Foto 4. 3 Ruang Kesenian Foto: Agus Trisnoto, September 2012
4.2 Pembelajaran Instrumen Keyboard
Pada pembelajaran instrumen keyboard, peneliti menguraikan beberapa hal sebagai berikut: 1 gambaran umum pembelajaran keyboard, 2 tujuan
pembelajaran keyboard, dan 3 pembelajaran keyboard yang meliputi: a strategi pembelajaran, b metode pembelajaran, c media pembelajaran, dan d sarana
penunjang
4.2.1 Gambaran Umum Pembelajaran Instrumen Keyboard
Berdasarkan hasil observasiwawancara dengan bapak Wahyudi yang peneliti dapatkan di YPAC Semarang, pembelajaran keyboard pada anak
penyandang cacat ini tidak seperti halnya pembelajaran keyboard pada anak
normal lainnya. Dalam pembelajaranpun tidak secara langsung dijelaskan tentang teori musik dasar, nada, irama, pola ritme, dinamik tentang cara duduk dan posisi
jari. Jadi berbeda dengan anak pada umumnya. Untuk pertama proses pembelajaran keyboard, anak tidak disuruh untuk duduk dan memainkan
keyboard melainkan guru terlebih dulu memainkan sebuah lagu dan anak disuruh untuk menyanyi bersama dengan tujuan supaya anak merasa senang dan tertarik
untuk belajar bermain keyboard. Setelah anak tertarik baru diperkenalkan tentang alat musik keyboard tersebut.
Awal pembelajaran keyboard anak diajarkan tentang cara menghidupkan keyboard dengan cara menekan tombol power. Pertama-tama dimulai dengan
latihan memainkan melodi menggunakan tangan kanan, kemudian latihan memainkan akord menggunakan tangan kiri, setelah itu menggabungkan ke dua
tangan. Untuk proses latihan tangan kanan, tangan kiri, hingga dua tangan sangat membutuhkan waktu yang sangat lama. Penjarian juga tidak diharuskan memakai
sepuluh jari seperti pembelajaran keyboard pada anak normal. Siswa penyandang tuna daksa ini belajar bermain keyboard dengan menggunakan satu jari, itu saja
mereka mengalami kesusahan dikarenakan oleh kondisi fisiknya yaitu bagian tubuh dan tangannya yang kaku.
4.2.2 Tujuan Pembelajaran Instrumen Keyboard
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Wahyudi, kebanyakan anak penyandang cacat merasa kepercayaan diri merupakan nilai yang jauh dari
kepribadian karena mereka mempunyai keterbatasan fisik pada anggota tubuhnya.
Mereka mengedepankan perasaan malu, rendah diri, dan pada akhirnya enggan berdampingan dengan masyarakat. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja,
mereka harus dibimbing agar bisa duduk berdampingan dengan masyarakat. Maka dari itu, tujuan pembelajaran musik khususnya pembelajaran instrumen keyboard
bagi anak penyandang tuna daksa yaitu untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri pada anak. Selain itu pembelajaran keyboard juga bertujuan agar anak
penyandang cacat mendapatkan bekal ketrampilan dalam bidang musik dan sebagai sarana hiburan. Anak penyandang cacattuna daksa bukan berarti tidak
bisa melakukan apa-apa, meskipun mereka mempunyai kerbatasan fisik dan mental tetapi mereka mempunyai hak yang sama di lingkungan masyarakat seperti
anak normal pada umumnya.
4.2.3 Proses Pembelajaran Instrumen Keyboard