Kondisi Buku-buku tentang Pantun yang Sudah Ada

96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan dipaparkan hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut meliputi lima hal, yaitu 1 kondisi buku-buku tentang pantun yang sudah ada, 2 kebutuhan siswa dan guru terhadap buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4, 3 prototipe bukubuku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4, 4 hasil penilaian guru bahasa Indonesia dan ahli serta tanggapan siswa terhadap prototipe buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4, dan 5 perbaikan terhadap prototipe buku pengayaan menulis pantun berbasis nilai-nilai karakter bagi siswa kelas 4.

4.1.1 Kondisi Buku-buku tentang Pantun yang Sudah Ada

Untuk mengetahui kondisi buku-buku tentang pantun yang sudah ada,dilakukan analisis terhadap sepuluh buku tentang pantundengan tahun terbit yang berbeda. Hal yang dianalisis dari sepuluh buku tersebut adalah aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa dan keterbacaan, serta aspek grafika.

1. Aspek Isi

Subaspek yang disoroti pada isi buku-buku yang sudah ada meliputi 1 subaspek ruang lingkup materi, 2 subaspek ketersediaan konsepteori pantun, 3 97 subaspek integrasi nilai karakter, dan 4 subaspek sumber inspirasi penulisan. Kondisi sub-sub aspek tersebut disajikan secara ringkas di dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan Aspek Isi Materi Judul Buku Ruang Lingkup Konsep Teori Pantun Integrasi Nilai Karakter Sumber Inspirasi Penulisan Berbalas Pantun Remaja 2003 Pantun Tidak ada Tidak ada Tidak ada Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun untuk SD, SMP, SMA, dan Umum 2004 Pantun dan peribahasa Ada Tidak ada Tidak ada Koleksi Pantun, Puisi, Kata Mutiara, dan Peribahasa 2008 Pantun, kata mutiara, puisi, peribahasa Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sastra Indonesia Lengkap: Pantun, Puisi, Majas, Peribahasa, dan Kata Mutiara 2009 Pantun, puisi, majas, peribahasa, dan kata mutiara Ada Tidak ada Tidak ada Mengenal Pantun dan Puisi Lama: Pantun, Karmina, Syair, Gurindam, Seloka, dan Talibun 2009 Pantun, karmina, syair, gurindam, seloka, dan talibun Ada Tidak ada Tidak ada Pantun Jenaka: Kumpulan Puisi Anak Negeri 2010 Pantun Ada Tidak ada Tidak ada Mari Berpantun 2010 Pantun Ada Tidak ada Tidak ada Buku Pintar Pantun, Puisi, dan Majas 2011 Pantun, puisi, majas Ada Tidak ada Tidak ada Buku Pintar Sastra Indonesia: Majas, Sajak, Puisi, Syair, Pantun, Peribahasa 2012 Majas, sajak, puisi, syair, pantun, peribahasa Ada Tidak ada Tidak ada Cara Mudah Menulis Pantun, Puisi, dan Cerpen untuk Pelajar 2013 Pantun, puisi, cerpen Ada Tidak ada Tidak ada 98 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa buku-buku khusus seputar pantun semakin sedikit. Dari sepuluh sampel yang diambil, hanya tiga sampel yang mengkhususkan pengkajian pada pantun. Tujuh sampel yang lain menggabungkan kajian pantun dengan kajian jenis karya sastra yang lain. Hal tersebut kemungkinan dilatarbelakangi oleh faktor kepraktisan. Fakta yang lainnya adalah belum ada sebagian besar sampel belum memiliki sasaran yang spesifik. Buku-buku tersebut menjadi bacaan semua kalangan. Dengan demikian, bahasa yang digunakan pun disamaratakan bagi pembaca segala usia. Padahal, bacaan yang baik adalah bacaan yang bahasanya sesuai dengan tingkat kognitif pembacanya. Selain itu, belum tampak adanya integrasi nilai-nilai karakter di dalam buku-buku kumpulan pantun yang sudah ada. Padahal, pengintegrasian nilai-nilai karakter di dalam buku pengayaan menjadi hal yang wajar sekaligus vital karena program pengembangan karakter bangsa sudah menjadi salah satu program yang tertuang di dalam Kebijakan Nasional: Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Agar program tersebut dapat mencapai hasil optimal, diperlukan cara yang menyenangkan dan tidak menggurui. 2. Aspek Penyajian Subaspek yang disoroti pada penyajianbuku-buku yang sudah ada meliputi 1 subaspek penyajian konsepteori pantun, 2 subaspek penyajian contoh pantun, dan 3 subaspek penyajian halaman praktik menulis pantun. Hal-hal tersebut disajikan secara ringkas di dalam Tabel 4.2. 99 Tabel 4.2 Perbandingan Aspek Penyajian Penyajian Judul Buku KonsepTeori Pantun Contoh Pantun Praktik Menulis Pantun Berbalas Pantun Remaja 2003 Tidak ada Instan Tidak ada Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun untuk SD, SMP, SMA, dan Umum 2004 Instan Instan Tidak ada Koleksi Pantun, Puisi, Kata Mutiara, dan Peribahasa 2008 Tidak ada Instan Tidak ada Sastra Indonesia Lengkap: Pantun, Puisi, Majas, Peribahasa, dan Kata Mutiara 2009 Instan Instan Tidak ada Mengenal Pantun dan Puisi Lama: Pantun, Karmina, Syair, Gurindam, Seloka, dan Talibun 2009 Instan Instan Tidak ada Pantun Jenaka: Kumpulan Puisi Anak Negeri 2010 Instan Instan Tidak ada Mari Berpantun 2010 Instan Instan Tidak ada Buku Pintar Pantun, Puisi, dan Majas 2011 Instan Instan Tidak ada Buku Pintar Sastra Indonesia: Majas, Sajak, Puisi, Syair, Pantun, Peribahasa 2012 Instan Instan Tidak ada Cara Mudah Menulis Pantun, Puisi, dan Cerpen untuk Pelajar 2013 Instan Bertahap Ada Berdasarkan Tabel 4.2, tampak bahwa buku-buku yang ada pada umumnya masih mengarah kepada pengembangan kemampuan menghafal atau transferpengetahuan. Hal ini tampak dari penyajian konsep dan contoh-contoh pantun. Konsep dan contoh-contoh tersebut disajikan secara instan tanpa 100 menyertakan konteks penulisan pantun. Akibatnya, pembaca akan cenderung menghafal konsep dan contoh-contoh pantun daripada terinspirasi untuk menulis pantun. Hal tersebut semakin jelas dengan ketiadaan lembar praktik menulis pantun pada sebagian sampel. Selain itu, diperoleh fakta bahwa kriteria penyajian bahan ajar yang baik masih belum terpenuhi. Uraian yang disampaikan masih belum menunjukkan tujuan pembelajaran dan penahapan pembelajaran yang jelas. Teori dan contoh pantun yang disajikan secara instan membuat buku menjadi kurang menarik . Sebaliknya, siswa pun menjadi pasif dan kreativitasnya terhambat.

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan

Subaspek yang disoroti pada bahasa dan keterbacaan buku-buku yang sudah ada meliputi dominasi bahasa Melayu dan ketersediaan gambar ilustrasi pendukung teks. Kondisi sub-sub aspek tersebut disajikan secara ringkas di dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan Aspek Bahasa dan Keterbacaan Bahasa dan Keterbacaan Judul Buku Dominasi Bahasa Melayu pada Contoh Pantun Gambar Ilustrasi Pendukung Teks Berbalas Pantun Remaja 2003 Besar Tidak ada Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun untuk SD, SMP, SMA, dan Umum 2004 Kecil Tidak ada Koleksi Pantun, Puisi, Kata Mutiara, dan Peribahasa 2008 Besar Tidak ada Sastra Indonesia Lengkap: Pantun, Puisi, Majas, Peribahasa, dan Kata Mutiara 2009 Besar Tidak ada 101 Mengenal Pantun dan Puisi Lama: Pantun, Karmina, Syair, Gurindam, Seloka, dan Talibun 2009 Kecil Tidak ada Pantun Jenaka: Kumpulan Puisi Anak Negeri 2010 Besar Tidak ada Mari Berpantun 2010 Besar Tidak ada Buku Pintar Pantun, Puisi, dan Majas 2011 Kecil Tidak ada Buku Pintar Sastra Indonesia: Majas, Sajak, Puisi, Syair, Pantun, Peribahasa 2012 Besar Tidak ada Cara Mudah Menulis Pantun, Puisi, dan Cerpen untuk Pelajar 2013 Kecil Tidak ada Ditinjau dari aspek bahasa, tampak bahwa dominasi bahasa Melayu di dalam buku-buku kumpulan pantun semakin berkurang meskipun masih ditemukan pantun-pantun klise di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa ikut berpengaruh terhadap pantun. Belum ada satu pun buku kumpulan pantun yang memuat gambarilustrasi pendukung isi buku. Ilustrasi hanya digunakan pada bagian sampul.

4. Aspek Grafika

Secara umum, aspek grafika pada buku-buku pantun yang ada sudah bagus. Desain sampul buku, ukuran buku, dan tipografi buku sudah menarik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku pantun yang sudah ada masih belum memadai. Masih terdapat “lubang-lubang” pada aspek isi, bahasa, penyajian, dan grafika. Oleh karena itu, diperlukan buku dengan desain tertentu yang dapat menutup “lubang-lubang” itu. 102

4.1.2 Kebutuhan Siswa dan Guru terhadap Buku Pengayaan Menulis