaikan tanah yang dikombinasikan dengan pemeliharaan tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan biomassa tanaman. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan pemanenan hutan adalah terjadinya erosi di bekas jalan sarad. Ruslan 1979 menyatakan bahwa jalan sarad yang baru dan telah dilakukan penyaradan akan mendatangkan erosi dan aliran permukaan yang paling besar dibandingkan dengan jalan sarad yang belum digunakan ataupun bekas jalan sarad yang telah ditinggalkan 2 dan 3 tahun. Kerusakan yang ditimbulkan oleh adanya erosi tersebut adalah penurunan kesuburan tanah dan pedangkalan di badan air Wudianto 2000. Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain Arsyad 2010. Proses erosi terdiri atas tiga bagian, yaitu: pengelupasan detachment, pengangkutan transportation dan pengendapan sedimentation Asdak 2010. Erosi merupakan penghanyutan tanah oleh desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakanperbuatan