Prinsip-prinsip Perbaikan Buku Pengayaan Menulis Pantun Berbasis

188

2. Aspek Penyajian

Pada aspek penyajian, setelah tanggapan siswa dikonversikan ke dalam bentuk angka, diproleh nilai 88,30. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penyajian buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4menurut siswa tergolong sangat baik. 3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan Pada aspekbahasa dan keterbacaan, setelah tanggapan siswa dikonversikan ke dalam bentuk angka, diproleh nilai 86,29. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menurut siswa, bahasa dan keterbacaanbuku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4sangat baik.

4. Aspek Grafika

Pada aspekgrafika, setelah tanggapan siswa dikenversikan ke dalam bentuk angka, diproleh nilai 85,08. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa grafika penyajian buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4menurut siswa tergolong sangat baik. Saran yang diberikan siswa terkait aspek grafika adalah perbaikan terhadap komposisi warna.

4.1.4.3 Prinsip-prinsip Perbaikan Buku Pengayaan Menulis Pantun Berbasis

Nilai-nilai Karakter bagi Siswa Kelas 4 Berdasarkan penilaian ahli, guru, serta tanggapan siswa, diketahui bahwa ada beberapa aspek di dalam buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai 189 karakter bagi siswa kelas 4yang perlu diperbaiki. Saran-saran yang direkomendasikan guru, ahli, dan siswa akan dipertimbangkan sebagai prinsip- prinsip perbaikan buku,sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.19. Tabel 4.19RekapitulasiSaran Perbaikan Buku Pengayaan Menulis Pantun Berbasis Nilai-nilai Karakter bagi Siswa Kelas 4 Aspek Isi Subaspek Saran Perbaikan Buku pengayaan menulis pantun yang diinginkan Gambar ilustrasi buku menggunakan foto, bukan gambar kartun Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu Tata tulis lebih dicermati Materi buku dilengkapi latihan dan pengayaantugas menulis pantun Latihan dan pengayaan diperbanyak Penambahan umpan balik di akhir latihan dan pengayaan Integrasi nilai-nilai karakter religious Bahasa-bahasaistilah islami di dalam cerita ditambah, integrasi nilai religius lebih ditonjolkan Jenis cerita sumber inspirasi menulis pantun Cerita yang menyulut emosi ditambahkan Halaman refleksi Halaman refleksi ditambah. Ulasan nilai-nilai karakter Judul “Kita Tiru, Yuk” diganti dengan “Kita Teladani, Yuk” Aspek Penyajian Subaspek Saran Perbaikan Tujuan pembelajaran Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dicantumkan di bagian pengantar bab Menarik minat dan perhatian siswa Cerita yang disajikan hendaknya bisa menimbulkan rasa penasaran dan emosi . Penambahan contoh pantun jenaka dan contoh pantun yang keliru. Cerita disajikan dengan penataan kalimat yang runtut dan jelas acuannya 190 Hubungan bahan Judul bab dibuat lebih lugas dan dibedakan dengan judul cerita Aspek Bahasa dan Keterbacaan Subaspek Saran Perbaikan Lugas Penambahan diksiistilah “baru” untuk menambah perbendaharaan kata siswa Kesesuaian dengan kaidah bahasa yang benar aspek Beberapa teks yang salah tik diperhatikan Aspek Grafika Subaspek Saran Perbaikan Ukuran buku Ukuran buku diperbesar Jenis huruf dan ukuran huruf a. Pilihan huruf dan diperbaiki agar buku lebih menarik b. Bagian tertentu dari bacaan diperbesar agar tampak lebih menonjol Sampul buku a. Pilihan warna pada sampul dibuat lebih “sejuk” b. Pilihan huruf pada sampul diperbaiki agar lebih menarik. c. Desain sampul diperbaiki agar lebih mencerminkan isi buku Akan tetapi, tidak semua saran masukan yang diperoleh dijadikan sebagai dasar perbaikan karena peneliti mempunyai konsep dan pertimbangan sendiri dalam melakukan revisi atau perbaikan terhadap buku pengayaan yang dikembangkan. Dengan demikian, buku tersebut memiliki karakteristik tersendiri.Saran-saran yang tidak direalisasikanmeliputi 1gambar ilustrasi buku menggunakan foto;2 cerita yang menyulut emosi, contoh pantun jenaka, halaman latihan, halaman pengayaan, dan halaman refleksi diperbanyak; 3 penambahan istilah-istilah islami, 4 penambahan diksi-diksi “baru” untuk 191 memperkaya perbendaharaan kata siswa, 5ukuran buku diperbesar, serta 6 penonjolan bagian yang menarik dari cerita. Penggantian gambar ilustrasi dari kartun menjadi foto tidak direalisasikan karena cerita di dalam buku pengayaan yang dikembangkan adalah cerita fiksi yang saling terkait sehingga tokoh-tokoh yang dihadirkan pun harus konsisten. Apabila tokoh-tokoh tersebut divisualisasikan dengan foto, gambar akan terkesan tidak natural karena cerita tersebut harus diperankan. Penggantian ilustrasi cerita secara otomatis akan merombak semua ilustrasi yang sudah dibuat, termasuk ilustrasi sampul sehingga waktu dan biaya yang harus dikeluarkan pun menjadi lebih banyak. Dengan demikian, ilustrasi di dalam buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4 tetap akan menggunakan gambar kartun. Penambahan cerita yang menyulut emosi, contoh pantun jenaka, latihan, pengayaan, dan halaman refleksijuga tidak dilakukan.Secara teknis, hal tersebut akan menambah ketebalan buku. Padahal, buku pengayaan yang dikembangkan sudah tergolong tebal untuk anak usia SD. Perubahan cerita akan menyebabkan terjadinya pengubahan pantun, ulasan nilai karakter, latihan, dan pengayaan. Rasa penasaran siswa terhadap isi cerita sudah dipancing melalui pertanyaan pancingan yang mengawali halaman pengantar tiap-tiap bab. Penambahan contoh pantun jenaka tidak dilakukan karena tidak semua cerita di dalam buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4tepat untuk diubah menjadi pantun jenaka. Di dalam buku tersebutsudah disajikan beberapa contoh pantun jenaka yang sesuai dengan isi cerita yang mendahuluinya. Selain itu, 192 penyusunan buku tersebut memang lebih difokuskan pada pembentukan karakter sehingga contoh pantun yang disajikan pun mengandung nilai-nilai keteladanan. Selain itu, variasi sembilan macamlatihan, sembilan macam pengayaan, sembilan cerita, dan sepuluh refleksi dirasa sudah cukup untuk memfasilitasi siswa dalam mengasah keterampilan menulis pantun. Apabila buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4terlalu tebal dan latihannya terlalu banyak, dikhawatirkan buku menjadi tidak menarik. Penambahan istilah-istilah islami tidak dilakukan karena buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4ditujukan bagi siswa kelas 4 secara umum. Penambahan istilah-istilah islami akan mempersempit ruang lingkup pembaca terbatas hanya pada pembaca muslim. Penambahan diksiistilah “baru” untuk menambah perbendaharaan kata siswa sebenarnya sudah dilakukan di dalam bukuyang dikembangkan. Diksi-diksi tersebut diselipkan di dalam cerita, di dalam pantun, dan juga di dalam kolom “Tahukah Kamu?”. Istilah-istilah tersebut akan dipertegas melalui penambahan halaman glosarium. Penambahan diksiistilah disesuaikan dengan isi cerita dan jumlahnya terbatas. Apabila penambahan diksi “baru” terlalu banyak, dikhawatirkan buku menjadi sulit dipahami dan melenceng dari tujuan awal. Penggantian jenis huruf tidak dilakukan karena pemilihan huruf-huruf tersebut sudah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan. Selain itu, huruf- huruf-huruf tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kemudahan huruf-huruf tersebut untuk dibaca. 193 Pembesaran ukuran buku tidak dilakukan dengan pertimbangan bahwa ukuran B5 sudah cukup besar bagi anak SD. Selain itu, buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4juga dirancang agar praktis dibawa siswa. Adapun penonjolan kutipan tertentu dari cerita tidak dilakukan karena sebagian besar halaman buku yang memuat cerita sudah dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Penonjolan kutipan akan membuat teks cerita terlihat penuhsesak. Berdasarkan uraian dan pertimbangan-pertimbangan tersebut, diperoleh prinsip-prinsip perbaikan buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4. Prinsip-prinsip tersebut disajikan pada Tabel 4.20. Tabel 4.20Prinsip-prinsip Perbaikan Buku Pengayaan Menulis Pantun Berbasis Nilai-nilai Karakter bagi Siswa Kelas 4 Aspek Isi Subaspek Saran Perbaikan Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu Tata tulis lebih dicermati Materi buku dilengkapi latihan dan pengayaantugas menulis pantun Penambahan umpan balik di akhir latihan dan pengayaan Integrasi nilai-nilai karakter religius nilai religius lebih ditonjolkan Ulasan nilai-nilai karakter Judul “Kita Tiru, Yuk” diganti dengan “Kita Teladani, Yuk” Aspek Penyajian Tujuan pembelajaran Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dicantumkan di bagian pengantar bab 194 Menarik minat dan perhatian siswa Penambahan contoh pantun yang keliru Cerita disajikan dengan penataan kalimat yang runtut dan jelas acuannya Hubungan bahan Judul bab dibuat lebih lugas dan dibedakan dengan judul cerita Aspek Bahasa dan Keterbacaan Lugas Penambahan glosarium. Kesesuaian dengan kaidah bahasa yang benar aspek Koreksi terhadap teks yang salah cetak Aspek Grafika Sampul buku a. Pilihan warna pada sampul dibuat lebih “sejuk” b. Pilihan huruf pada sampul diperbaiki agar lebih menarik c. Desain sampul diperbaiki agar lebih mencerminkan isi buku

4.1.5 Hasil Perbaikan Prototipe Buku Pengayaan Menulis Pantun Berbasis

Nilai-nilai Karakter bagi Siswa Kelas 4 Berdasarkan pengamatan dan uji validasi produk, didapatkan hasil penilaian dan masukan-masukan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan terhadap buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4, baik dari guru maupun ahli. Hasil perbaikan terhadap prototipe buku dipaparkan sebagai berikut. 1. Perbaikan pada aspek isi Perbaikan yang dilakukan pada aspek isi meliputi penambahan umpan balik di akhir latihan, penonjolan nilai-nilai religius,serta penggantian judul subbab “Kita Tiru, Yuk” menjadi “Kita Teladani, Yuk”. Penambahan umpan balik dilakukan dilakukan dengan mencantumkan kolom “Yuk, Cek Pantumnu” yang memuat ciri-ciri pantun. Kolom tersebut dapat