Warna PERUBAHAN MUTU SELAMA PENYIMPANAN

pori-pori plastik. Kemampuan bahan kemasan melewatkan oksigen dapat merusak vitamin A dan vitamin C, warna bahan pangan, cita rasa, dan pertumbuhan kapang meningkat. Selain itu kelemahan plastik yaitu mudah tembus cahaya. Cahaya dapat merusak beberapa vitamin terutama riboflavin, vitamin A dan C serta warna pangan Winarno et al., 1984. Botol plastik yang digunakan untuk kemasan minuman beraroma apel ini adalah botol plastik bening, sehingga sinar matahari UV mudah dilewatkan.

5. Warna

Pengukuran warna yang dilakukan pada penelitian ini meliputi nilai L, a, dan b. Nilai a dan b selanjutnya diubah ke dalam o Hue dan Chroma . o Hue menunjukkan warna yang terlihat dan Chroma saturation menunjukan intensitas warna. Nilai L adalah nilai yang menunjukkan kecerahan bahan. L mempunyai kisaran nilai antara 0 sampai 100. Nilai 0 untuk bahan yang hitam mutlak dan 100 untuk putih mutlak. Semakin tinggi nilai L, warna bahan semakin cerah. Minuman beraroma apel memiliki nilai L yang berada pada kisaran nilai 25 – 33. Grafik perubahan warna minuman beraroma apel berdasarkan tingkat kecerahannya Lightness dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11. Data hasil pengukuran selama pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 8 sampai 13. Hasil pengamatan terhadap parameter warna minuman beraroma apel menunjukkan bahwa selama penyimpanan, produk mengalami kecenderungan peningkatan kecerahan. Peningkatan suhu penyimpanan dan perlakuan penjemuran memberikan pengaruh kecenderungan peningkatan nilai L pada minuman beraroma apel. Menurut Winarno et al., 1984, kemampuan bahan kemasan untuk melewatkan oksigen dan cahaya dapat merusak warna bahan pangan. 20 25 30 35 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 Lama Penyimpanan hari N ila i L A 25 A 30 A 30 B 25 B 30 B 40 C 25 C 30 C 40 Keterangan : A = minuman tanpa natrium benzoat. B = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm. C = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. 25 = suhu penyimpanan 25 o C 30 = suhu penyimpanan 30 o C 40 = suhu penyimpanan 40 o C Gambar 10. Grafik hubungan antara lama penyimpanan terhadap perubahan kecerahan minuman yang dijemur. 20 25 30 35 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 Lama Penyimpanan hari Ni la i L A 25 A 30 A 40 B 25 B 30 B 40 C 25 C 30 C 40 Keterangan : A = minuman tanpa natrium benzoat. B = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm. C = minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. 25 = suhu penyimpanan 25 o C 30 = suhu penyimpanan 30 o C 40 = suhu penyimpanan 40 o C Gambar 11. Grafik hubungan antara lama penyimpanan terhadap perubahan kecerahan minuman yang tidak dijemur. Pewarna yang digunakan pada minuman ini adalah tartazine, carmoisine, sunset yellow, brown HT dan indigotine. Hampir semua zat warna yang digunakan pada minuman ini tidak tahan terhadap cahaya dan panas. Peningkatan nilai tersebut disebabkan kepekaan pewarna yang terdapat pada minuman tersebut terhadap cahaya dan oksidator. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 9 dan 10 warna tingkat kecerahan dari minuman ini cenderung naik selama penyimpanan, terutama yang mendapat perlakuan penjemuran dan disimpan pada suhu 30 o C dan 40 o C. Menurut Gosetti et al. 2005, kehilangan warna pada makanan dan minuman yang mengandung bahan pewarna sunset yellow disebabkan karena perpecahan ikatan rangkap dimer dari 5-amino-6-hydroxy-2- naphthalene sulfonate dan kemungkinan juga dari p-amino- benzensulfonate . Perpecahan struktur ini diduga akibat reaksi oksidasi yang distimulasi oleh adanya sinar ultra violet dan panas dari sinar matahari serta panas ruang penyimpanan, dimana oksigen menyerang ikatan rangkap dari pewarna sunset yellow. Jenis kemasan yang digunakan juga mempengaruhi terhadap kerusakan warna bahan pangan. Kemasan plastik merupakan kemasan yang memiliki permeabilitas terhadap udara dan oksigen yang kurang baik dibandingkan dengan gelas. Permeabilitas PET polyethylen tereftalat terhadap udara O2 adalah 31,0 cm 3 m 2 24 jam Giles dan David, 2001. Botol plastik yang digunakan adalah botol plastik bening yang mudah melewatkan cahaya UV, sehingga dapat mempercepat pudarnya warna minuman. Pengukuran warna juga dilakukan dalam o Hue . Nilai hue didefinisikan sebagai warna-warna yang terlihat seperti merah, hijau, kuning, biru dan lain-lain. Pada penelitian ini minuman beraroma apel memiliki kisaran o Hue 66 – 70, yaitu termasuk kelompok warna yellow red merah kekuningan. Nilai chroma saturation menunjukkan tingkat ketajaman warna dari sampel. Ketajaman warna minuman beraroma apel berkisar 81 – 91. Perubahan warna berdasarkan o Hue dan ketajaman warna dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Perubahan warna minuman selama penyimpanan.

6. Organoleptik