Kandungan dan serapan hara

akar tanaman. Matangaran 1992 mengatakan bahwa kepadatan tanah kritis untuk dapat ditembus oleh perakaran tanaman sebesar 1.3 grcm 3 . Setelah perlakuan CD dan LRB , kepadatan tanah pada kedalaman 0-10 cm di hutan hutan bekas tebangan sebesar 0.94- 1.23 gcm 3 , sedangkan kepadatan tanah di bekas jalan sarad sebesar 0.63-1.07 gcm 3 . Penurunan kepadatan tanah di bekas jalan sarad setelah pemasangan CD dan LRB sebesar 0.2-0.65 gcm 3 setelah pemasangan CD dan LRB. Pemadatan tanah akan berpengaruh besar terhadap kemampuan akar untuk tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan akar antara lain kepadatan tanah, ketersediaan unsur hara N,P,K, pH tanah, aerasi, fraksi terlarut bahan organik dan mikroorganisme mikoriza, bakteri. Penurunan kepadatan tanah secara alami dapat terjadi karena proses pedogenesis tanah dan proses biogeokimia. Kedua proses tersebut sangat tergantung kepada proses pelapukan dan ketersediaan bahan organik serta mikroba perombak bahan organik. Dalam proses biogeokimia, mikroba perombak akan merombak unsur hara yang terikat menjadi tersedia. Sementara itu, proses pelapukan bahan geologi menjadi unsur hara dipengaruhi oleh iklim mikro seperti suhu tanah, kelembaban tanah, porositas tanah dan kandungan air tanah. Pada gilirannya kesuburan tanah akan meningkat, hal ini dicerminkan oleh peningkatan nilai kapasitas tukar kation KTK pada Tabel Lampiran 2. Permeabilitas tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan akar karena akar mendapatkan suplai oksigen yang cukup dan mampu menembus pori-pori tanah yang semakin longgar. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa permeabilitas di bekas jalan sarad kiri, tengah, kanan tidak sama. Pada kedalaman 20-30 cm permebilitas tanah meningkat sebesar 4.84- 12.03 cmjam. Hubungan antara kepadatan tanah dan permeabilitas di bekas jalan sarad setelah perlakuan CD dan LRB menunjukkan bahwa angka kepadatan tanah menurun, sedangkan permeabilitasnya semakin meningkat Gambar 2.10. Titik potong kedua grafik tersebut terjadi pada kepadatan tanah 0.65 gcm 3 dengan permeabilitas tanah 12.20 cmjam. Diharapkan pada titik potong tersebut akan terjadi perubahan sifat fisik dan kimia tanah yang lebih baik dikemudian hari. Jika laju penurunan kepadatan tanah sebesar 0.20 gcm 3 penurunan terkecil maka diharapkan pada titik kepadatan tanah 0.65 gcm 3 dicapai dalam waktu 2 tahun ke depan dengan perhitungan 1.07-0.65: 0.2 gcm 3 tahun. Nilai KTK di bekas jalan sarad sebelum perlakuan sebesar 6.21 meq100g dan setelah perlakuan meningkat menjadi 6.86 meq100 g atau meningkat 0.05 meq100 g. Namun hal ini masih lebih kecil dibandingkan dengan KTK di hutan bekas tebangan yang mencapai 11.06 meq100 g. Nilai KTK di LRB mencapai 19.87 meq100 g, jauh lebih tinggi dibandingkan di hutan bekas tebangan. Hal ini terjadi karena di lubang resapan biopori diisi serasah dan arang kayu yang berfungi sebagai pembenah tanah. Penggunaan arang sebagai pembenah tanah telah dilakukan di peladangan berpindah dan pertanian padi Steiner 2007 dan tanaman kehutanan Ogawa 2009. Di Indonesia arang digunakan untuk budidaya anggrek dan dapat bertahan bertahun-tahun di pot tanaman. Arang juga berfungsi untuk menyerap air dan nutrisi dari aliran permukaan dan erosi sehingga menambah kesuburan tanah di LRB. Perbaikan iklim mikro temperatur dan kelembaban yang terpenting adalah disebabkan oleh keberadaan LRB dan CD. LRB menampung infiltrasi air dan unsur hara serta meningkatkan aktifitas mikroba dalam tanah, sedang CD berperan untuk menahan erosi dan sedimentasi yang juga akan meningkatkan kesuburan tanah. Jumlah mikroba di LRB meningkat 229 dan aktifitas pernafasan mikroba juga meningkat 127.86, tetapi mikroba pelarut phosfat tidak terdeteksi. Secara keseluruhan kehadiran LRB dapat meningkatkan proses biogeokimia yang pada gilirannya akan meningkatkan kesuburan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman S.leprosula dan S.parvifolia. Jumlah fungi di LRB meningkat 149.25 dibandingkan dengan di bekas jalan sarad atau 26.52 dibandingkan dengan di hutan bekas tebangan. Hal tersebut dapat terjadi karena diLRB diisi dengan serasah dan arang kayu. ukuran 1 cm 2 – 2cm 2 . Arang kayu biocharcoal berperan sebagai pembenah tanah soil manager yang dapat menyerap unsur hara ketika berlebihan dan melepaskan unsur hara ketika dibutuhkan oleh tanaman. Peran biocharcoal arang dalam produksi bibit dan peningkatan pertumbuhan tanaman telah dibuktikan oleh banyak peneliti Lehman et al. 2006, Steiner et al. 2004, Steiner 2007. Biocharcoal juga berperan dalam meningkatkan kelembaban tanah dan O 2 yang dibutuhkan oleh mikroba seperti mikoriza Ogawa 2009. Parameter pH tanah sangat penting karena tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila pH tanah tidak terlalu masam pH rendah maupun pH tinggi. Berdasarkan hasil analisis kimia tanah di bekas jalan sarad pH tanah termasuk sangat rendah hingga rendah 4.73-5.30. Nilai pH tanah di hutan bekas tebangan 4.3 -4.5 setelah satu tahun sangat rendah dibanding tiga lokasi lainnya. Untuk pH tanah di bekas jalan sarad terjadi kenaikan 1 satuan yaitu 5.2 – 5.5 . Hal ini dikarenakan hilangnya humus dan serasah tersebut akibat penyaradan tampaknya sedikit menaikkan pH tanah di bagian atas top soilnya. Untuk media LRB pH tanah lebih tinggi pH H 2 0 4.2-5.2 daripada hutan bekas tebangan. Kadar C-organik menggambarkan kadar bahan organik dalam tanah mineral. Bahan organik di hutan bekas tebangan lebih tinggi dibanding bekas jalan sarad baik sebelum maupun sesudah satu tahun. Hal ini karena humus berperan penting untuk menggambarkan tanah makin tinggi kadar bahan organik suatu mineral, makin baik kondisi kesuburan kimia fisik tanah tersebut, karena bahan organik di dalam tanah bersifat membantu terbentuknya aerasi tanah, dekomposisi lanjutan oleh jasad renik membebaskan sejumlah hara terutama N,P, K , dapat menaikkan KTK tanahnya dan dapat menaikkan kapasitas simpan air di dalam tanah. Unsur N total di hutan alam termasuk rendah sampai sedang, sedangkan di bekas jalan sarad sangat rendah sampai rendah, sedangkan LRB menaikkan kadar N-total tanah sehingga tergolong klasifikasi level sedang yaitu 0.17 - 0.27 N- total. Unsur P adalah makro esensiil kedua setelah N Foth 1990 yang berarti diperlukan dan diadsorbsi tanaman dari dalam tanah dalam jumlah cukup besar untuk pertumbuhan normalnya.Peran unsur P di dalam tanaman adalah untuk mensintesa protein, sebagai bagian dari asam-asam nukleat, fosfolipida mendukung metabolisme karbohidrat, lemak dan protein di dalam jaringan tanaman dan membantu fungsi respirasi tanaman Hall 1976. Hasil analisis menunjukkan bahwa P dalam bentuk segera tersedia dan mudah diserap akar termasuk sangat rendah baik untuk hutan bekas tebangan, bekas jalan sarad maupun LRB yaitu berturut-turut, kisarannya adalah 9.40 ppm, bekas jalan sarad 0.8 – 1.16 ppm dan 4.55 ppm. Kondisi P-total untuk tiap-tiap titik pengamatan sekitar 10 X dari P tersedia yang berarti juga tergolong klasifikasi “sangat rendah”. Berdasarkan hasil tersebut maka perlakuan LRB meningkatkan ketersediaan unsur P sebesar 1.46. Hal ini berarti LRB efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Parameter ini menggambarkan kemampuan atau potensi suatu tanah dalam memegang unsur-unsur hara agar tidak mudah hilang tercuci oleh curah hujan yang jatuh. Jadi semakin tinggi nilai parameter KTK, semakin baik tanah yang bersangkutan dari segi sifat kimia tanah. Parameter kejenuhan basa juga sangat bermanfaat untuk menggambarkan kondisi umum kesuburan kimia tanah. Makin tinggi nilai kejenuhan basa KB suatu tanah umumnya makin subur tanah tersebut. Hasil analisis Lampiran 2 menunjukkan bahwa nilai KB tanah site hutan bekas tebangan secara natural mulai termasuk rendah sekali sampai level rendah 7.1-27.0 pada site bekas jalan sarad termasuk bervariasi lebar dari rendah sampai tinggi 21-60. Hal yang cukup menaik adalah bahwa media buatan yang dicobakan mampu menaikkan nilai KB tanah hingga 100 yang berarti seluruh kompleks jerapan pada fraksi halus liat dan humus jenuh oleh basa-basa Ca +2 , Mg +2 , K + dan Na + yang menjadikan media cukup subur kecuali dalam hal unsur K yang rendah perimbangannya timpang dan perlu penambahan pupuk K. Kondisi ini akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sebagai akibat rendahnya kandungan beberapa hara penting. Oleh sebab itu, pada tahap awal bibit yang ditanam perlu diberi bekal untuk perbaikan media tempat tumbuh agar dapat tumbuh dengan baik dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Perbaikan media tempat tumbuh dapat dilakukan dengan memberikan lubang resapan biopori. Besaran parameter rasio CN pada penelitian ini lebih kecil dari 20 dan berdasarkan penilaian kriteria kesuburan tanah menurut Pusat Penelitian Tanah 1993 bahwa rasio CN pada hutan bekas tebangan setelah satu tahun termasuk kategori tinggi 18.1. Hanafiah 2010 menyebutkan bahwa rasio CN terlalu kecil maka siklus hara berlangsung lambat karena bahan organik sukar terdekomposisi dan terjadi peningkatan mineralisasi N. Di bekas jalan sarad akan terjadi peningkatan erosi tanah karena terjadi pembukaan tajuk sehingga tanah tidak terlindungi oleh tajuk vegetasi hutan bekas tebangan, sehingga agregat tanah akan hancur karena percikan air hujan. Rusaknya agregat tanahstruktur tanah akibat tingginya butiran air hujan akan menyebabkan tersumbatnya ruang pori-pori tanah. Tertutupnya ruang pori tanah akan menyebabkan menurunnya laju infiltrasi tanah yang akibatnya terjadi limpasanrun off. Peningkatan run off akan berakibat pada: a. Pengangkutan bahan tanah pasir debu liat dari agregat tanah yang hancur dan pengikisan permukaan tanah oleh run off. b. Kegiatan penanaman dan lubang resapan biopori akan menyebabkan permukaan tanah akan terlindungi dari curah hujan langsung karena adanya tajuk tanaman sehingga butir-butir curah hujan tidak mengenai langsung permukaan tanah. c. Perlakuan LRB akan menyebabkan laju infiltrasi tanah meningkat.