Umur Simpan HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penilain organoleptik menunjukkan bahwa selama penyimpanan, penilaian panelis terhadap parameter warna mengalami penurunan. Warna minuman beraroma apel menjadi pudar. Hal ini sebanding dengan hasil pengujian warna menggunakan colortec, nilai kecerahan minuman mengalami kenaikan, semakin tinggi nilai kecerahan minuman maka warnanya akan semakin cerah putih. Berdasarkan Gambar 13 dan 14, minuman beraroma apel yang dijemur penurunan warnanya lebih besar dibandingkan dengan minuman yang tidak dijemur, karena warna minuman yang dijemur warnanya lebih pudar akibat degradasi warna oleh sinar matahari UV. Selain itu juga terdapat endapan berwarna coklat yang diduga merupakan residu dari pewarna yang pudar. Hasil penilaian organoleptik terhadap parameter aroma minuman beraroma apel mengalami penurunan. Berdasarkan Gambar 15 dan 16, panelis memberikan penilaian terhadap aroma minuman A di bawah 3 netral. Aroma yang tercium dari minuman A adalah aroma alkohol dan asam. Hal ini dikarenakan pertumbuhan mikroorganisme pada minuman A meningkat dengan cepat, sehingga mempercepat terjadinya proses fermentasi. Gula yang difermentasi akan diubah menjadi asam dan etanol oleh mikrooganisme yang tumbuh pada minuman A. Perlakuan penjemuran dan tidak dijemur tidak terlalu berpengaruh terhadap penilaian aroma oleh panelis.

C. Umur Simpan

Penentuan umur simpan suatu produk dilakukan dengan mengamati produk selama penyimpanan sampai terjadi perubahan yang tidak dapat diterima lagi oleh konsumen. Penentuan umur simpan dilakukan dengan mengamati perubahan yang terjadi pada produk selama selang waktu tertentu. Menurut Syarief dan Halid 1993, penurunan mutu makanan terutama dapat diketahui dari perubahan faktor mutu tersebut, oleh karenanya dalam menentukan daya simpan suatu produk perlu dilakukan pengukuran terhadap atribut mutu produk tersebut. Hasil atau akibat berbagai reaksi kimiawi yang terjadi di dalam produk makanan bersifat akumulatif dan irreversible tidak dapat dipulihkan kembali selama penyimpanan sehingga pada saat tertentu hasil reaksi tersebut mengakibatkan mutu makanan tidak dapat diterima lagi. Berdasarkan data, pertumbuhan E. coli dan total mikroba nilai kritisnya lebih cepat tercapai. Batas maksimum untuk total mikroba dan E. coli adalah 2,0 x 10 2 selml dan 2,2 APM100 ml yang ditetapkan oleh SNI 01-3143-1992. Besarnya angka pertumbuhan total mikroba dan E. Coli dipengaruhi oleh keberhasilan proses produksi proses produksi yang higienis. Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh suhu, tetapi jenis mikroorganisme yang terkandung beragam jenisnya, sehingga suhu optimum untuk pertumbuhannya pun berbeda pula. Pada suhu optimum yang berbeda, jumlah total mikroba TPC tidak langsung menunjukkan laju kerusakan karena jenis mikroba yang tumbuh juga berbeda, sehingga parameter mikrobiologi tidak dapat digunakan sebagai parameter kritis untuk simulasi perhitungan umur simpan. Pada penelitian ini parameter kritis yang digunakan adalah warna. Pemilihan parameter warna sebagai parameter kritis karena laju perubahan mutunya lebih besar, selain parameter mikrobiologi, sehingga nilai kritisnya lebih cepat tercapai. Parameter warna merupakan parameter yang menarik perhatian konsumen dan yang pertama memberikan kesan disukai atau tidak disukai suatu produk. Panelis memberikan penilaian yang berbeda terhadap kepudaran warna ketiga minuman. Nilai kritis diperoleh dari hasil pengukuran tingkat kecerahan lightness parameter bersangkutan terhadap produk yang dinilai rusaktidak layak oleh panelis. Nilai kritis produk yang dianggap rusak atau tidak diterima oleh konsumen dapat dilihat pada tabel 9, 10, dan 11. Tabel 9. Karakteristik minuman beraroma apel tanpa natrium benzoat yang tidak diterima konsumen Parameter Nilai Warna L 28,35 a 32,56 b 76,06 pH 3,36 Total asam tertitrasi 7,04 ml NaOH100 ml sampel Vitamin C 0,704 mg asam askorbat100 ml sampel Tabel 10. Karakteristik minuman beraroma apel konsentrasi natrium benzoat 200 ppm yang tidak diterima konsumen Parameter Nilai Warna L 30,12 a 33,78 b 79,60 pH 3,625 Total asam tertitrasi 6,6 ml NaOH100 ml sampel Vitamin C 1,408 mg asam askorbat100 ml sampel Tabel 11. Karakteristik minuman beraroma apel konsentrasi natrium benzoat 400 ppm yang tidak diterima konsumen Parameter Nilai Warna L 32,21 a 32,32 b 83,25 pH 3,95 Total asam tertitrasi 6,6 ml NaOH100 ml sampel Vitamin 1,76 mg asam askorbat100 ml sampel Setelah diketahui parameter dan nilai kritis dari masing-masing minuman, kemudian dilakukan penghitungan umur simpan menggunakan metode Arrheniusakelerasi. Langkah-langkah perhitungan pendugaan umur simpan dengan menggunakan persamaan Arrhenius tersebut adalah : Contoh perhitungan pendugaan umur simpan minuman beraroma apel dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm adalah sebagai berikut : a. Menghitung laju perubahan mutu minuman dari parameter warnakecerahan k. Nilai k didapat dari nilai slope grafik perubahan nilai L. Nilai k untuk minuman beraroma apel pada masing-masing suhu dan penjemuran dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Laju perubahan mutu minuman beraroma apel Perlakuan Suhu 25 o C 30 o C 40 o C Jemur 0,0761 0,0808 0,088 Tidak 0,0623 0,0706 0,0798 b. Dibuat grafik hubungan ln k dengan 1T suhu mutlak o C + 273 y = -891.06x + 0.4186 R 2 = 0.9941 -2.6 -2.58 -2.56 -2.54 -2.52 -2.5 -2.48 -2.46 -2.44 -2.42 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 Gambar 17. Grafik hubungan ln k dengan 1T minuman yang dijemur. Dari grafik didapatkan persamaan regresi linear: Y = -891,06 X + 0,4186 atau ln k = -891,06 1T + 0,4186 sehingga nilai ko = е 0,4186 = 1,5198 Analisis regresi linier dari Gambar 17 akan menghasilkan persamaan regresi linier y = ax + b. Nilai a merupakan nilai –EaR dari persamaan Arrhenius. Nilai b merupakan nilai ln k dari persamaan Arrhenius. Setelah nilai –EaR dan ln k diketahui, maka akan diperoleh nilai k konstanta laju penurunan parameter mutu pada persamaan Arrhenius. c. Menghitung nilai k dengan persamaan Arrhenius k = k x e -EaRT k = 1,5198 x е -891,06 1T sehingga didapat nilai k untuk masing-masing suhu penyimpanan: k 25 = 0,0764 k 30 = 0,0803 k 40 = 0,0882 d. Umur simpan minuman beraroma apel dapat diketahui, yaitu: Tabel 13. Umur simpan minuman beraroma apel dengan konsentrasi natrium benzoat 400 ppm. Dengan cara yang sama, umur simpan minuman beraroma apel dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm dan 0 ppm dapat dihitung. Umur simpan kedua minuman tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 dan 15. Tabel 14. Umur simpan minuman beraroma apel dengan konsentrasi natrium benzoat 200 ppm. Tabel 15. Umur simpan minuman beraroma apel dengan konsentrasi natrium benzoat 0 ppm. Umur simpan tersebut hanya didasarkan pada parameter warna. Masa kadaluarsa minuman tersebut tidak selalu tepat, karena ada parameter mutu lain yang juga mempengaruhi. Misalnya pada minuman beraroma apel dengan konsentrasi natrium benzoat 0 ppm, berdasarkan parameter warna minuman tersebut mempunyai umur simpan sekitar 23 hari minuman yang dijemur dan 29 hari minuman yang tidak dijemur, tetapi pada kenyataanya minuman tersebut sudah rusak pada hari ke-21 karena terjadi pertumbuhan kapang. Suhu Umur simpan Jemur Tidak 25 o C 72,2014 hari 87,0761 hari 30 o C 68,7253 hari 80,1818 hari 40 o C 62,5622 hari 68,5272 hari Suhu Umur simpan Jemur Tidak 25 o C 54,8087 hari 73,6022 hari 30 o C 50,4831 hari 68,4070 hari 40 o C 43,1680 hari 59,5068 hari Suhu Umur simpan Jemur Tidak 25 o C 22,6386 hari 29,2299 hari 30 o C 21,6252 hari 27,8776 hari 40 o C 19,8192 hari 25,4733 hari

D. Pembahasan Umum