METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah inkubator, oven, timbangan analitik, aluminium foil, vorteks, pH-meter, buret, cawan petri, spektrofotometer, refraktometer, colortec, pipet tetes, kertas saring, kapas, dan alat gelas.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minuman beraroma apel yang dikemas di dalam botol plastik tanpa penambahan natrium benzoat, dengan natrium benzoat konsentrasi 200 ppm dan 400 ppm yang diproduksi oleh PT. Z di Bogor, akuades, NaOH 0,1 N, phenolptalein, indikator patikanji, larutan asam sulfat, larutan buffer, larutan glukosa, larutan iod 0,01 N, dan media Eosin Methylene Blue Agar dan Plate Count Agar.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah karakterisasi minuman beraroma apel, tahap kedua adalah analisis perubahan mutu minuman beraroma apel selama penyimpanan, dan tahap ketiga adalah pendugaan umur simpan minuman beraroma apel. Diagram alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 1. Karakterisasi Minuman Beraroma Apel Bahan baku berupa minuman beraroma apel dianalisis komposisinya. Parameter yang diamati untuk komposisi produk terdiri dari analisis kadar gula total, total padatan terlarut, total asam, pH, kadar vitamin C, warna, dan kekeruhan. Sementara untuk analisis mikrobiologi dilakukan penetapan jumlah E. coli dan angka lempeng total TPC. 2. Perubahan Mutu Minuman Beraroma Apel Selama Penyimpanan Minuman beraroma apel disimpan di dalam inkubator bersuhu 25 o C, 30 o C, dan 40 o C, dengan perlakuan penjemuran di bawah sinar matahari 2 jam, dan tidak dilakukan penjemuran setiap hari. Penyimpanan dilakukan selama 3 bulan dengan periode analisis setiap 1 minggu. Setiap perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Pengujian dilakukan 2 kali duplo. Parameter yang diamati adalah warna, total asam, kadar vitamin C, pH, dan organoleptik. Prosedur analisa disajikan pada Lampiran 1. 3. Pendugaan Umur Simpan a. Penentuan Nilai Kritis Minuman disimpan pada kondisi ekstrim dijemur dan disimpan pada suhu tinggi. Kemudian dilakukan pengamatan organoleptik setiap hari meliputi warna dan aroma minuman, sampai minuman tersebut dianggap tidak diterima oleh konsumen. Faktor utama yang mempengaruhi warna adalah nilai L, sedangakan yang berpengaruh terhadap aroma ada beberapa faktor diantaranya nilai total asam, pH, dan terbentuknya gas CO 2 . Kemudiaan parameter tersebut dianalisis kuantitatif, misalnya parameter warna diukur tingkat kecerahan minuman nilai L. Hasil analisis kuantitatif tersebut dijadikan nilai kritis dalam penentuan umur simpan. Akan tetapi untuk parameter yang ada standarnya SNI, misalnya mikrobiologi, nilai kritis berdasarkan standar yang ada SNI.

b. Perhitungan Umur Simpan

Perhitungan umur simpan dilakukan dengan metode akselerasiArrhenius. Metode Arrhenius digunakan dengan asumsi suhu penyimpanan tetap atau dianggap tetap. Pada penelitian ini, penyimpanan minuman dilakukan di dalam tiga inkubator yang suhunya terkontrol pada suhu 25 o C, 30 o C, dan 40 o C, sehingga suhu penyimpanan tetap atau dianggap tetap. Pendugaan umur simpan dengan metode Arrhenius ini dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: k = k x e -EaRT keterangan: k : konstanta penurunan mutu k o : konstanta tidak tergantung pada suhu Ea : energi aktivasi T : suhu mutlak o C + 273 R : konstanta gas = 1,986 kalmol Konstanta penurunan mutu k dicari dengan cara membuat grafik kenaikan parameter misal: warna selama hari pengamatan dari data perubahan warna, dan dari grafik tersebut akan didapatkan suatu persamaan regresi linier, dimana nilai slope dari tiap garis pada masing- masing suhu penyimpanan akan diplotkan pada grafik hubungan nilai konstanta penurunan mutu k dengan nilai 1T. Selanjutnya dari grafik tersebut akan diperoleh kembali suatu persamaan regresi linier untuk mendapatkan nilai konstanta penurunan mutu tersebut. Nilai inilah nantinya yang menjadi suatu konstanta perhitungan bagi umur simpan Syarief dan Halid,1993. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian. Bahan Baku minuman beraroma apel 1. Karakterisasi Minuman Beraroma Apel - Kadar Gula Total - Warna - Total Padatan Terlarut - pH - Total Asam - Kekeruhan - Kadar Vitamin C - Kadar abu 2. Analisa Mikrobilogi - E. coli - TPC Analisis Perubahan Mutu Minuman Beraroma Apel Selama Penyimpanan Periode : 1 minggu Waktu : 12 minggu Parameter : - Warna - Kadar Vitamin C - pH - Total Asam - Organoleptik - Analisis Mikrobiologi dilakukan pada awal, tengah dan akhir periode Penyimpanan Perlakuan : - Suhu 25 o C, 30 o C, 40 o C - Jemur 2 jam, tanpa jemur Umur Simpan hari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK MINUMAN BERAROMA APEL

Hasil karakteristik awal minuman ringan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Karakteristik Minuman Beraroma Apel No. Parameter SNI Nilai Tanpa natrium benzoat Natrium benzoat 200 ppm Natrium benzoat 400 ppm 1. Total gula sebagai sakarosa bb Min. 6 a 9 9 9 2. Kekeruhan FTU td 405,25 374,25 355,25 3. Total asam tertirasi ml NaOH 0,1N100 ml sampel td 5,94 5,72 5,50 4. Kadar vitamin C mg asam askorbat100 ml sampel td 2,464 2,464 2,816 5. Total padatan terlarut brik td 8 8 7,8 6. pH td 3,615 3,752 4,03 7. Warna L td 25,85 25,86 26,69 a td 30,96 31,13 31,52 b td 75,95 75,30 74,64 8. Pengawet mgkg Maks. 600 b 200 400 9. TPC selml Maks. 2,0 x 10 2 a 1,52 x 10 2 10. E. coli APM100ml 2,2 a 0 0 0 Keterangan: a = SNI 01-3143-1992, Minuman Teh Dalam Kemasan. b = SNI 01-0222-1995, Bahan Tambahan Makanan. td = tidak dispesifikasi. Berdasarkan Tabel 4 ketiga produk minuman beraroma apel, secara umum sama hanya berbeda kandungan natrium benzoat yang ditambahkan pada miuman beraroma apel. Minuman tanpa natrium benzoat, minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm, dan minuman dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. Perbedaan konsentrasi natrium benzoat yang ditambahkan mempengaruhi hasil analisis total mikroba dan E. coli, pada minuman tanpa natrium benzoat terdapat jumlah total mikroba 1,52 x 10 2 selml, hal ini terjadi karena pada minuman tanpa natrium benzoat tidak