Analisis Validitas Analisis Reliabilitas Analisis tingkat kesukaran butir soal

3.5.3.1 Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti instrumen yang digunakan mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen yang valid dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid Sugiyono, 2008:121 Rumus yang digunakan untuk mencari validitas soal adalah rumus korelasi product moment yaitu: ∑ ∑ ∑ ∑ 2 ∑ 2 ∑ 2 ∑ 2 Keterangan: : koefisiensi korelasi antara X dan Y N : banyaknya peserta tes X : skor item soal Y : skor total Kriteria: jika dengan 5 maka alat ukur dikatakan valid Arikunto, 2006:170. Butir soal yang digunakan dalam penelitian adalah butir soal yang valid. Setelah dilakukan perhitungan , diperoleh item soal yang valid adalah 1a, 1b, 1c, 4, 6a, 6b, 7, 8, 9, dan 10.

3.5.3.2 Analisis Reliabilitas

Sesuatu tes dikatakan reliabel bila tes tersebut mempunyai keajegan hasil Arikunto, 2006:178. Analisis reliabilitas tes menggunakan Alpha: 1 ∑ dengan 1 2 ∑ 2 ∑ 2 dan 1 2 ∑ 2 2 ∑ 2 2 Keterangan: 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan ∑ 1 2 : jumlah varians skor tiap item 1 2 : varians total N : banyaknya butir soal Jika maka tes dikatakan reliabel Arikunto, 2006:178. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang reliabel. Dari hasil analisis untuk uji coba soal uraian diperoleh 0,844 berakibat soal yang diujikan reliabel. Keterangan selengkapnya disajikan pada lampiran 16.

3.5.3.3 Analisis tingkat kesukaran butir soal

Tingkat kesukaran butir soal yaitu persentase peserta didik yang menjawab soal dengan benar. Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran butir soal bentuk uraian adalah: TK ∑ Keterangan: TK = tingkat kesukaran butir soal B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes Arifin, 2009:272 Menurut Zaenal Arifin 2009:272 untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.2 Klasifikasi indeks kesukaran Interval Kesukaran Klasifikasi 0,71 Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belumtidak memahami materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini. 0,00 - 0,19 = soal jelek 0,20 - 0,29 = soal diperbaiki 0,30 - 0,39 = soal diterima cukup baik 0,40 ke atas = soal diterima baik Berdasarkan pada perhitungan analisis daya pembeda diperoleh kategori soal sebagai berikut. a. Soal diterima baik, yaitu nomor: 1a, 1b, 1c, 4, 6a, 6b, 7, 9, dan 10. b. Soal diterima cukup baik, yaitu nomor: 8 c. Soal jelek, yaitu nomor: 2, 3, dan 5. Selanjutnya kita perlu menghitung signifikansi daya pembeda dari tiap-tiap butir soal untuk mengetahui bahwa suatu butir soal itu dapat membedakan testi yang pandai dan kurang pandai. Rumus yang digunakan sebagai berikut. t = 1 2 2 2 1 - + - å å i i n n x x ML MH Di mana: MH = rata-rata kelompok atas ML = rata-rata kelompok bawah x 1 2 = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas Berdasarkan analisis reliabilitas tes diperoleh instrumen tes yang diujicobakan reliabel. Dari tabel tersebut disimpulkan dari 10 item soal bentuk uraian yang telah diujicobakan, 7 soal bentuk uraian dapat digunakan sebagai soal tes penalaran dan komunikasi matematika yaitu item soal nomor 1a, 1b, 1c, 4, 6a, 6b, 7, 8, 9 dan 10. Soal-soal yang telah terpilih berdasarkan hasil analisis tersebut sudah memenuhi atau mewakili setiap indikator yang telah ditentukan dalam kisi- kisi.

3.6. METODE ANALISIS DATA

3.6.1 Analisis data tahap awal 3.6.1.1 Uji Normalitas Semua data yang digunakan untuk pengujian hipotesis perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dimaksudkan sebagai langkah awal dalam mengolah data secara statistik. Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data-data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Hal ini digunakan untuk menentukan metode statistik yang akan digunakan. Jika data berdistribusi normal dapat digunakan metode statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka dapat digunakan metode nonparametrik. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas distribusi sampel adalah nilai mid semester II. Uji statistika yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas Sudjana, 2005:273 adalah sebagai berikut. 1 Menyusun data dalam tabel distribusi frekuensi a Menentukan data terbesar dan data terkecil untuk mencari rentang, rentang = data terbesar b Menentukan banyaknya kelas interval k dengan menggunakan aturan Sturges, yaitu k = 1

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CD INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI RUANG DIMENSI TIGA SMA KELAS X

0 66 181

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL MMP BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIFMATEMATIS SISWA KELAS X SMA PADA MATERI DIMENSI TIGA

0 6 349

Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Kelas X SMA N 2 Pekalongan pada Materi Pokok

1 35 230

Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X pada Materi Dimensi Tiga Berbantuan CD Pembelajaran.

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualiation Berbantuan Kartu Masalah terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Peserta Didik pada Materi Pokok Dimensi Tiga Kelas X SMA N 1 Comal.

0 1 1

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI PADA MATERI POKOK DIMENSI TIGA KELAS X.

0 1 2

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI PADA MATERI POKOK DIMENSI TIGA KELAS X.

0 0 108

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Karangtengah pada Sub Pokok Materi Persegi Panjang dan Persegi.

0 0 265