Teori Belajar Piaget Teori Belajar Bruner

2.1.2 Teori-Teori yang Melandasi Pembelajaran Matematika

Berikut ini akan diuraikan teori-teori belajar menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

2.1.2.1 Teori Belajar Piaget

Menurut pandangan Piaget Trianto, 2007:14 perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran menjadi lebih logis. Piaget dalam Sugandi, 2004:44 mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi social, dan belajar lewat pengalaman sendiri. Dengan belajar aktif pengetahuan akan terbentuk dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif peserta didik, perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik belajar sendiri misalnya dengan melakukan percobaan, mengajukan pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri atau dengan melakukan penemuan. Jean Piaget Suherman, 2004:36 menyebutkan bahwa struktur kognitif sebagai schemata yaitu kumpulan skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skema ini. Skema ini berkembang secara kronologis, sebagai interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hubungan teori belajar Piaget dengan penelitian ini ditunjukkan melalui sebuah pembelajaran yang mengandung muatan konstruktivisme. Peserta didik diharapkan aktif dalam masyarakat atau belajar berkelompok, khususnya berargumentasi dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik dapat belajar melalui pengalaman sendiri.

2.1.2.2 Teori Belajar Bruner

Teori Bruner disebut pembelajaran penemuan inkuiri adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi ide kunci dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Menurut Bruner dalam Trianto, 2007:26 belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan guru. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Menurut Bruner Suherman, 2003:44 menyatakan bahwa dalam proses belajarnya anak melewati tiga tahap, yaitu sebagai berukut. a Tahap enaktif; b tahap ikonik; c tahap simbolik. Pada tahap enaktif peserta didik secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek. Pada tahap ikonik, kegiatan yang dilakukan peserta didik berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek- objek yang dimanipulasi. Peserta didik tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan anak dalam tahap enaktif. Pada tahap simbolik peserta didik memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Peserta didik tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya tetapi tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real. Hubungan teori belajar Bruner pada penelitian ini dengan pembelajaran TAI ditunjukkan melalui sebuah pembelajaran yang mengandung muatan menemukan dalam mencari penyelesaian masalah melalui penalaran serta mengkomunikasikan hasilnya. Peserta didik mampu menalar dan mengkomunikasikan cara-cara yang tepat dari suatu masalah.

2.1.2.3 Teori Belajar Vygotsky

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CD INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI RUANG DIMENSI TIGA SMA KELAS X

0 66 181

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL MMP BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIFMATEMATIS SISWA KELAS X SMA PADA MATERI DIMENSI TIGA

0 6 349

Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Kelas X SMA N 2 Pekalongan pada Materi Pokok

1 35 230

Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X pada Materi Dimensi Tiga Berbantuan CD Pembelajaran.

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualiation Berbantuan Kartu Masalah terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Peserta Didik pada Materi Pokok Dimensi Tiga Kelas X SMA N 1 Comal.

0 1 1

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI PADA MATERI POKOK DIMENSI TIGA KELAS X.

0 1 2

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI PADA MATERI POKOK DIMENSI TIGA KELAS X.

0 0 108

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Karangtengah pada Sub Pokok Materi Persegi Panjang dan Persegi.

0 0 265