4.1.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians-varians hasil belajar peserta didik dari masing-masing kelas berbeda nyata atau tidak. Untuk
mengujinya digunakan uji F, seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.3. Rangkuman hasil uji homogenitas
Kelas Varians
N F
hitung
F
tabel
Kriteria Eksperimen
24,28 42
1,346 1,6897
Homogen Kontrol
32,69 40
Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai F
hitung
= 1,346 dan pada
39 peserta didik yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 57.
Meskipun tidak masuk dalam hipotesis penelitian, dengan cara yang sama uji ketuntasan belajar juga dilakukan pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh z
hitung
= 1,826 dan pada
perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu kelas X-8 diberi pembelajaran dengan model Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
berbantuan kartu masalah dan kelas kontrol yaitu kelas X-7 diberi pembelajaran konvensional pada materi pokok dimensi tiga. Waktu yang digunakan dalam
pembelajaran dari kedua kelompok sama yaitu 3 kali pertemuan untuk
pembelajaran.
Setelah kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, peserta didik dari kedua kelas tersebut diberi ujian yang sama. Pelaksanaan tes dilakukan pada hari yang
sama, kelas eksperimen pada jam kelima dan keenam, sedangkan untuk kelas kontrol pada jam ketujuh dan kedelapan. Pembahasan mengenai hasil analisis uji
hipotesis I dan II serta hasil pengamatan akan disajikan dalam uraian berikut ini.
4.2.1 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis I
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada kelas eksperimen, banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70
ada 39 peserta didik, sedangkan pada kelas kontrol, peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 sebanyak 34 peserta didik.
Selanjutnya, dari uji proporsi pihak kanan menunjukkan bahwa persentase hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM pada kelas eksperimen melampaui 75
yang artinya hasil belajar peserta didik aspek kemampuan penalaran dan komunikasi pada kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization TAI berbantuan kartu masalah telah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Hal ini dikarenakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI memiliki peranan penting
dalam ketuntasan belajar peserta didik. Pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik berinteraksi satu sama lain, menghasilkan ide-ide, dan membuat
kesimpulan melalui diskusi. Pembelajaran kooperatif tipe TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. TAI
merupakan upaya merancang suatu bentuk intruksi individual yang dapat memecahkan masalah dengan cara peserta didik bekerja dalam tim pembelajaran
kooperatif dan bertanggung jawab atas manajemen dan pengecekan rutin, untuk membantu menyelesaikan masalah satu sama lain, dan untuk mendorong satu
sama lain mencapai tujuan Slavin, 2009:98. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI setiap peserta didik secara
individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing. Hasil belajar individual
tersebut dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok saling membantu dan
mengecek. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Pada dasarnya para peserta didik memasuki kelas dengan berbekal pengetahuan yang berbeda-beda, sehingga ketika guru menyampaikan suatu
materi pelajaran dalam kelas yang beragam pengetahuannya, kemungkinan beberapa peserta didik tidak mempunyai keterampilan-keterampilan prasyarat
untuk mempelajari materi tersebut. Pembelajaran kooperatif tipe TAI, merancang sebuah bentuk pembelajaran
kelompok, dimana para peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok