KARAKTERISTIK MINUMAN BERAROMA APEL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK MINUMAN BERAROMA APEL

Hasil karakteristik awal minuman ringan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Karakteristik Minuman Beraroma Apel No. Parameter SNI Nilai Tanpa natrium benzoat Natrium benzoat 200 ppm Natrium benzoat 400 ppm 1. Total gula sebagai sakarosa bb Min. 6 a 9 9 9 2. Kekeruhan FTU td 405,25 374,25 355,25 3. Total asam tertirasi ml NaOH 0,1N100 ml sampel td 5,94 5,72 5,50 4. Kadar vitamin C mg asam askorbat100 ml sampel td 2,464 2,464 2,816 5. Total padatan terlarut brik td 8 8 7,8 6. pH td 3,615 3,752 4,03 7. Warna L td 25,85 25,86 26,69 a td 30,96 31,13 31,52 b td 75,95 75,30 74,64 8. Pengawet mgkg Maks. 600 b 200 400 9. TPC selml Maks. 2,0 x 10 2 a 1,52 x 10 2 10. E. coli APM100ml 2,2 a 0 0 0 Keterangan: a = SNI 01-3143-1992, Minuman Teh Dalam Kemasan. b = SNI 01-0222-1995, Bahan Tambahan Makanan. td = tidak dispesifikasi. Berdasarkan Tabel 4 ketiga produk minuman beraroma apel, secara umum sama hanya berbeda kandungan natrium benzoat yang ditambahkan pada miuman beraroma apel. Minuman tanpa natrium benzoat, minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm, dan minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. Perbedaan konsentrasi natrium benzoat yang ditambahkan mempengaruhi hasil analisis total mikroba dan E. coli, pada minuman tanpa natrium benzoat terdapat jumlah total mikroba 1,52 x 10 2 selml, hal ini terjadi karena pada minuman tanpa natrium benzoat tidak Keterangan: A = minuman tanpa natrium benzoat. B = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm. C = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. 25 = suhu penyimpanan 25 o C. 30 = suhu penyimpanan 30 o C. 40 = suhu penyimpanan 40 o C. = tidak dilakukan pengujian karena sampel sudah rusak. Keterangan: A = minuman tanpa natrium benzoat. B = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm. C = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. 25 = suhu penyimpanan 25 o C. 30 = suhu penyimpanan 30 o C. 40 = suhu penyimpanan 40 o C. = tidak dilakukan pengujian karena sampel sudah rusak. mengandung zat anti bakteri pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Jumlah tersebut masih dapat diterima karena tidak melebihi batas maksimal yang ditetapkan SNI 01-3719- 1995 sebesar 2,0 x 10 2 selml.

B. PERUBAHAN MUTU SELAMA PENYIMPANAN