Pendekatan Penelitian Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

36

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah Margono 2003: 18. Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Menurut Travers dalam Margono 2003: 18, penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian pendidikan. Tujuannya ialah menemukan prinsip-prinsip umum, yaitu penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan. Jenis pendekatan dalam topik penelitian pembelajaran instrumen keyboard pada siswa penyandang tuna daksa ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif, yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya Moleong dalam Margono 2003: 36. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berarti interprestasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematikmenyeluruh dan sistematis. Data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, perilaku tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar angka atau frekuensi Margono 2003: 39

3.2 Lokasi, Sasaran, dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di YPAC Semarang yang beralamat di jalan K.H. A Dahlan no 4 Semarang.

3.2.2 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diungkapkan, yaitu pembelajaran instrumen keyboard pada siswa penyandang tuna daksa di YPAC Semarang.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 September 2012 hingga memperoleh data-data yang lengkap untuk menyusun skripsi. Penelitian berakhir pada tanggal 30 September 2012. Jadi penelitian dilakukan kurang lebih 4 minggu atau 1 bulan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono 2010: 62

3.3.1 Teknik Observasi

Sayodih 2005: 220 observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut berkenaan dengan proses pembelajaran meliputi kegiatan guru mengajar, siswa belajar, metode yang digunakan, media yang digunakan, hasil yang dicapai siswa dan kondisi fisik sekolah. Observasi dilakukan dengan melakukan kegiatan berbagai hal dan faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Munurut Guba dan lincold dalam Moleong 2002: 125, ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya: 1 teknik pengamatan ini didasarkan pada pengamatan secara langsung, 2 teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sediri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada kejadian yang sebenarnya, 3 pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional mauun pengetahuan yang diperoleh langsung dari data, 4 untuk mengecek tingkat kepercayaan data, 5 teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, dan 6 dalam kasus tertentu dimana teknik lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang serba guna. Menurut Margono 2003: 158, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Faisal dalam Sugiyono, 2010: 64 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi participant observation, observasi yang secara terang- terangan dan tersamar overt observation dan covert observation , dan observasi yang tak berstruktur unstruktured observation. 1 Observasi partisipasif. Dalam observasi ini, peneliti perlu terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebgai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. 2 Observasi terus terang atau tersamar. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. 3 Observasi tak berstruktur. Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan denga tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi langsung.observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Penelitian ini menggunakan jenis observasi terus terang atau tersamar, yaitu peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. sehingga peneliti berada bersama objek yang ditelitii. Jadi peneliti terjun langsung ke lapangan dan mengamati sendiri bagaimana pelaksanaan pembelajarannya dengan menggunakan pedoman observasi. Teknik observasi tersebut dilaksanakan untuk mengetahui keadaan lingkungan sekolah, proses pelaksanaan pembelajaran keyboard pada anak penyandang tuna daksa, serta kendala guru selama proses pembelajaran Faisal dalam Sugiyono 2010: 66.

3.3.2 Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksut tertentu. Percakapan itu dilakukan antara dua pihak, yaitu wawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong 2002: 135. Teknik komunikasi adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data Margono 2003: 165. Teknik wawancara atau interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula Margono 2003: 165. Esterberg dalam Sugiyono 2010: 73 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

3.3.2.1 Wawancara Terstruktur Stuctured interview

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentng informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen peneliti berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

3.3.2.2 Wawancara Semi Terstruktur Semi structured interview

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-detn interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan wawancara tersruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, ide-idenya.

3.3.2.3 Wawancara Tak Terstruktur Unstructured interview

Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpula datanya. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentng aspek yang diteliti. Untuk mendapatkan gambaran masalah yang lebih lengkap, maka peneiti perlu melakukan wawancara pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam objek. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, karena di dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan. Selain itu dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar Esterberg dalam Sugiyono 2010: 73. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan kepada kepala sekolah , guru musik, dan siswa. Teknik wawancara ini dilakukan untuk dapat mengangkat data- data tentang pembelajaran instrumen keyboard pada siswa penyandang tuna daksa di YPAC Semarang beserta kendala guru selama proses pembelajaran.

3.3.3 Teknik Studi Dokumen

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian Margono 2003: 181. Data dokumentasi yang akan dicari pada penelitian ini berupa foto bangunan tempat belajar mengajar di YPAC semarang, daftar siswa yang mengikuti pembelajaran keyboard, serta foto-foto yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran keyboard pada anak tuna daksa di YPAC semarang. Studi dokumen pada penelitian kualitatif merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut Margono 2003: 181.

3.4 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Data atau dokumen yang diperoleh dalam penelitian kualitatif perlu diperiksa keabsahannya trustworthiness. William dalam Sumaryanto 2010: 112, menyarankan empat macam standar atau kriteria keabsahan data kualitatif, yaitu: 1 derajat kepercayaan credibility, 2 keteralihan transferability, 3 kebergantungan dependability, dan 4 kepastian confirmability. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini memakai kriterium derajat kepercayaan kredibility, yaitu pelaksanaan inkuiri dengan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti sehingga tingkat kepercayaan penemuan dalam kriterium ini dapat dipakai. Kriteria derajat kepercayaan menuntut suatu penelitian kualitatif agar dipercaya oleh pembaca yang kritis dan dapat dibuktikan oleh orang-orang yang menyediakan informasi yang dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Triangulasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi data Sumaryanto 2010: 113. Menurut Patton dalam Moleong, 1989: 195 triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1 membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, 2 membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatannya sepanjang waktu, 4 membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, dan 5 membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dari kelima triangulasi sering digunakan pengujian melalui sumber lainnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber penulis melakukan perbandingan dan pengecekan baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada waktu dan alat yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memverifikasikan atau mengkonfirmasikan. Artinya, mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu berlainan dan dengan menggunakan metode yang berlainan. Teknik triangulasi yang digunakan adalah dengan menggunakan sumber data informasi dari kepala sekolah, guru, siswa yang mengikuti pembelajaran keyboard tentang pembelajaran keyboard pada siswa penyandang tuna daksa di YPAC Semarang.

3.5 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Pengaruh Pelayanan Pusat Rehabilitasi Anak Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan Terhadap Keterampilan Penyandang Tuna Grahita

12 125 92

Manfaat Terapi Wicara Bagi Anak Tuna Daksa dengan Mampu Didik Terhadap Interaksi Sosial Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jakarta

4 30 143

Pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta

0 7 0

PEMBELAJARAN MUSIK DI KELAS MUSIK PRESTASI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BAGIAN D DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

0 29 187

PENERAPAN MUSIK SEBAGAI MEDIA TERAPI FISIK MOTORIK BAGI ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

3 40 131

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

PENDAHULUAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 18

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13

STRATEGI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK KEWARGANEGARAAN WARGA DIFABEL DI KOTA SEMARANG -

0 0 69