Gambar 16 Genjer. Gambar 17 Tumbuhan budidaya.
Tumbuhan pangan yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tumbuhan yang sering dikonsumsi. Pekarangan rumah menjadi tempat untuk membudidayakan
tumbuhan yang sering dimanfaatkan masyarakat. Tumbuhan tersebut meliputi katuk, singkong, pisang, cabe, bawang, dan lain-lain.
5.2.2 Potensi tumbuhan obat
Berdasarkan hasil observasi lapang di Kampung Cigeurut, ditemukan tumbuhan obat sebanyak 201 spesies dari 65 famili. Kampung Cigeurut Kulon memiliki
jumlah spesies yang lebih banyak yaitu sebanyak 198 spesies dibandingkan Kampung Cigeurut Wetan sebanyak 185 spesies. Sebagian besar memiliki banyak
persamaan spesies antara Kampung Cigeurut Kulon dan Cigeurut Wetan. Hal tersebut diakibatkan lokasinya yang bersampingan, namun dipisahkan oleh sawah,
hutan, dan pemakaman. Jika dibandingkan potensi tumbuhan obat antara Kampung Cigeurut dengan
tempat lain, maka Kampung Cigeurut memiliki potensi yang tinggi. Ditemukan 201 spesies tumbuhan obat di Kampung Cigeurut yang meliputi 2 RT. Sedangkan
penelitian Rosmiati 2010 di Kampung Gunung Leutik ditemukan sebanyak 216 spesies dari 70 famili. Penelitian tersebut dilakukan di 6 RT.
Potensi tumbuhan obat Kampung Cigeurut dikelompokkan berdasarkan familinya menjadi 65 famili. Famili tertinggi yang terdapat di Cigeurut adalah famili
Asteraceae dengan jumlah 18 spesies, kemudian famili Euphorbiaceae 16 spesies, Fabaceae 12 spesies, Zingiberaceae 11 spesies, dan sebagainya Tabel 8.
Tabel 8 Pengelompokkan tumbuhan obat berdasarkan famili
No Famili
Jumlah spesies
1 Asteraceae
18 2
Euphorbiaceae 16
3 Fabaceae
12 4
Zingiberaceae 11
5 Lamiaceae
7 6
Solanaceae 7
7 Apocynaceae
6 8
Araceae 6
9 Malvaceae
6 10
Cucurbitaceae 5
11 Piperaceae
5 12
Liliaceae 5
13 Moraceae
5 14
Famili lain 52 famili 92
Tumbuhan obat Kampung Cigeurut sebagian besar ditemukan di Kebun sebanyak 32 , 26 dari Pekarangan, 21 dari Hutan, 15 dari Sawah, dan 6 dari
areal Pemakaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan obat dapat diperoleh dari lahan masyarakat.
Gambar 18 Tipe habitat tumbuhan obat. Potensi tumbuhan obat Cigeurut berdasarkan bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan, dikelompokkan menjadi 16 bagian yang digunakan. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 114
spesies tumbuhan obat. Bagian tumbuhan lainnya meliputi buah sebanyak 47 spesies, akar sebanyak 38 spesies, herba 32 spesies, dan sebagainya Tabel 9.
21
32
6 26
15
Hutan Kebun
Makam Pekarangan
Sawah
Tabel 9 Bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat
No Bagian tumbuhan yang digunakan
Jumlah Persentase
1 Daun
114 34.86
2 Buah
47 14.37
3 Akar
38 11.62
4 Herba
32 9.79
5 Biji
20 6.12
6 Bunga
17 5.20
7 Kulit batang
14 4.28
8 Batang
13 3.98
9 Rimpang
9 2.75
10 Umbi
8 2.45
11 Kulit buah
5 1.53
12 Getah
4 1.22
13 Ranting
2 0.61
14 Minyak
2 0.61
15 Air
1 0.31
16 Rebung
1 0.31
Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan secara terus-menerus akan berdampak terhadap keberadaan spesies tumbuhan tersebut, terutama bagian yang
dimanfaatkannya adalah akar dan batang. Akar dan batang merupakan bagian yang paling penting bagi tumbuhan untuk bertahan hidup. Pengambilan akar dan
batang secara terus menerus akan mengakibatkan terhadap kelangkaan spesies. Upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian spesies tersebut yaitu
melalui perbanyakan atau budidaya. Spesies yang dimanfaatkan akarnya sebagai bahan obat diantaranya cariu Eutada scandens. Akar cariu dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat diare yang diiringi dengan pendarahan. Untuk mendapatkan cariu, masyarakat harus mengambilnya di hutan dan sulit untuk
ditemukan karena jumlahnya yang sedikit. Berdasarkan tingkat habitus, tumbuhan obat yang terdapat di Cigeurut
dikelompokkan ke dalam 7 kelompok habitus yang meliputi herba, pohon, semak, perdu, herba merambat, semak merambat, dan bambu. Habitus herba merupakan
habitus terbanyak dengan persentase 37,31 dengan jumlah 75 spesies, kemudian pohon dan semak sebanyak 18,91 , perdu sebanyak 16,92 , herba
merambat 5,47 , semak merambat 1,99 , dan bambu sebanyak 0,5 Gambar 19.
Gambar 19 Habitus tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang berada di Kampung Cigeurut berdasarkan status budidaya
terbagi menjadi 2 status budidaya yaitu tumbuhan yang sudah dibudidaya dan tumbuhan obat yang belum dibudidaya atau liar. Tumbuhan obat liar paling
banyak ditemukan di Kampung Cigeurut dengan persentase sebanyak 54 , dan sisanya sebanyak 46 adalah tumbuhan obat yang sudah dibudidayakan oleh
masyarakat. Tumbuhan obat yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tumbuhan yang sering digunakan dan mudah dalam proses budidayanya. Lahan
pekarangan menjadi tempat yang digunakan masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat.
Gambar 20 Status budidaya tumbuhan obat.
5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Pangan oleh Mayarakat